Rata-rata, Tiap Bulan Muncul Lebih 2 Lubang Menganga di Gunungkidul

Rata-rata, Tiap Bulan Muncul Lebih 2 Lubang Menganga di Gunungkidul
(Detik News : Google)
Editor: Jajang Hot News —Selasa, 7 Januari 2020 10:20 WIB

Terasjabar.id - Memasuki musim hujan, fenomena sinkhole di Kabupaten Gunungkidul kembali mencuat. Seperti di Dusun Karangawen, Desa Karangawen, Kecamatan Girisubo, di mana warga dikejutkan dengan munculnya lubang menganga berdiameter sekitar 3 meter di tengah lahan pertanian.

Dengan peristiwa yang terjadi kemarin Sabtu (4/1), BPBD mencatat ada 33 temuan sinkhole di Gunungkidul. Jumlah itu terdiri dari 32 temuan pada tahun 2018 dan 1 temuan pada awal tahun ini.Kepala Dusun Karangawen, Yuono, menjelaskan, bahwa kejadian berawal saat salah seorang warganya menuju ke lokasi kejadian untuk bertani kemarin, Sabtu. Namun, sesampainya di lokasi, saksi malah mendapati sebuah lubang menganga di ladangnya.




Saat ini belum ada aktivitas di sekitar lubang tersebut. Selain itu, belum ada pagar sebagai penanda di sekitar lubang tersebut.Yuono melanjutkan, bahwa kejadian serupa bukan kali pertamanya terjadi di Dusun Karangawen. Bahkan, pada tahun 2018 muncul 2 lubang di lahan pertanian yang ada di Dusun tersebut."Kejadian seperti ini sudah beberapa kali terjadi di (Dusun) Karangawen, tepatnya tahun 2018 itu ada 2 titik tanah ambles," katanya.


Yuono pun menunjukkan kedua lokasi tersebut, di mana salah satu lokasi munculnya lubang pada tahun 2018 hanya berada dekat dengan lubang menganga yang muncul kemarin Sabtu. jarak antara kedua lubang itu hanya sekitar 20 meter. Masih dari pantauan , kondisi lubang yang muncul tahun 2018 itu saat ini dipenuhi tanaman jagung.


Selanjutnya, Yuono menunjukkan lokasi lubang ketiga, lubang tersebut berada di tengah lahan pertanian yang berjarak sekitar 300 meter dari lubang menganga yang muncul kemarin Sabtu Sedangkan dari Jalan Dusun, lokasi lubang ketiga berjarak hanya sekitar 50 meter.


Lubang ketiga ini memiliki ukuran yang cukup besar, saat ini lubang tersebut sudah dipenuhi tanaman jagung dan pohon pisang. Selain itu, di dekat lubang tersebut saat ini terpasang papan peringatan bertuliskan 'Awas zona rawan tanah ambles'.


"Kedua lubang itu muncul di lahan milik pak Parsilan dan pak Sudayadi. Tempat pak Parsilan itu kedalaman (lubangnya) 7 meter dan diameter 2 meter, terus tempat Pak Sudayadi lebih lebar dengan kedalaman sekitar 8 meter," ujar Yuono.
Namun keberadaan lubang tersebut tidak mengurangi intensitas warga untuk melakukan kegiatan bercocok tanam.


Meskipun demikian, dia mengimbau kepada warga agar menjauhi lokasi kejadian."Aktivitas seperti biasa, tapi untuk daerah sekitar lubang ya kami sarankan kepada warga untuk sementara dihindari dulu. Terus kedepannya akan mau kasih pengamanan (pagar) di samping-sampingnya (lubang)," ucapnya.Diwawancarai terpisah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul mencatat ada 33 temuan sinkhole.



Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari tahun 2018 hingga awal tahun 2020."Untuk tahun 2018 ada temuan 32 titik sinkhole di Gunungkidul, terus tahun 2019 tidak ada temuan (sinkhole)," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Gunungkidul, Edy Basuki saat ditemui di ruangannya, Kantor BPBD Kabupaten Gunungkidul, Senin (6/1/2020).


Edi menjelaskan, 32 titik tersebut diantaranya berada di Kecamatan Semanu, Rongkop, Ponjong Girisubo, Purwosari, Tanjungsari, Saptosari dan Paliyan. Sedangkan temuan sinkhole paling banyak berada di Kecamatan Rongkop."Dari 32 titik itu, paling banyak di (Kecamatan) Rongkop dengan 18 titik," ucapnya.


Edy menjelaskan, penyebab tidak adanya temuan sinkhole pada tahun 2019 karena musim kemarau panjang. Mengingat sinkhole sendiri muncul akibat intensitas curah hujan yang tinggi. Apalagi, Gunungkidul baru mengalami musim hujan pada bulan Desember tahun 2019.


"Terus untuk tahun ini baru ada 1 temuan sinkhole di Dusun Karangawen, Desa Karangawen, Kecamatan Girisubo," ujarnya.Merujuk dari data tersebut, maka dari tahun 2018 hingga awal tahun ini BPBD mencatat ada 33 temuan sinkhole di Gunungkidul. Menurut Edy bukan tidak mungkin jumlah tersebut akan terus bertambah.

Sementara itu, Ketua Klinik Lingkungan dan Mitigasi Bencana (KLMB) UGM, Prof Suratman, menjelaskan amblasnya lahan pertanian milik warga di Gunungkidul itu disebabkan karena faktor struktur tanahnya yang berada di area karst yakni bebatuan kapur berpori.


"Pertama (lubang menganga di Gunungkidul terbentuk) dari faktor batuan batu gamping yang punya fragmen-fragmen ya, pecah-pecah itu. Nah, (fragmen) pecah-pecah ini bagian dari kalau ada air (menjadi) tempat untuk larut ke bawah," jelasnya, Senin (6/1/2020).



Lama-kelamaan, lanjut Suratman, fragmen di lahan karst itu tertutup tanah. Kemudian tanah itulah yang dimanfaatkan oleh warga, salah satunya untuk bercocok tanam. Namun struktur tanah yang terbentuk lembek karena berada di atas fragmen karst.


"Kemudian (ketika) ada air menggenang maka ini kan struktur tanah dengan batu (karst) menjadi lembek dan tanah itu menjadi turun. Nah, waktu turun itu akan terjadi semacam (lubang) berdiamater yang amblas, namanya sinkhole (karst)," tuturnya, dilansir dari Detik.com.

sinkhole gunungkidul lubang menganga


Loading...