BEGINI Kronologi dan Sosok Pangeran Hempi Sultan Keprabonan Cirebon yang Meninggal Dunia

BEGINI Kronologi dan Sosok Pangeran Hempi Sultan Keprabonan Cirebon yang Meninggal Dunia
Foto ISTIMEWA DOK KELUARGA Pihak keluarga saat mendoakan Sultan Keprabonan, Pangeran Hempi Raja Kaprabon, yang meninggal dunia tadi malam.
Editor: Malda Hot News —Selasa, 13 Juli 2021 11:10 WIB

Terasjabar.id - Sultan Keprabonan Cirebon, Pangeran Hempi Raja Kaprabon, meninggal dunia pada Senin (12/7/2021) malam. Pangeran Hempi meninggal dunia kira-kira pukul 21.07 WIB saat menjalani perawatan medis di rumah sakit.

Santana Kasultanan Cirebon, Heru Nursyamsi Arianataredja, mengatakan, sebelum mengembuskan nafas terakhirnya mendiang Pangeran Hempi terkena stroke kedua.

Menurut dia, berdasarkan penuturan pihak keluarga peristiwa itu terjadi kira-kira tiga hari lalu. 

"Awalnya beliau merasa pusing-pusing, mungkin mungkin tensi darahnya naik jadi lemas juga," kata Heru Nursyamsi Arianataredja melalui sambungan teleponnya, Selasa (13/7/2021).

Heru mengatakan, kala itu Pangeran Hempi sempat dirawat di rumah. Namun, Senin kemarin kondisinya drop hingga tidak sadarkan diri.

Karenanya, pihak keluarga pun membawanya ke rumah sakit untuk mendapat penanganan medis lebih lanjut.

"Kemarin beliau kondisinya anfal, sehingga kami membantu mengantar ke rumah sakit," ujar Heru Nursyamsi Arianataredja.

Heru menyampaikan, setibanya di rumah sakit Hempi langsung diberikan perawatan medis oleh tim dokter yang menanganinya.

Namun, Hempi berpulang hanya berselang beberapa jam setelah ditangani tim medis di rumah sakit.

"Mohon dimaafkan segala kesalahan beliau yang disengaja ataupun tidak disengaja," kata Heru Nursyamsi Arianataredja.

Sosok Pangeran Hempi

Melansir laman Wikipedia, Pangeran Hempi Raja Kaprabon merupakan sosok penerus dari Pangeran Herman Kaprabon.

Pada tahun 2011, Pangeran Hempi membuat sebuah pernyataan bahwa Kaprabonan bukanlah sekadar sebuah peguron saja namun juga bersifat sebagai kerajaan.

Terlebih adanya pengakuan dari pejabat penguasa cirebon (zaman penjajahan Jepang) pada sekitar tahun 1946 pada masa kepemimpinan Pangeran Aruman bahwa Kaprabon adalah sebuah kerajaan.

Pertemuan pelurusan sejarah Kaprabonan pun digelar pada tahun yang sama oleh keluarga besar Kaprabonan.

Kemudian sesepuh keluarga besar Kaprabonan yaitu Pangeran Moh Nurbuwat Purbaningrat menyatakan bahwa tidak ada satupun catatan sejarah yang menyebutkan Kaprabonan berdiri sebagai kesultanan atau keraton, pernyataan Pangeran Moh Nurbuwat juga diperkuat oleh sesepuh Kaprabonan lainnya yaitu Pangeran Maulana Cakraningrat:

“Dia (red: Pangeran Raja Adipati (PRA) Kaprabon) dulunya menolak berkuasa di Keraton Kanoman dan memilih mendirikan perguruan karena lebih tertarik memperdalam Tarekat Islam”

Kerabat Kaprabonan lainnya menjelaskan jika pada masa kepemimpinan Jepang di Indonesia telah terjadi kekeliruan pengakuan.

Surat dari penguasa Jepang pada saat itu yang mengakui Kaprabonan sebagai sebuah kesultanan atau kerajaan dikarenakan adanya kesalahan dari pihak Kaprabonan ketika mengirimkan surat kepada pemerintah penguasaan Jepang.

Surat yang dikirim oleh pihak Kaprabonan bertuliskan Kaprabonan sebagai keraton maka pihak penguasa Jepang pada saat itu dikarenakan ketidaktahuan sejarah Cirebon membalas surat dari Kaprabonan dengan kata-kata Keraton Kaprabonan.

Surat balasan inilah yang kemudian dijadikan dasar oleh pihak Kaprabonan untuk menyatakan dirinya sebagai keraton.

Daftar Pangeran Keraton Kaprabonan

1734: Pangeran Raja Adipati (PRA) Kaprabon
1734-1766: Pangeran Kusumawaningyun Kaprabon
1766-1798: Pangeran Brataningrat Kaprabon
1798-1838: Pangeran Raja Sulaiman Sulendraningrat Kaprabon
1838-1878: Pangeran Arifudin Kusumabratawirdja Kaprabon
1878-1918: Pangeran Adikusuma Adiningrat Kaprabon
1918-1946: Pangeran Angkawijaya Kaprabon
1946-1974: Pangeran Aruman Raja Kaprabon
1974-2001: Pangeran Herman Raja Kaprabon
2001- Sekarang: Pangeran Hempi Raja Kaprabon

(Tribunjabar.id)


Pangeran Hempi Sultan Keprabonan Cirebon jepang


Loading...