Gejala biasanya pertama kali muncul pada anak usia dini, ditandai dengan kulit melepuh terbakar parah setelah hanya beberapa menit terkena paparan. Mata juga menjadi merah, kabur, dan teriritasi dari paparan UV.
Orang-orang pengidap XP berisiko sangat tinggi untuk terkena kanker kulit. Hampir setengah dari semua anak yang memiliki XP akan terserang kanker kulit jenis tertentu pada usia 10 tahun. Diperkirakan bahwa hanya satu dari 250.000 orang di Eropa dan Amerika Serikat yang memiliki XP. Meskipun ada beberapa perawatan yang tersedia, pencegahan terbaik dari kerusakan kulit parah hanyalah tinggal di kegelapan dan menjauhi diri dari sinar matahari, seperti vampir.
6. Cotard’s delusion: zombie di dunia nyata
Cotard’s delusion alias Sindrom Mayat Berjalan (Walking Corpse Syndrome) adalah gangguan mental langka di mana seseorang meyakini sepenuh hati bahwa ia adalah zombie. Mereka yakin mereka sudah mati tapi setengah hidup karena alasan yang tidak masuk akal jika kita mendengarnya. Misalnya, ia merasa semua darah dalam tubuhnya dikuras habis, rohnya diambil oleh setan, atau semua organ tubuhnya sudah dipreteli.
Beberapa orang yang mengidap sindrom ini juga mungkin mengklaim bahwa ia dapat mencium dagingnya sendiri telah membusuk atau merasakan belatung merayap di kulitnya. Beberapa lainnya percaya bahwa mereka tidak bisa mati (karena memang sudah mati, menurut mereka).
Penderita cenderung untuk tidak makan atau mandi, dan sering menghabiskan waktu di kuburan dengan alasan ingin berbaur dengan “kaum” mereka sendiri.
Kondisi ini paling umum di antara penderita skizofrenia dan orang-orang yang pernah menderita trauma kepala berat. Orang-orang yang kekurangan tidur kronis atau menderita psikosis setelah pemakaian amphetamine atau kokain juga sering menunjukkan gejala-gejala sindrom Cotard.
Cotard’s delusion diduga muncul akibat adanya gangguan di area otak yang bertanggung jawab untuk mengenali dan menghubungkan emosi dengan wajah, termasuk wajah mereka sendiri. Hal ini menyebabkan pengidap mengalami disosiasi ketika melihat tubuh mereka.
7. Alien Hand: Tangan memiliki kehidupan sendiri
Sindrom Tangan Alien adalah penyakit aneh yang membuat si empunya tubuh sama sekali tidak bisa mengendalikan gerak-gerik tangannya sendiri. Seolah kedua tangannya memiliki nyawa dan jalan pikiran yang terpisah dari tubuh induknya.
Para peneliti percaya bahwa ini adalah efek samping dari operasi otak atau pemisahan fungsi area lobus otak. Mereka menemukan bahwa otak kiri dan kanan pengidapnya mampu bergerak sendiri-sendiri atas kemauan independen. Kadang, sindrom ini bisa timbul sebagai efek samping yang jarang terjadi akibat cedera otak.
Sindrom Tangan Alien tidak ada obatnya, tapi memberikan sesuatu untuk selalu digenggam tangan cukup untuk membuatnya berhenti bergerak sementara waktu. Sebuah studi terbitan jurnal Neurologist melaporkan suntik Botox dapat membantu mengelola sindrom ini.
8. Riley-Day Syndrome: manusia super kebal rasa sakit
Riley-Day syndrome, dikenal sebagai Familial dysautonomia atau hereditary sensory neuropathy type 1 (HSN), adalah kondisi mutasi genetik turunan langka yang mempengaruhi sistem saraf otonom penghubung otak dan sumsum tulang belakang pada otot dan sel yang mendeteksi sensasi penginderaan, seperti sentuhan, bau, dan rasa sakit. Kemampuan untuk merasakan nyeri dan suhu sangat terganggu, terkadang hingga ke titik di mana individu tersebut benar-benar tidak mengalami rasa sakit sama sekali.
Untuk benar-benar menunjukkan tanda-tanda memiliki kondisi, bagaimanapun, gen yang relevan harus diturunkan oleh kedua pihak orang tua. Kondisi ini juga disertai oleh sering muntah-muntah dan kesulitan menelan.
Karena HSN menyebabkan hilangnya sensasi nyeri, bukan barang baru lagi bagi penderitanya untuk menderita patah tulang acak dan bahkan nekrosis, yang menghasilkan kematian jaringan tubuh. Orang dengan HSN bahkan bisa memutuskan anggota badan mereka atau menggigit lidah mereka tanpa merasakan sedikit pun rasa sakit. Insensitivitas terhadap rasa sakit dan nyeri dapat mengancam jiwa dalam banyak situasi, dan karena cedera dan luka mungkin terus dibiarkan tanpa diobati, bisul dan infeksi adalah efek samping yang umum.
9. Foreign Accent Syndrome: tiba-tiba lancar seribu bahasa
Aksen dapat mengungkapkan banyak informasi tentang asal muasal seseorang, dan banyak orang yang telah mencoba berbicara bahasa asing selain bahasa ibu mereka sendiri. Namun, beberapa orang dapat mengembangkan suatu kondisi yang menyebabkan mereka tiba-tiba fasih berbahasa asing dan tidak terkendali, bahkan jika mereka tidak pernah mempelajari atau mengunjungi daerah asal bahasa itu sebelumnya. Seringkali, beberapa jenis aksen berbeda dapat “keluar” di waktu yang berbeda, atau dapat tercampur aduk dalam satu waktu.
Individu yang mengidap kondisi ini tidak hanya mengubah aksen dan nada suara mereka, namun juga mengubah penempatan lidah saat berbicara. Penyakit aneh nan langka ini biasanya muncul sebagai efek samping setelah stroke, migrain parah, atau cedera otak lainnya. Satu-satunya pengobatan yang tersedia untuk kondisi ini adalah terapi wicara ekstensif untuk melatih otak berbicara dengan cara tertentu.
10. Hypertrichosis: manusia serigala
Satu lagi tema film horor yang “menginspirasi” deskripsi dari penyakit langka ini. Dikenal sebagai cognital hypertrichosis lanuginose, mereka yang lahir dengan kondisi bawaan ini memiliki pertumbuhan rambut terlalu cepat dan banyak akibat mutasi genetik, sehingga menutupi tubuh, termasuk wajah. Inilah alasan mengapa hypertrichosis juga umum disebut sebagai sindrom “manusia serigala” — tanpa gigi taring dan cakar tajam menyeramkan.
Kondisi ini juga dapat diakibatkan oleh efek samping dari pengobatan anti-botak, meskipun beberapa kasus lainnya terjadi tanpa sebab yang diketahui. Pilihan pengobatan termasuk metode hair removal umum, meskipun bahkan waxing dan perawatan laser biasa tidak memberikan hasil yang tahan lama.
(Sumber: Hellosehat.com)