Idul Adha 2022 Sudah Terlewati, Jangan Kebanyakan Makan Daging Kalau Tidak Mau Terkena 10 Efek Ini, Salah Satunya Penyakit Berbahaya

Idul Adha 2022 Sudah Terlewati,  Jangan Kebanyakan Makan Daging Kalau Tidak Mau Terkena 10 Efek Ini, Salah Satunya Penyakit Berbahaya
Republika
Editor: Malda Life Style —Senin, 11 Juli 2022 09:15 WIB

Terasjabar.id – Hari Raya Idul Adha 2022 sudah tiba dan seperti biasa kita akan menikmati daging kurban yang umumnya berupa daging kambing atau daging sapi. Namun perlu diingat, ada bahaya yang mengintai, jika terlalu banyak makan daging.

Kemudian kita bisa mengolah daging kurban tersebut menjadi beragam masakan. Akan tetapi, harap diingat untuk tidak terlalu banyak makan daging sapi dan kambing. Daging memang asupan tinggi protein yang mengenyangkan. Namun, kebanyakan makan daging bisa menimbulkan risiko kesehatan yang berbahaya. Lalu, apa saja dampak yang timbul jika makan daging berlebihan?

Ikuti INSTAGRAM Kami :







View this post on Instagram

A post shared by Teras Jabar (@terasjabar.id)


Apa efek kebanyakan makan daging?

Berikut berbagai bahaya makan daging sapi dan daging merah lainnya setiap hari dalam jumlah besar.

1. Bau mulut
Efek samping kebanyakan makan daging sapi atau daging lainnya dan tidak diimbangi dengan karbohidrat bisa menyebabkan bau mulut. 
Asupan daging terlalu banyak menyebabkan tubuh kelebihan protein dan lemak. Bila kekurangan asupan karbohidrat, tubuh akan memecah lemak sebagai sumber energi.
Pemecahan lemak inilah akan menghasilkan senyawa keton atau ketosis. Senyawa ini bisa membuat napas berbau tak sedap.
Memang, proses ini berpotensi menurunkan berat badan secara perlahan, tetapi terlalu banyak keton di dalam tubuh ini menyebabkan bau mulut.

2. Meningkatkan risiko degenerasi makula
Kebanyakan makan daging merah ternyata berpotensi meningkatkan risiko penyakit mata degenerasi makula akibat usia. 
Studi terbitan American Journal of Epidemiology (2009) menemukan bahwa konsumsi daging merah sebanyak lebih dari 10 kali per minggu meningkatkan risiko terjadinya degenerasi makula lebih awal. Penelitian ini menjelaskan bahwa asupan daging merah yang tinggi bisa meningkatkan senyawa nitrosamin menjadi racun bagi retina. 
Selain itu, asupan daging terlalu banyak menyebabkan adanya tumpukan lemak dan protein di bawah retina.  Kedua hal ini membuat mata rentan mengalami kebutaan akibat degenerasi makula.

3. Berat badan sulit turun
Jika ingin menurunkan berat badan, kebanyakan makan daging sapi atau daging merah lainnya justru mempersulit upaya Anda. 
Daging bisa jadi memiliki jumlah kalori yang lebih besar daripada asupan lainnya.
Sebagai contoh, 100 gram daging yang sudah dibersihkan dari lemak saja memiliki kalori sebesar 123 kkal. Dengan berat yang sama, 100 gram kentang panggang hanya memiliki kalori sebesar 93 kkal.
Tentu asupan kalori yang besar bila tidak diimbangi dengan aktivitas fisik akan membuat berat badan naik.  Itulah mengapa terlalu banyak makan daging membuat Anda sulit menurunkan berat badan.

4. Meningkatkan risiko kanker
Dalam beberapa kasus, pengolahan daging bisa membentuk senyawa karsinogenik, seperti amina heterosiklik (HCA) dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH).
HCA terbentuk saat daging dimasak pada suhu tinggi, sedangkan PAH terbentuk saat pembakaran zat organik pada daging. 

Mengutip studi terbitan Nutrition and Cancer (2013), keduanya diyakini dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal atau kanker usus besar dan rektum. 
Perlu Anda ketahui, kedua senyawa ini mampu menyebabkan mutasi genetik. Sel-sel tubuh pun bisa berubah menjadi ganas dan memicu penyakit kanker.
Selain itu, lemak pada daging merah memicu produksi hormon estrogen. Ketidakseimbangan estrogen bisa menyebabkan peradangan dan meningkatkan risiko kanker payudara. Ketidakseimbangan hormon pria juga terjadi akibat lemak jenuh dari daging merah. Jadi, risiko kanker prostat pun meningkat.
Oleh karena itu, tidak heran bila kebanyakan makan daging bisa meningkatkan risiko berbagai macam kanker.


5. Memicu sembelit
Pada dasarnya, daging merupakan salah satu makanan kaya protein yang diperlukan tubuh. Sayangnya, daging tidak memiliki kandungan serat yang cukup untuk memenuhi kebutuhan serat harian. Artinya, jika makan asupan protein hewani terlalu banyak, Anda rentan kekurangan kandungan serat sehari-harinya.  Padahal, serat merupakan zat gizi yang penting untuk menyerap air dan memadatkan feses agar mudah keluar.


Studi terbitan Neurogastroenterology and Motility (2015) juga menemukan bahwa asupan lemak jenuh dari daging sebanyak lebih dari 15 gram sehari bisa meningkatkan risiko sembelit.  Hal ini dikarenakan lemak jenuh mengaktifkan rem alami pada usus halus. Efeknya, gerakan feses pun terhambat. 
Jadi, tak heran bila kebanyakan makan daging kambing maupun daging lainnya bisa menyebabkan sembelit (konstipasi), bahkan BAB berdarah.


6. Meningkatkan risiko penyakit jantung
Bila Anda sering mendengar kebanyakan makan daging bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, pernyataan ini tidak salah.
Lagi-lagi, efek samping makan daging berlebihan ini berasal dari kadar lemak jenuh dan kolesterol.


Kedua jenis lemak ini bisa membentuk plak yang menyumbat pembuluh darah. 
Akibatnya, tekanan darah pun meningkat dan aliran darah menuju bagian tubuh pun tidak lancar.  

Anda pun akan rentan mengalami stroke, serangan jantung, dan pembengkakan arteri atau aneurisma.
Konsumsi daging merah berlebih juga menyebabkan bakteri atau mikrobiota usus menghasilkan senyawa trimetilamina N-oksida (TMAO). 
Senyawa ini juga berkaitan dengan risiko penyumbatan pembuluh darah.

7. Berkeringat berlebih dan bisa memicu bau badan tidak sedap
Merangkum Insider, makan daging terlalu banyak dapat menyebabkan keringat berlebih. Untuk dipahami, saat makan, tubuh harus mengeluarkan energi untuk mencerna dan memproses makanan itu. Proses ini disebut thermogenesis yang diinduksi oleh diet dan sebenarnya dapat sedikit menaikkan suhu tubuh.


Karena protein adalah yang lebih sulit dan membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat dicerna, zat gizi ini dapat memiliki efek yang lebih besar pada termogenesis daripada misalnya, sepiring spageti atau salad. Jadi, makan steak daging dapat meningkatkan suhu tubuh dan menyebabkan seseorang menjadi berkeringat lebih banyak. Keringat berlebih inilah yang kemudian bisa memicu bau badan tidak sedap.


8. Merasa lelah, terutama setelah makan besar
Efek kebanyakan makan daging yang lain adalah badan terasa lelah dan mengantuk setelah makan. Semua energi yang dibutuhkan untuk mencerna makanan yang banyak mengandung daging dapat membuat seseorang merasa lesu atau benar-benar mengantuk setelah makan. Saat mencerna protein seperti dari daging, tubuh perlu memprioritaskan aliran darah ke usus, yang berarti mengalihkannya dari area lain di tubuh, termasuk otak. 

Tonton dan SUBSCRIBE Juga :


Reaksi itu bisa menyebabkan rasa pening yang kadang-kadang terjadi setelah terlalu banyak makan daging. Namun, ini juga berlaku untuk makanan tidak seimbang yang terlalu tinggi karbohidrat atau lemak, karena dapat menyebabkan insulin dan kadar gula darah melonjak.
Selain itu, beberapa jenis daging seperti daging sapi dan kalkun mengandung triptofan yang tinggi. Triptofan adalah asam amino yang terkait dengan produksi melatonin, hormon manusia yang mengatur tidur


9. Mengalami dehidrasi
Efek samping lain dari mengonsumsi makanan kaya daging yang mengandung protein adalah dibutuhkan banyak air dalam tubuh untuk memprosesnya. Hal ini pun dapat membuat Anda mengalami dehidrasi.

Meskipun protein sangat penting untuk kesehatan, termasuk pembentukan dan perbaikan otot, orang cenderung berpikir bahwa mereka membutuhkan lebih dari yang sebenarnya dibutuhkan. Standar angka kecukupan protein pada umumnya adalah 62-66 gram per hari untuk laki-laki dan 56-59 gram per hari untuk wanita. 

Lebih dari itu, tubuh Anda akan menggunakan lebih banyak cairan untuk membuang kelebihan nitrogen, menurut penelitian. Jika Anda tidak minum cukup air sebagai kompensasi, Anda mungkin akan merasa pingsan, pusing, atau tidak menyenangkan.

10. Asam lambung naik
Cara mengolah daging kambing yang salah dapat memicu penyakit GERD (gastroesophageal reflux disease) atau asam lambung.
GERD merupakan timbulnya sensasi terbakar di dada yang disebabkan oleh naiknya asam lambung ke kerongkongan.

Anda juga dapat merasakan gejala lainnya, seperti sensasi asam atau pahit dalam mulut, nyeri ulu hati atau dada, sulit menelan, batuk kering, nyeri tenggorokan, serta suara serak.

Baca Juga :

Jika dijelaskan secara medis, penyakit asam lambung terjadi karena melemahnya katup kerongkongan bagian bawah (sfingter). Hal ini membuat katup jadi terbuka pada kondisi tertentu, yang seharusnya tetap dalam posisi tertutup (kecuali saat makan) agar asam lambung tidak naik ke atas. 

Melemahnya sfingter kerongkongan itu membuat asam pada lambung berbalik naik ke kerongkongan, padahal tidak sedang makan. Jika kondisi ini terus-menerus terjadi, lapisan kerongkongan akan mengalami iritasi hingga peradangan, akibat asam lambung yang naik. (TimesIndonesia)

Idul Adha 2022 Daging Sapi Daging Kambing Kurban


Loading...