Mengenal Bendung Katulampa, Beton Pengingat Banjir Peninggalan Belanda

Mengenal Bendung Katulampa, Beton Pengingat Banjir Peninggalan Belanda
(Okezone News : Google)
Editor: Jajang Hot News —Jumat, 3 Januari 2020 08:55 WIB

Terasjabar.id - Banjir besar yang melanda wilayah Jabodetabek di hari pertama tahun 2020 menyentak semua orang. Tak hanya Ibu Kota negara, sejumlah kota penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi juga tak luput dari terjangan air bah. Bicara soal banjir Jakarta, tentu tak bisa lepas dari Bendung Katulampa yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat.

Ya, Bendung Katulampa kerap jadi perhatian, manakala musim penghujan tiba. Maklum saja, jembatan beton peninggalan pemerintah kolonial Belanda yang melintang sepanjang 74 meter itu merupakan hulu informasi peringatan banjir di wilayah Jakarta.

dilansir dari Okezone.com, bangunan beton yang membelah Sungai Ciliwung ini dibangun pada 16 April 1911 dan rampung pengerjaannya pada awal Oktober 1912, hingga diresmikan pada 11 Oktober 1912. Mulanya, bendung yang awalnya bernama Katoelampa Dam ini berfungsi sebagai pengatur air irigasi.

Proyek Katulampa menelan biaya sebesar 80.000 gulden. Bendung Katulampa adalah karya seorang meneer bernama Ir. Hendrik van Breen. Bendungan ini memiliki panjang 74 meter, dilengkapi dengan 5 inlaatsluis (pintu untuk mengalirkan arus ke kawasan di bawah), 3 spuisluis (pintu untuk menahan air, jika volume air berlebih dan mengancam kawasan bawah), dan lebar masing-masing pintu 4 meter.

Bendung Katulampa memang tujuannya dibangun sebagai sistem peringatan dini atas air yang mengalir ke Jakarta. Selain itu, bendungan tersebut juga digunakan sebagai sarana irigasi lahan. Bendungan ini sejatinya hanya berfungsi sebagai informasi dini terhadap bahaya banjir.

Berkat bendungan ini sebanyak 10.000 bouw sawah (orang Jawa menyebutnya bau, 1 bouw ekuivalen setara dengan 0,7 hektare-red) dapat diairi melalui Oosterslokkan (Kali Baru) Kanal Oosterslokkan ini sebelumnya telah dibangun pada abad ke-18 silam atas gagasan Gubernur Jenderal Baron van Imhoff.

Saluran air itu mengalir dari sini melintasi Weltevreden (Menteng), Jakarta Pusat. Sebelumnya kanal tersebut dimaksudkan untuk lalu lintas pelayaran ke pedalaman (arah Bogor). Bukan hanya Gubernur Jenderal Baron van Imhoff, namun juga Gubernur Jenderal Daendels telah berencana menggali kanal untuk pelayaran ke wilayah pelosok.

Begitu pentingnya Bendung Katulampa hingga Gubernur Jenderal Alexander Willem Frederik Idenburg, didampingi para pejabat penting masa itu, di antaranya Kepala Insinyur Negara Roos, Ir Van Dissel, Ir Hendrik van Breen, pengawas Leuwiliang dan Bogor, anggota dewan Ebbink, administrator D. Veenstra (Ciluar), Mulder (Kedung Halang) dan pejabat Belanda lainnya menghadiri peresmian bendungan ini.

Acara persemian itu turut dimeriahkan oleh pertunjukan gamelan dan tari-tarian, serta upacara selamatan dengan menumbalkan kepala kerbau.Meski mulai beroperasi pada 1912, namun pembangunan Bendung Katulampa sudah dipikirkan sejak tahun 1889. Ya, gagasan itu muncul kala banjir besar melanda Jakarta pada 1872. Banjir saat itu dikabarkan membuat daerah elite Harmoni ikut terendam air luapan Sungai Ciliwung.

Dari Katulampa, sebagian air Ciliwung dialirkan lewat pintu air ke Kali Baru Timur, saluran irigasi yang dibangun pada waktu yang sama. Kemudian dari Bogor bagian timur, sungai buatan itu mengalir ke Jakarta, di sepanjang sisi Jalan Raya Bogor, melalui Cimanggis, Depok, Cilangkap, sebelum bermuara di daerah Kali Besar, Tanjung Priok, Batavia.

Nah, air Kali Baru Timur itulah yang dahulu dipakai untuk mengairi sawah yang banyak terdapat di daerah antara Bogor dan Ibu Kota Jakarta.Seiring berjalannya waktu, hingga tahun 1990, areal persawahan di Bogor dan Jakarta sebenarnya masih cukup luas yakni sekitar 2.414 hektare.Namun, kini lahan persawahan itu nyaris musnah.

Hanya Bogor dan Cibinong yang masih memiliki sekitar 2 hektare sawah, sementara Jakarta hampir nihil.Alhasil, fungsi irigasi Bendung Katulampa bisa dikatakan sudah tamat sebagai imbas dari minimnya areal persawahan terutama di Jakarta.Kini, Bendung Katulampa kerap dijadikan patokan atau acuan akan datangnya banjir ke wilayah Jakarta, bilamana curah hujan di kawasan Bogor turun dengan intensitas tinggi dengan berdurasi lama.

Sejarah Bendung Katulampa Bendung Katulampa Banjir Jakarta


Loading...