Menuju PAUD Berkualitas dengan BOTRAM (Praktik baik Kemitraan Orang tua)

Menuju PAUD Berkualitas dengan BOTRAM (Praktik baik Kemitraan Orang tua)
Oleh: Aini Mardiyah
Editor: Jajang Teras Garut —Sabtu, 12 Oktober 2024 09:47 WIB

PAUD yang berkualitas adalah PAUD yang menyediakan, (1) Pembelajaran yang berkualitas, (2) Kemitraan Orang Tua, (3) Dukungan Pemenuhan Kebutuhan Esensial Anak Usia Dini, serta (4) Kepemimpinan dan pengelolaan sumber daya untuk perbaikan layanan berkelanjutan.

Tahun 2021 TK AR-ROJA ditetapkan sebagai pelaksana Program Sekolah Penggerak dan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, dibutuhkan peran orangtua. Bagaimana orangtua menyepakati kemerdekaan anak untuk belajar sesuai dengan minatnya, dan bagaimana bakat dan minat anak mendapat dukungan dari orangtua.

Sejak ditetapkannya TK AR-ROJA sebagai Sekolah Penggerak, kami berusaha melibatkan orang tua murid dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka. Kami rutin mengundang orang tua dalam rapat, silaturahmi dan perenting.

Masalahnya, hampir di setiap kegiatan pertemuan dengan orang tua murid yang diselenggarakan oleh pihak sekolah, komunikasi berjalan satu arah. Jarang sekali terjadi diskusi. Saat sebuah program di sampaikan di depan forum hanya satu dua saja orang tua yang memberikan respon atau berpendapat. 

Di setiap akhir pertemuan, pihak sekolah selalu menanyakan, "Apakah ada pertanyaan?" Umumnya hanya hening. Lalu disusul dengan mengingatkan jika ada pertanyaan terkait apa yang sudah dibahas atau ada usulan dipersilahkan untuk menghubungi Kepala Sekolah atau Ibu guru secara pribadi baik melalui WhatsApp, menulis surat, atau bertemu langsung. Tetap saja tidak ada respon.

Keadaan ini menuntut saya sebagai Kepala Sekolah untuk melakukan evaluasi. 

Apa penyebab terjadinya kesenjangan komunikasi dengan orang tua murid? 

Bagaimana cara agar terjalin komunikasi yang baik dengan orang tua murid? 

Kami, Kepala Sekolah dan guru melakukan Refleksi. 

Saya merasa ada jarak saat berkomunikasi dengan orang tua murid. 

Raisatul Hafsah, guru TK AR-ROJA menyampaikan pemikiran yang sama. 

Lalu setelah dievaluasi, 

  1. Tampaknya orang tua murid merasa pertemuan yang selama ini digelar terlalu formil. Kadang program sekolah yang kami sampaikan menggunakan bahasa yang asing bagi orang tua murid yang umumnya memiliki latar belakang pendidikan menengah ke bawah. 
  2. Chemistry pertemuan di ruangan dalam kondisi formal membuat jarak antara pihak sekolah dengan orang tua murid.

Muncullah ide untuk mengadakan "botram". Botram adalah suatu istilah untuk acara makan bersama yang biasa dilakukan oleh warga di desa. Teknisnya bisa masing-masing membawa bekal makanan (biasanya nasi dan lauknya) pada waktu yang ditentukan lalu memakannya di tempat yang disepakati, atau "réréongan" bagi tugas siapa yang membawa nasi, siapa yang membawa lauknya, ada juga yang "udunan" iuran dalam bentuk uang dan beras lalu ada yang memasak dan dimakan bersama.

Diharapkan dengan duduk bersama sambil makan-makan, bisa terjalin kedekatan dan sambil ngobrol santai kami bisa menyampaikan program sekolah, demikian pula orang tua bisa menyampaikan pendapatnya terkait program yang ditawarkan dan perkembangan putra-putrinya.

Tahun 2022, kami coba menjalankan kegiatan Botram. Orang tua diundang untuk botram di sekolah, dengan membawa bekal menu makan dari rumah dan dimakan bersama-sama. 

Mulai tampak cair hubungan dengan orang tua murid. Duduk bersama, dimulai dengan obrolan ringan seputar kabar masing-masing, dilanjutkan bertukar kabar bagaimana anak-anak ketika di rumah, sampai pada obrolan rencana program sekolah dalam waktu terdekat.

Di tahun ajaran 2022-2023 ditetapkan program “BOTram” (Bersama Orang Tua murid membahas program). Diagendakan rutin satu bulan satu kali, tempatnya mulai dari yang terdekat di teras sekolah, di lapangan sekolah, kebun dekat sekolah, sampai di beberapa tempat yang agak jauh dari sekolah sehingga untuk akomodasi menggunakan mobil.

Kekompakkan antar orang tua murid sangat tampak, begitu pula hubungan orang tua murid dengan pihak sekolah (Kepala Sekolah dan guru) terjalin baik. Orang tua bisa dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran, membantu guru di sekolah, terlibat aktif dalam program-program yang diselenggarakan oleh sekolah.

Berdasarkan nilai positif dari Program BOTram, maka program ini menjadi program tetap TK AR-ROJA. Kami mensosialisasikannya pada saat open house orang tua peserta didik di awal tahun ajaran, dan mendapat respon yang baik.

Pertemuan orang tua melalui BOTram menjadi wadah orang tua menambah pengetahuan dan keterampilan dalam menstimulasi tumbuh kembang anak.

Botram menjadi wadah berbagi dan saling bercerita, memfasilitasi berbagi pengalaman baik orang tua di rumah masing-masing.

Semakin sering bertemu antara kami pihak sekolah dengan orang tua dan antar sesama orang tua semakin dekat dan kompak. 

Hal yang perlu dioptimalkan adalah menjadikan orang tua sebagai sumber belajar. 

Demikian praktik baik kami dalam kemitraan dengan orang tua dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Semoga menginspirasi. (*)


Penulis adalah Kepala TK AR-ROJA Karangpawitan, Kabupaten Garut, pelaksana Program Sekolah Penggerak jenjang PAUD Angkatan

TK AR-ROJA Karangpawitan Garut


Loading...