3 Ciri Restoran BBQ Korea yang Enak Menurut Chef Korea Langsung
Terasjabar.id - Restoran BBQ Korea kini jadi tempat santap favorit foodies Indonesia. Namun tak semua restoran layak dikunjungi menurut chef Korea ini karena pengalaman santapnya tak akan sepadan. Ini ciri-cirinya.
Korea Selatan punya menu BBQ alias daging panggang yang digandrungi masyarakat Indonesia. Dikenal dengan sebutan Korbeq alias Korean BBQ, menu utamanya berupa irisan daging sapi yang dipanggang hingga matang.
Daging Korean BBQ lalu disantap dengan daun selada dan kimchi agar lebih enak. Dibanding BBQ khas Jepang yaitu yakiniku, daging BBQ Korea menghadirkan jenis daging yang lebih beragam, termasuk daging babi, ayam, hingga seafood untuk dipanggang.
Kini di Indonesia, terutama di kota-kota besarnya, sudah hadir banyak restoran BBQ Korea. Mereka berlomba-lomba menawarkan BBQ Korea terenak dengan harga bersaing, mulai dari Rp 100 ribuan hingga yang premium sekalipun.
Namun tak semua restoran BBQ Korea layak dikunjungi menurut chef Korea yang berkarir di New York, Samuel Kim. Ia mengatakan ada beberapa tanda yang menunjukkan menu di sebuah restoran Korea BBQ kurang enak.
Mengutip Business Insider (26/4/2024), berikut daftarnya:
1. Tawarkan konsep AYCE
Di tengah gempuran tren restoran All You Can Eat (AYCE), BBQ Korea pun ditawarkan dengan sistem serupa. Namun menurut chef Samuel, ini bukan pilihan terbaik. "Biasanya, ketika kamu makan AYCE, menunya adalah prasmanan," ujarnya.
Ia mengatakan menu daging AYCE biasanya diproduksi massal sehingga tidak mementingkan kualitasnya. "Kecuali di restoran AYCE fancy. Jika tidak, restoran BBQ Korea AYCE adalah red flag buat saya," kata chef Kim.
Ia sendiri mengaku jarang makan di restoran AYCE, meski menurutnya restoran ini memang selalu punya pasar untuk mereka yang lebih mementingkan kuantitas dari pada kualitas. "Namun untuk kamu yang mau makan BBQ Korea autentik dengan rasa enak, jangan makan di resto AYCE," sambung chef Kim.
2. Daging tidak dipanggang di depan pelanggan
Tanda sebuah restoran BBQ Korea kurang patut dikunjungi juga terlihat dari cara masaknya. Jika mereka tidak memanggang daging di depan pelanggan, maka itu adalah red flag.
Menurut Kim ada 2 alasan absennya praktik tersebut menjadi tanda restoran BBQ Korea kurang patut dikunjungi. "Pertama, saya mempertanyakan kualitas daging yang dipakai karena mereka tidak menunjukkannya mentah kepada pelanggan. Kedua, ini menyalahi aturan utama BBQ Korea," katanya.
Menurut Kim, BBQ Korea secara tradisional merupakan bentuk perayaan seluruh komunitas. "Setiap orang akan duduk memutari tempat memanggang daging," kata Kim.
Ia mengatakan kebanyakan chef di restoran BBQ Korea autentik tidak akan memanggang daging sampai matang sebab mereka membiarkan pelanggan ikut mengambil tanggung jawab. Praktik ini merupakan bagian dari 'adat tradisional'.
3. Suasana restoran terlalu ramai
Chef Kim juga mengatakan suasana restoran juga bisa menjadi penanda apakah restoran BBQ Korea layak dikunjungi atau tidak. Jika terlalu ramai, bahkan seperti di klub malam, itu menjadi red flag menurut chef Kim.
Ia mengakui itu mungkin pengaruh dari pengalamannya lahir dan besar di Korea Selatan dimana budaya menikmati BBQ Korea di restoran dengan nuansa tradisional dan komunal.
Kim menegaskan saling berbagi makanan dan mengobrol merupakan bagian penting dari pengalaman makan BBQ Korea. Chef Kim mengatakan, "BBQ Korea bagi saya adalah temapt dimana Anda bisa melihat orang-orang yang makan bersama Anda. Bukan tempat yang gelap dan Anda bisa benar-benar mendengar obrolan."
"Pengalaman ini tentang memakan daging langsung dari panggangan sambil mengobrol, pesan bir, dan Soju. Ini seperti BBQ di halaman belakang rumah yang Anda lakukan bersama teman-teman Anda, tetapi Anda mengadakannya di restoran," tutup chef Kim.
Baca artikel detikfood, "3 Ciri-ciri Restoran BBQ Korea Kurang Enak Menurut Chef Korea" selengkapnya https://food.detik.com/info-kuliner/d-7315841/3-ciri-ciri-restoran-bbq-korea-kurang-enak-menurut-chef-korea.
3 Ciri Restoran BBQ Korea yang Enak Menurut Chef Korea Langsung