5 Fakta Menarik Bubur Suro untuk Merayakan Tahun Baru Islam
Terasjabar.id -
Di Indonesia tahun baru Islam dirayakan dengan berbagai tradisi. Salah satunya di Jawa yang memiliki tradisi bubur suro yang sarat akan makna.
Tahun baru Hijriah atau tahun baru Islam 1 Muharram di tahun ini jatuh pada tanggal 10 Agustus 2021. Dikenal sebagai 1 Suro oleh masyarakat Jawa. Tentunya momen ini sangat penting bagi umat muslim. Maka tak heran selalu disambut dengan meriah.
Di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta ada tradisi unik untuk memperingati tahun baru Islam. Misalnya seperti tradisi bubur suro yang dilakukan oleh masyarakat.
Bukan hanya sekadar perayaan, tradisi bubur suro dipercaya memiliki makna dan filosofi yang mendalam. Mulai dari sejarah hingga kondimen yang disajikan dalam bubur suro.
Berikut 5 fakta menarik tentang tradisi bubur suro:
1. Sejarah Tradisi Bubur Suro
5 Fakta Menarik Bubur Suro untuk Merayakan Tahun Baru Islam Foto: detikcom
|
Awalnya bubur ini disajikan untuk memperingati hari pertama dalam kalender Jawa di bulan sura atau suro. Nah, momen tersebut juga bertepatan dengan 1 Muharam kalender Hijriah.
Dikutip dari Indonesia.go.id (27/11/19) kalender Jawa yang diterbitkan oleh Sultan Agung saat itu memang mengacu pada kalender Hijriah.
Menurut Pemerhati budaya Jawa Arie Novan, bubur suro merupakan lambang syukur kepada Yang Maha Kuasa atas keberkahan dan rezeki yang diperoleh.
"Konon, ini kan sudah ada sejak Sultan Agung bertahta di Jawa, terlepas dari apapun itu tentu bubur suro ini merupakan refleksi dari masyarakat Jawa atas berkah dan rezeki yang diberikan oleh Allah SWT kepada mereka," ujar Arie Novan.
2. Untuk Memperingati Keselamatan Nabi Nuh AS
5 Fakta Menarik Bubur Suro untuk Merayakan Tahun Baru Islam Foto: Shutterstock
|
Sumber lain menyebutkan bahwa terciptanya bubur suro adalah untuk memperingati keselamatan Nabi Nuh AS setelah 40 hari mengarungi banjir besar. Seperti yang tertulis dalam kitab kuno.
Cerita bermula saat Nabi Nuh sedang bertanya kepada para sahabat apakah masih ada makanan sisa di dalam kapal laut? Sahabatnya pun menjawab, "Masih ada ya Nabi,".
Kemudian mereka menyebutkan bahan makanan yang tersisa ada kacang poi, kacang adas,ba'ruz, tepung dan kacanghinton. Bahan itu lalu dimasak bersamaan, nah saat itulah cikal bakal terciptanya bubursuro.
3. Kondimen Bubur Suro
5 Fakta Menarik Bubur Suro untuk Merayakan Tahun Baru Islam Foto: detikcom
|
Bubur suro terbuat ari beras yang dimasak dengan berbagai bumbu dan rempah-rempah. Seperti santan, serai dan daun salam agar rasanya lebih gurih daripada bubur lainnya.
Untuk lauknya, biasanya tergantung dengan daerah masing-masing. Namun umumnya, bubur disajikan dengan kuah kuning dengan lauk seperti tahu, orek tempe dan teri, telur, dan kacang-kacangan.
Yang unik adalah pada penyajian kacang-kacangan, di mana harus ada tujuh jenis kacang yang disajikan dalam sepiring bubur suro. Mulai dari kacang tanah, kedelai, kacang hijau, mede dan lainnya.
Selain itu, juga diberi suwiran jeruk Bali dan buah delima untuk menambah rasa asam. Opor ayam juga disajikan sebagai menu pendamping bubur suro.
4. Filosofi Tradisi Bubur Suro
5 Fakta Menarik Bubur Suro untuk Merayakan Tahun Baru Islam Foto: detikcom
|
Secara keseluruhan, tradisi bubur suro untuk memperingati tahun baru Islam ini melambangkan rasa syukur atas berkah dan rezeki dari Allah SWT. Penyajian bubur suro pun juga memiliki filosofi masing-masing.
Selain itu juga ada keranjang buah yang diisi dengan tujuh jenis buah-buahan dan masing-masing buah berisi 7 buah. Setiap pelengkap disajikan sejumlah tujuh itu melambangkan tujuh hari dalam seminggu.
Penyajian kacang kedelai hitam yang digoreng menggambarkan watak yang mituhu atau senantiasa setia dan berbuah baik dengan menaati anjuran sesepuh. Telur ayam yang diiris melambangkan hidup yang berkesinambungan.
Sementaraserundeng kelapa menggambarkan petunjuk yang jelas agar kita mengikuti filosofi pohon kelapa yang berguna untuk masyarakat. Juga ada rujak yang merupakan simbol menjalani hidup dengan antusias dan sungguh-sungguh.
5. Bubur Suro Dihidangkan dengan Uba Rampe
Bubur suro disajikan dengan uba rampe atau pelengkap sesaji. Beberapa keperluan yang dibutuhkan adalah sirih, bunga, janur kuning, dan sekeranjang buah.
Masing-asing uba rampe tersebut juga memiliki makna tersendiri. Semuanya mengarah pada makna kehidupan yang lebih baik. Seperti daun sirih yang menggambarkan penghormatan kepada keluarga dan leluhur.(Detik.com)