Demokrat: Pemerintah Tidak Punya Empati, Pesawat Kepresidenan Dicat di Tengah Krisis

Demokrat: Pemerintah Tidak Punya Empati, Pesawat Kepresidenan Dicat di Tengah Krisis
Istimewa
Editor: Admin Hot News —Rabu, 4 Agustus 2021 08:47 WIB

TERASJABAR.ID - Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani menyikapi polemik pengecatan pesawat kepresidenan yang merubah warna biru-putih menjadi merah-putih.

"Kami tegaskan bahwa kritiknya bukan pada persoalan dirubahnya warna biru menjadi warna merah, bukan persoalan politik warna atau warna sebagai identitas politik," kata Kamhar di Jakarta, Rabu (4/8/2021).

LIHAT JUGA:






View this post on Instagram

A post shared by Teras Jabar (@terasjabar.id)


Kamhar mengatakan kritiknya jauh lebih subtantif dimana situasi objektif bangsa kita saat ini sedang prihatin akibat terpaan badai pandemi Covid-19 yang tak berkesudahan dan malah terus melonjak.

"Di sisi lain keterbatasan anggaran negara. Namun pemerintah malah lebih memperhatikan dandanan atau sibuk bersolek," kata Kamhar.

Kamhar mengatakan pemerintah sungguh tak punya sensitifitas dan empati dalam menilai situasi dan tak punya kebijaksanaan dalam mengalokasikan anggaran.

"Buta mata dan buta hati," kata dia.

TONTON JUGA:

Apalagi, menurut Kamhar, jika argumentasinya bahwa perubahan warna  pesawat kepresidenan RI ini telah direncanakan sejak jauh-jauh hari, sejak 2019.

"Semakin menunjukan kebodohan dan ketidakpekaan untuk memahami bahwa negara kita tengah mengalami krisis yakni krisis kesehatan dan krisis ekonom," kata Kamhar.

Menurut dia, dalam situasi krisis diperlukan manajemen dan pengelolaan pemerintahan mesti disesuaikan termasuk dalam mekanisme pengalokasian dan penggunaan anggaran yang telah direspon melalui UU No. 2 Tahun 2020 dimana otoritas anggaran sepenuhnya oleh eksekutif agar lebih cepat dalam mengkonsolidasikan sumberdaya keuangan dalam mengatasi krisis kesehatan dan krisis ekonomi.

"Namun yang dipertontonkan sungguh berbeda, malah mengalokasikan anggaran untuk pengecatan pesawat yang sama sekali tak ada pentingnya malah tak berhubungan sama sekali dengan upaya mengatasi krisis kesehatan dan krisis ekonomi," tegas Kamhar.

BACA JUGA:KPK Dalami Aliran Uang Eks Sekditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR ke Tersangka Yudi

Dikatakan bahwa memaksakan tetap menjalankan program yang disusun diwaktu normal dalam situasi krisis adalah bentuk kebodohan yang nyata.

"Kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosionalnya patut dipertanyakan," katanya.

"Adapula wacana aji mumpung yang menyampaikan bahwa berhubung pesawat kepresidenan sedang di service jadi sekaligus dilakukan pegecatan biar lebih murah," kata Kamhar menambahkan.

Menurut dia ini sesuatu yang miris, ini narasi nir nalar yang tak mampu menentukan skala prioritas.

"Mana yang sifatnya penting, mendesak, penting dan mendesak dan mana yang bisa ditunda, atau dibatalkan. Ini ciri-ciri orang yang gagal fokus," ujar Kamhar.

Anggaran Rp 3 Miliar

Istana Kepresidenan RI melalui Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono mengatakan bahwa pesawat yang dicat ulang hanya pesawat BBJ2 saja.

Pengecatan ulang pesawat dilakukan sekaligus perawatan berkala.

"Pesawat itu sudah 7 tahun, secara teknis memang harus memasuki perawatan besar, overhaul. Itu harus dilakukan untuk keamanan penerbangan," kata Heru kepada wartawan, Selasa (3/8/2021).

Heru mengatakan bahwa pengecetan dilakukan karena ada sebagian cat yang terkelupas sehingga harus diperbaharui.

Warna pesawat dibuat merah putih sesuai dengan bendera merah putih.

"Mengenai cat, memang sekalian diperbarui, karena sudah waktunya untuk diperbaharui. Pilihan warnanya adalah warna kebangsaan merah putih, warna bendera nasional," katanya.

Sementara itu sumber di istana membenarkan bahwa anggaran untuk mengecat ulang pesawat mencapai Rp 2 miliar.

Angka tersebut hanya untuk satu pesawat saja yakni BBJ 2.

"Iya plus-minus segitu (2 miliar), pesawat BBJ saja," tutur sumber tersebut.

(SUMBER TRIBUNNEWS.COM)

Demokrat Pemerintah Empati Pesawat Kepresidenan Kamhar Lakumani Pandemi Covid


Loading...