Luncurkan Buku Hakim Konstitusi 2024, Ketua MK: Menambah Wawasan Baru

Luncurkan Buku Hakim Konstitusi 2024, Ketua MK: Menambah Wawasan Baru
Tribunnews.com
Editor: Admin Hot News —Kamis, 18 Januari 2024 11:30 WIB

Terasjabar - Mahkamah Konstitusi (MK) menggelar acara Peluncuran Buku Hakim Konstitusi Tahun 2024 di Gedung MK, Jakarta Pusat. Ketua MK Suhartoyo berharap peluncuran buku tersebut bisa menjadi penambah wawasan.
"Saya yakin bahwa dengan peluncuran buku pada pagi hari ini, kita semua akan mendapatkan wawasan yang baru yang lebih berharga dibanding wawasan kita yang ada pada saat ini," kata Suhartoyo dalam sambutannya di Gedung MK, Jakarta Pusat, Kamis (18/1/2024).

"Karena itu adalah nilai tambah dan nilai poin yang mesti kita akui bahwa dengan membaca buku, kita akan menambah khazanah pandangan-pandangan kita. Kemudian segala hal selama ini tidak kita ketahui, menjadi kita menjadi tahu," sambungnya.

Buku yang diluncurkan hari ini ditulis oleh eks Hakim Konstitusi Wahiduddin Adams dan Manahan MP Sitompul, hingga Arsul Sani yang saat ini sah menjabat sebagai Hakim Konstitusi usai membacakan sumpah jabatan.

Suhartoyo kemudian mengingat isi salah satu buku dari Wahiduddin Adams yang berkaitan dengan membiasakan yang benar. Dia menyebut hal itu muncul saat perdebatan di ruang sidang.

"Jadi ketika itu ada argumen dari kalau tidak salah dari pemerintah, justru bahwa praktik-praktik seperti ini sudah biasa dilakukan. Yang Mulia Pak Wahid, jangan membenarkan sesuatu yang biasa dilakukan katanya, tapi membiasakan sesuatu yang benar katanya," jelasnya.

Suhartoyo mengatakan bahwa membenarkan sesuatu yang biasa itu belum tentu benar. Namun ketika membiasakan sesuatu yang benar, sudah teruji kebenarannya.

"Karena apa? karena membenarkan sesuatu yang biasa itu masih belum teruji kebenarannya. Tapi ketika kemudian membiasakan sesuatu yang benar, itu sesuatu yang pasti sudah teruji kebenarannya. Quote itu yang sebenarnya selalu saya teringat terus ketika kemudian di hari-hari kemudian ketika ada di MK ini," ungkapnya.

Menurut dia, buku tersebut menjadi filosofi yang besar. Dia mengatakan bahwa Wahiduddin juga kerap mengingatkan hal tersebut dalam keseharian.

"Kemudian falsafah-falsafah juga banyak ditemukan di buku Prof dr Manahan MP Sitompul saya kira menginspirasi sekali, demikian juga dari judul yang Bapak Arsul Sani, meskipun itu judulnya menurut saya berat sekali saya bilang. Saya tadi 'waduh Bapak nulis berapa tahun bisa selesai?', katanya 10 tahun baru dapat 3, karena apa? karena saya menulis sendiri. Tapi di MK tradisi itu memang menulis sendiri. Jadi dari koleksi penulis-penulis di MK ini lebih dari 120 judul buku," ungkapnya.

Suhartoyo berharap kepada Wahiduddin dan Manahan agar tidak menjadi karya tulisnya yang terakhir. Karena keduanya masih melanjutkan aktivitas akademiknya di tempat lain.

"Demikian juga Pak Arsul ini merupakan awal yang sangat baik, kebetulan beliau hobinya menulis. Di MK kemudian juga ketemu habitat yang memang teman-teman ini, Prof Jimly itu sampai sekarang bukunya hampir setahun dua kali, tiga kali masih diterbitkan bersama dengan teman-teman di MK," imbuhnya.


(Sumber : detiknews.com)

Mahkamah Konstitusi Buku MK


Loading...