Bencana Banjir dan Longsor di Beberapa Wilayah, Sejumlah Organisasi Perangkat Daerah Pemprov Jabar Akan Lakukan ini

Bencana Banjir dan Longsor di Beberapa Wilayah, Sejumlah Organisasi Perangkat Daerah Pemprov Jabar Akan Lakukan ini
(twitter.com/UmiHaryani5 : Google)
Editor: Epenz Hot News —Minggu, 5 Januari 2020 08:34 WIB

Terasjabar.id - Bencana Banjir dan longsor yang menimpa enam daerah di Jabar membuat Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama sejumlah instansi kemanusiaan, serta masyarakat, bahu-membahu menangani dan memulihkan dampak bencana alam.

Biro Humas dan Keprotokolan pada Biro Humaspro Setda Provinsi Jabar misalnya mendirikan Media Centre Siaga Bencana guna menyediakan informasi yang faktual dan aktual terkait kondisi daerah terdampak bencana alam.

Selain itu, keberadaan Media Centre Siaga Bencana pun dapat menangkal informasi bohong atau hoaks terkait bencana alam di Jabar yang kerap meresahkan masyarakat.

“Kami membuka media centre untuk kesiapsiagaan bencana. Nanti, di sini, media akan mendapatkan data akurat dan teraktual dari rekan-rekan OPD terkait penanganan bencana dan kondisinya,” kata Kepala Biro Humaspro Hermansyah di Gedung Sate, Kota Bandung, Minggu (5/1/2020).

Menurut Hermansyah, Media Centre Siaga Bencana pun menerima dan meneruskan laporan masyarakat tentang kejadian bencana alam.

Nantinya, petugas Media Centre Siaga Bencana bakal menghubungi OPD maupun instansi terkait untuk menindaklanjuti laporan masyarakat.

“Saya rasa masyarakat harus paham apa yang dilakukan ketika bencana terjadi, setidaknya ada channel atau kontak yang bisa dihubungi, dan mereka bisa menyampaikan apa yang sedang dialami. Penanganan itu nanti bisa dilakukan daerah. Yang terpenting mereka (masyarakat) tersosialisasikan kontak yang bisa dihubungi saat terjadi bencana,” katanya.

Kemudian, Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jabar sudah mengirim Taruna Siaga Bencana (TAGANA) ke enam daerah Jabar berstatus tanggap bencana banjir dan longsor, yakni Kabupaten Bandung Barat, Bekasi, Bogor, Karawang, Indramayu, dan Kota Bekasi.

Sekretaris Dinsos Jabar Barnas Adjudin mengatakan pihaknya telah mendirikan dapur umum, mengirim perahu karet dan mobil tangki, serta menyalurkan kebutuhan-kebutuhan dasar, seperti pakaian, susu bayi, dan telur.

“Setelah itu, kita bekerja sama dengan Dinas Kesehatan untuk mengatasi permasalahan kesehatan. Kita sudah terpadu dengan penanganannya. Yang jadi masalah itu ketika ada korban yang tidak melapor, sehingga dia tidak mendapat bantuan dan akses,” katanya.

Teraktual, kata Barnas, relawan TAGANA dari Dinsos Jabar mendistribusikan sejumlah logistik ke daerah-daerah yang sulit diakses menggunakan motor dan jalan kaki.

“Jangkauan beberapa lokasi sangat berat. Tapi, ada sekira 6.900 relawan TAGANA yang siap memberikan bantuan dan terdepan saat terjadi bencana,” ucapnya.

Dinas Kesehatan Jabar menyediakan pelayanan kesehatan 24 jam di sejumlah Puskesmas dan mendirikan pos pelayanan terpadu di beberapa lokasi.

“Terdapat 3 pelayanan kesehatan di Kabupaten Bandung Barat. 42 pos pelayanan kesehatan dan satu pos pelayanan terpadu di Kota Bekasi. Untuk daerah Kabupaten Bekasi ada 44 pelayanan kesehatan di puskesmas dan 60 posko pelayanan kesehatan,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Jabar Juanita PF.

Sebanyak 50 Puskesmas di Kabupaten Karawang memberikan pelayanan kesehatan.

Pihaknya menyediakan obat-obatan. Obat-obatan masih terpenuhi oleh kabupaten dan kota.

Di posko dan Puskesmas ada lima orang yang piket, terdiri dari dokter, perawat, serta bidan.

Jabar Quick Response (JQR) pun melakukan sejumlah upaya penyelamatan dan penanganan bencana alam.

Ketua Harian JQR Hanief Mochammad mengatakan, JQR menerima dan menindaklanjuti 62 aduan darurat rescue.

“Kami juga menyelenggarakan tanggap bencana, Jabar Memanggil. Lebih dari 21 komunitas Mapala dan Pecinta Alam yang sudah berkoordinasi melakukan penyelamatan. Kemudian dari sana, termasuk kebutuhan-kebutuhan untuk rescue. Memang yang dibutuhkan perahu karet dan motor boat, alhamdulillah BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) menyerahkan river boat untuk melakukan evakuasi,” katanya.

Menurut Hanief, ada tiga hal yang sangat diperlukan oleh pihaknya.

Pertama adalah informasi yang faktual. Kemudian, Sumber Daya Manusia (SDM) yang Tangguh dalam menyelesaikan dampak bencana dan pasca-bencana. Terakhir, makanan dan pakaian layak pakai.

“Tinggal sekarang bagaimana semua pihak tetap mewaspadai tentang bencana kesehatan pasca-bencana ini. Terutama, di wilayah yang sulit diakses. Lalu, ada beberapa hal yang dibutuhkan, makanan siap saji, pakaian laik pakai, dan alat kebersihan,” katanya.

Sementara itu, Badan Amil Zakat (Baznas) Provinsi Jabar telah mendirikan dapur umum, mengirim ambulans, mendistribusikan 5.800 nasi kotak dan 8.000 dus air mineral, menyalurkan perahu karet, dan menyediakan mobil layanan. Angka ini terus bertambah setiap harinya.

“Sekarang masih proses pembersihan pascabencana. Kami sudah menyiapkan perlengkapan bayi, mengirim relawan,” kata Kepala Divisi Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas Jabar Tri Yanto.

“Kolaborasi dan elaborasi semua pihak membuat penanganan dan penyelamatan berjalan cepat dan tepat. Semoga kita bermanfaat bagi semua,” tambahnya. Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhammad Syarif Abdussalam

Bencana Banjir Bencana Longsor Organisasi Perangkat Daerah Jawa Barat


Loading...