BEGINI Bentuk Covid-19 Varian Delta yang Mirip Buah Rambutan

BEGINI Bentuk Covid-19 Varian Delta yang Mirip Buah Rambutan
Merdeka.com
Editor: Malda Teras Health —Kamis, 8 Juli 2021 10:32 WIB

Terasjabar.id -- Ahli Genomika Molekuler Riza Putranto membagikan foto penampakan virus corona varian Delta. Foto itu merupakan hasil penemuan varian baru Covid-19 yang dilakukan ahli asal The Peter Doherty Institute for Infection and Immunity, Melbourne Australia, Jason Roberts. "Inilah penampakan dari varian Delta SARS-CoV-2 yang berhasil beliau dan tim riset tangkap menggunakan teknologi mikrografi elektron," tulis Riza di akun Instagram pribadi @rizaputranto.

Tampilan varian Delta di bawah elektron mikrograf tersebut, nampak seperti buah rambutan atau matahari kecil. Temuan baru ini, disebut Riza, menjadi langkah awal untuk memahami kenapa varian Delta lebih mudah ditularkan dan sifat-sifat lainnya yang perlu diketahui. Baca juga: Fakta Virus Corona Varian Eta yang Terdeteksi di DKI Bagi yang tertarik mengikuti riset terkait visualisasi SARS-CoV-2, Riza mengajak untuk mengikuti akun Twitter @TheDohertyInst.

Penelitian tentang SARS-CoV-2 menurutnya penting untuk terus dilakukan karena warga dunia, termasuk Indonesia masih berada di masa pandemi dan sedang berusaha untuk meminimalisir penularan dengan mempelajari sebaik mungkin varian virus SARS-CoV-2 yang masih terus bermutasi.

Varian baru virus corona yaitu Delta dan Kappa, hingga Alpha dan Beta sudah menyebar di 14 provinsi di Indonesia. Pemerintah menyebut saat ini beberapa wilayah di RI sudah dikepung varian delta yang memang paling dominan. Bahkan di DKI Jakarta, Koordinator PPKM darurat Luhut Binsar Pandjaitan menyebut 90 persen penularan disebabkan oleh varian virus corona delta. 

Kasus Covid-19 terekam paling awal yang disebabkan varian delta (B.1.617.2) pertama kali ditemukan di negara bagian Maharashtra di India pada Oktober 2020, dan sejak itu menyebar luas ke seluruh India dan seluruh dunia. Baca juga: Covid-19 Bisa Menular Saat Papasan, Ahli Saran Masker Dobel Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melabelinya sebagai "varian perhatian" (VOC) pada 11 Mei 2021. Sejauh ini, WHO telah mengidentifikasi empat VOC: alpha (B.1.1.7), beta (B.1.351), gamma (P.1) dan delta. Sedangkan varian delta memiliki mutasi delta plus. Varian delta tersebar luas dan telah terdeteksi di lebih dari 80 negara sejauh ini, menurut WHO.

Di Inggris, puluhan ribu kasus telah terdeteksi, dan jumlah tertinggi varian delta. Data dari Public Health England (PHE), lembaga eksekutif departemen kesehatan Inggris, menunjukkan lebih dari 90 persen kasus baru Covid-19 di Inggris berasal dari varian delta.

Inggris telah mengkonfirmasi lebih dari 42 ribu kasus varian delta pada 9 Juni dengan peningkatan hampir 30 ribu dilaporkan dari 2-9 Juni. Dari kasus yang dikonfirmasi, sebagian besar tidak divaksinasi atau hanya memiliki satu dosis vaksin. Sementara penelitian PHE menemukan varian delta dikaitkan dengan peningkatan 64 persen kemungkinan penularan rumah tangga dibandingkan dengan varian alfa (B.1.1.7) yang pertama kali diidentifikasi di Inggris. Baca juga: Studi Israel: Efikasi Pfizer Turun Tajam Lawan Varian Delta (dal/DAL/CNNIndonesia.com)


Viral Varian Delta Rambutan Corona


Loading...