Corona Jakarta Darurat, Prediksi 100 Ribu Kasus Aktif Kian Dekat

Corona Jakarta Darurat, Prediksi 100 Ribu Kasus Aktif Kian Dekat
(Foto: Rifkianto Nugroho)
Editor: Admin Hot News —Selasa, 6 Juli 2021 10:22 WIB

Terasjabar.id - Kasus Corona di Jakarta belum juga mereda. Kasus aktif COVID-19 di Ibu Kota kini mendekati angka 100 ribu.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berungkali mewanti-wanti lonjakan kasus aktif Corona. Dan, per kemarin kasus aktif Corona sudah mendekati 100 ribu kasus.

"Kasus Jakarta angka persisnya 91.163 orang kasus aktif di Jakarta. Ini meningkat dari angka 88 ribu yang hari kemarin," kata Anies dalam konferensi virtual, Senin (5/7/2021).

Anies menuturkan 40 persen dari total kasus aktif membutuhkan perawatan di rumah sakit.

"Kita memiliki jumlah orang yang dirawat cukup besar karena dari pengalaman selama ini dari jumlah kasus aktif sekitar 40 persen butuh perawatan," jelasnya.

Prediksi Anies 100 Ribu Kasus Aktif Jakarta

Anies sudah memprediksi kasus aktif di Jakarta bisa mencapai 100 ribu kasus pada periode Juli ini. Anies menyebut besar kemungkinan kasus aktif di DKI mencapai 100 ribu dalam beberapa hari ke depan.

"Besar kemungkinan ini mencapai 100 ribu dalam hitungan hari ke depan. Artinya, seluruh komponen harus turun tangan. Seluruh komponen turun tangan," ujar Anies.

Anies meminta warga Jakarta kompak di masa pembatasan. Artinya, warga Jakarta diminta membantu sesama yang sedang kesulitan.

"Pada saat pembatasan mari kita bantu sesama. Jadi saya mengajak warga Jakarta kita bantu sesama. Ketua RT ketua RW garda terdepan yang insyaallah akan bisa melindungi sesama kita," ujar Anies Baswedan.

Data Kasus Aktif

Kasus aktif COVID-19 di DKI naik signifikan. Tren kenaikan cenderung cepat. Berikut ini data penambahan kasus aktif Corona di DKI sejak 15 Juni:

- 15 Juni: kasus aktif 19.244 (148 penambahan kasus aktif)
- 16 Juni: kasus aktif 20.311 (1.067 penambahan kasus aktif)
- 17 Juni: kasus aktif 22.338 (2.027 penambahan kasus aktif)
- 18 Juni: kasus aktif 24.511 (2.173 penambahan kasus aktif)
- 19 Juni: kasus aktif 27.112 (2.601 penambahan kasus aktif)
- 20 Juni: kasus aktif 30.142 (3.030 penambahan kasus aktif)
- 21 Juni: kasus aktif 32.060 (1.918 penambahan kasus aktif)
- 22 Juni: kasus aktif 32.191 (131 penambahan kasus aktif)
- 23 Juni: kasus aktif 35.705 (3.514 penambahan kasus aktif)
- 24 Juni: kasus aktif 40.637 (4.932 penambahan kasus aktif)
- 25 Juni: kasus aktif 44.931 (4.294 penambahan kasus aktif)
- 26 Juni: kasus aktif 51.434 (6.503 penambahan kasus aktif)
- 27 Juni: kasus aktif 57.295 (5.861 penambahan kasus aktif)
- 28 Juni: kasus aktif 62.126 (4.831 penambahan kasus aktif)
- 29 Juni: kasus aktif 65.923 (3.797 penambahan kasus aktif)
- 30 Juni: kasus aktif 70.039 (4.116 penambahan kasus aktif)
- 1 Juli: kasus aktif 74.020 (3.981 penambahan kasus aktif)
- 2 Juli: kasus aktif 78.394 (4.374 penambahan kasus aktif)
- 3 Juli: kasus aktif 82.383 (3.989 penambahan kasus aktif)
- 4 Juli: kasus aktif 86.994 (4.611 penambahan kasus aktif)
- 5 Juli: kasus aktif 91.163 (4.169 penambahan kasus aktif)

LIHAT JUGA:







View this post on Instagram

A post shared by Teras Jabar (@terasjabar.id)


Skenario DKI Jika Tembus 100 Ribu Kasus

Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan sejumlah skenario untuk mengantisipasi gelombang kedua pandemi Corona. Anies sempat mengatakan jika tak pengetatan maka kasus aktif di Jakarta bisa tembus 100 ribu.

"Bila tidak dilakukan pengetatan segera, 100 ribu kasus aktif di Jakarta akan tercapai antara tanggal 8-13 Juli 2021," demikian isi dari dokumen yang diterima detikcom, Rabu (30/6/2021).

Anies memaparkan itu dalam rakor PPKM darurat yang dipimpin oleh Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pada Selasa (29/6/2021). Dalam dokumen tersebut dipaparkan enam poin skenario DKI untuk mengantisipasi lonjakan kasus itu. Salah satunya khusus rumah sakit kelas A di Jakarta akan dikhususkan untuk ICU COVID-19.

Adapun RSDC Wisma Atlet dikhususkan untuk penanganan pasien dengan gejala sedang hingga berat. Lalu rumah susun akan diubah menjadi fasilitas isolasi terkendali untuk pasien dengan gejala ringan.

"Mengubah stadion indoor dan gedung-gedung konvensi besar menjadi rumah sakit darurat penangan kasus darurat kritis, diusulkan untuk dalam satu manajemen RSDC Wisma Atlet," demikian lanjutan dokumen tersebut.

BACA JUGA:Nathalie Holscher Didampingi Sule, Tegaskan Video Syur 20 Detik Hoax!

Jakarta Masuk Masa Turbulens

Anies mengatakan saat ini Jakarta masuk kondisi darurat Corona. Menurutnya, saat ini Jakarta sedang memasuki masa turbulens.

"Jakarta memasuki kondisi darurat, sudah ditetapkan PPKM Darurat diumumkan oleh Bapak Presiden kemarin. Kita semua bertugas untuk melaksanakan dengan baik dengan tuntas. Karena itu saya minta perhatian kepada semuanya untuk mengambil tanggung jawab," ujar Anies dalam video, Jumat (2/7/2021).

Anies kemudian mengibaratkan jajaran Pemprov DKI berada dalam sebuah pesawat yang diisi banyak penumpang. Dia meminta semua jajaran DKI memikul tanggung jawab dalam kedaruratan Corona.

"Kita akan memasuki kawasan turbulens, semua pasang ikat pinggang. Jakarta sekarang sedang memasuki masa turbulens, menghadapi badai dan kita harus memberitahukan kepada seluruh warga kita untuk bersiap dan kita adalah kru kita adalah pemegang kemudi, bayangkan itu yang sedang terjadi di Jakarta," ujar Anies.

Eks Mendikbud ini kemudian menjabarkan data perkembangan kasus aktif di Jakarta periode Juni 2021. Dia mengatakan per 8 hari angkanya naik dua kali lipat.

"Perkembangan kasus ini ini kasus aktif di Jakarta. Tanggal 16 Juni angkanya 12 ribu kasus aktif, 8 hari kemudian 24 Juni ini jadi 40 ribu. 25 Juni jadi 44 ribu, tanggal 19 Juni 27 ribu, tanggal 27 Juni jadi 57 ribu. Ini semua menggambarkan setiap 8 hari kasusnya meningkat sebanyak 2 kali lipat," kata Anies.

Dia meminta kepada seluruh jajarannya bersiap menghadapi masa-masa sulit pandemi. Anies mengatakan bukan tidak mungkin kasus aktif Corona di Jakarta bisa menyentuh 100 ribu dalam waktu dekat.

"Ibu Kepala Dinas (Dinkes DKI) menyampaikan rata-rata 40 persen dari kasus aktif membutuhkan perawatan. Jadi kalau sampai 100 ribu kasus, kita butuh perawatan 40 ribu orang. Ini jumlah yang fantastis dan ini adalah manusia yang harus diselamatkan. Dan risiko kematian ada di situ. Saya ingin kita bersiap. Ini yang saya maksud masuk ke turbulens," kata Anies.

BACA JUGA:Daop 2 Menambah Layanan Rapid Test Antigen di Stasiun

Butuh Tambahan Tenaga Kesehatan

Anies meminta tambahan tenaga kesehatan dan tenaga pendukung. Anies memerinci jumlah tenaga kesehatan yang dibutuhkan di DKI Jakarta.

Permintaan Anies kepada pemerintah pusat dalam rakor PPKM darurat tercantum dalam slide resmi Pemprov DKI Jakarta yang berjudul 'Situasi Penanganan Pandemi COVID-19 DKI Jakarta' seperti dikutip Rabu (30/6/2021). Salah satu poin Anies adalah membutuhkan dukungan pengetatan mobilitas penduduk intrawilayah dan antarwilayah.

"Tambahan tenaga kesehatan dan tenaga pendukung; tenaga kesehatan di RS untuk dapat dipenuhi dari mahasiswa dan dosen; tracer profesional lapangan butuh tambahan 2.156 (untuk mencapai 15-30 per 100 ribu penduduk); tenaga vaksinator tambahan sejumlah 5.139 orang. (Nakes: 2.050 orang dan nonnakes: 3.089 orang)," bunyi dokumen itu.

Anies juga membutuhkan regulasi terkait rapid antigen positif dan bergejala sedang hingga kritis untuk ditangani rumah sakit serta bisa diklaim biayanya. Selain itu, Anies meminta dukungan komunikasi intensif dan baik terkait kehalalan vaksin dalam rakor PPKM darurat tersebut.

"Kebutuhan regulasi untuk mendukung rapid antigen positif bergejala sedang dan kritis dapat ditangani di RS dan diklaim pembiayaannya. Komunikasi publik secara lebih intensif terkait keamanan, efektivitas, dan kehalalan vaksin," demikian isi dokumen tersebut.


(sumber:detik.com)

corona covid indonesia kesehatan


Loading...