Meresmikan Budidaya Burung Puyuh, Gubernur Ridwan Kamil Dorong Petani Milenial Mendunia

Meresmikan Budidaya Burung Puyuh, Gubernur Ridwan Kamil Dorong Petani Milenial Mendunia
(Humas Pemprov Jabar Via Sindonews.com)
Editor: Epenz Hot News —Kamis, 22 Juli 2021 15:58 WIB

Terasjabar.id  - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil meluncurkan program Petani Milenial Burung Puyuh (PMBP) secara virtual di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (22/7/2021).


Dalam kegiatan tersebut, dilakukan sejumlah penandatanganan kerja sama dengan sejumlah pihak mengenai pembudidayaan burung puyuh. Diantaranya Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar dengan PT Agro Jabar, PT Agro Jabar dan PT STM. Selain itu, penyerahan kredit usaha rakyat (KUR) secara simbolis dari Bank Jabar Banten (bank bjb) peserta PMBP tahap I.


"Dengan mengucapkan bismillah, maka program Petani Milenial Budidaya Burung Puyuh di Jawa Barat saya resmikan," kata Ridwan Kamil.

Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu mengapresiasi peluncuran program PMBP karena program Petani Milenial menurutnya bakal menjadi solusi masa depan untuk budidaya pangan, khususnya di sektor peternakan.

"Program Petani Milenial akan menjadi unggulan Jabar dan solusi di masa depan untuk budidaya pangan yang bersifat peternakan, khususnya budidaya burung puyuh di Jabar. Saya apresiasi, tapi saya titipkan statistik di kemudian hari harus meningkat dari satuan, puluhan, ratusan, dan jutaan," ujarnya.

"Kuncinya adalah data. Good data good decision. Dengan data, kita bisa mengambil keputusan. No data no decision, makanya datanya dicari. Jadi sekarang cari data di manakah sumber-sumber kebutuhan offtaker, keliling ke provinsi-provinsi," lanjut Kang Emil.

Gubernur juga mengajak anak-anak muda yang menjadi petani milenial untuk rajin mempromosikan kegiatan dan produknya di media sosial maupun e-commerce. Sehingga bisa menjadi penyemangat kepada generasi milenial lainnya.

"Tunjukkan kepada teman-temannya, rajin-rajin sharing di Tik Tok, rajin sharing di Instagram lagi mungut si telur puyuh atau gimana menyemangati bahwa bisa hidup di desa dengan rezeki kota, dengan digital commerce bisa bisnis mendunia," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar Jafar Ismail menjelaskan, ada lima PMBP tahap I yang akan membudidayakan masing-masing 2.000 ekor burung puyuh. Sebelum memulai budidaya burung puyuh, kelima PMBP tersebut sudah mendapatkan pembekalan secara luring pada Senin, 3 Mei 2021 lalu.

Pembekalan tersebut berkaitan dengan pengenalan program PMBP, prospek usaha sub sektor peternakan dan analisa kelayakan usaha, teknologi budidaya bidang peternakan untuk milenial, teknik pengolahan dan pemasaran produk burung puyuh, serta pemberian modal kerja perbankan.

"Guna memastikan budidaya dilaksanakan sesuai prosedur dan tingkat keberhasilannya tinggi dilakukan pendampingan secara teknis terkait budidaya burung puyuh oleh DKPP Jabar yang bekerja sama dengan dinas yang membidangi fungsi peternakan kabupaten/kota," kata Jafar.

Model bisnis yang diterapkan PMBP menurutnya disusun secara komprehensif. Jafar mengatakan, pihaknya menggandeng PT Agro Jabar sebagai off taker sekaligus investor. Penyediaan kebutuhan budidaya, mulai dari bibit, pakan, sampai obat-obatan akan menggunakan KUR dari bank bjb dengan penjamin PT Agro Jabar.

Menurut Jafar, terdapat dua kategori PMBP. Pertama, PBMP Intensif yang membudidayakan burung puyuh di Rumah Edukasi Bhiomethagreen dengan pengawasan PT Agro Jabar dan bank bjb. Kedua, PMBP Mandiri dimana lokasi budidaya bertempat di masing-masing lahan milik petani milenial.

"Peserta pendaftar Kegiatan PMBP awalnya berjumlah 33 orang, setelah melalui proses seleksi yang berjenjang, mulai administrasi, kurasi, wawancara, BI Checking sampai ke seleksi akhir, hanya tinggal 30 orang peserta," terangnya.

"Untuk tahap pertama diambil lima orang yang telah siap untuk launching. PMBP perdana ini diharapkan dapat memperoleh sosok petani milenial terpilih yang dapat memberikan wajah peternakan ke depan dengan success story-nya, agar kegiatan petani milenial ini dapat berhasil dan berkelanjutan," sambung Jafar.

Jafar mengatakan, PMBP bertujuan untuk menumbuhkembangkan kewirausahaan muda subsektor peternakan Jabar, mengubah wajah subsektor peternakan menjadi segar dan atraktif dengan pemanfaatan teknologi, serta menciptakan sub sektor peternakan lebih maju, mandiri, dan modern.

Selain itu, PMBP diharapkan turut berkontribusi menyelesaikan masalah keterbatasan tenaga kerja, dapat meningkatkan produktivitas burung puyuh, serta meningkatkan konsumsi protein dari burung puyuh, baik telur maupun daging di Jabar.

Terlebih, berdasarkan hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) pada 2018, jumlah rumah tangga usaha pembudidaya burung puyuh di Jabar hanya 1.705 rumah tangga atau 0,09 persen dari total rumah tangga usaha peternakan Jabar.

"Kegiatan PMBP ini tidak hanya menjadi gerakan atau model bisnis di level provinsi saja, akan tetapi dapat juga PMBP ini direplikasi dan diterapkan di 27 kabupaten/kota se-Jabar guna mewujudkan budidaya burung puyuh yang semakin berkembang dalam upaya memenuhi konsumsi protein hewani," kata Jafar.

"Diharapkan juga, program PMBP ini dapat mengurangi angka pengangguran yang jumlahnya berlipat akibat pandemi COVID-19 dan anak desa tidak terus datang ke kota untuk bekerja. Sebagaimana yang disampaikan Gubernur Jabar untuk petani milenial, yakni usaha di desa, penghasilan kota, dan bisnis mendunia," jelasnya.

Disadur dari Sindonews.com 

Gubernur Ridwan Kamil PMBP Gedung Pakuan Kota Bandung Pandemi Covid-19


Loading...