Puluhan Santri Ma'had As Surkati Salatiga Jadi Pendonor Rutin Plasma Konvalesen, 'Kami Bisa Membantu Masyarakat'

Puluhan Santri Ma'had As Surkati Salatiga Jadi Pendonor Rutin Plasma Konvalesen, 'Kami Bisa Membantu Masyarakat'
(Ist/Sindonews.com : Google)
Editor: Epenz Hot News —Selasa, 6 Juli 2021 09:27 WIB

Terasjabar.id - Ratusan santri dan ustad Ma'had Tahfizhul Quran As Surkati Salatiga pada Desember 2020 lalu terpapar COVID-19 dan sempat ditutup sementara waktu. Kini puluhan santri pondok pesantren tersebut menjadi pendonor plasma konvalesen untuk memenuhi permintaan donor plasma yang datang setiap hari.

Ustad Ma'had Tahfizhul Quran As Surkati Salatiga Ahmad Ayatul Yaqin menuturkan, setelah selesai menjalani masa isolasi, mereka dihubungi oleh PMI Surakarta. Pihak PMI menawarkan kepada para santri dan ustad untuk menjadi donor plasma.

"Kami pun mempertimbangkan tawaran itu. Akhirnya kami setujui. Melalui donor darah ini, kami bisa membantu masyarakat yang membutuhkan donor plasma," tuturnya, Selasa (6/7/2021).

Selanjutnya, dilakukan penyaringan. Dari 188 orang santri dan ustad penyintas COVID-19, hanya sekitar 50 orang santri dan ustad yang bisa menjadi pendonor plasma. "Yang bisa adalah yang berusia di atas 18 tahun," terangnya.

Mulai Februari 2021, mereka mulai mendonorkan darahnya. Saat itu dilakukan penyaringan lagi dan hanya 30 orang yang darahnya bisa didonorkan. "Pengecekannya meliputi kondisi fisik, berat badan, usia dan beberapa lainnya," ujarnya.

Setelah proses awal itu, donor plasma dilakukan rutin setiap bulan. Donor plasma konvalesen sedikit berbeda dengan donor darah biasa. Dibutuhkan waktu lebih lama, yakni kisaran 50-60 menit untuk mengambil.

"Di luar yang rutin, jika memungkinkan memang kita membantu personal yang membutuhkan. Jumlahnya cukup banyak, hingga ratusan per hari," ucapnya.

Namun, kata dia, semua permintaan donor darah diarahkan ke PMI agar terkoordinasi dengan baik. Dia sendiri sudah lima kali mendonorkan darahnya. "Ini kami lakukan atas dasar murni kemanusiaan. Tidak ada faktor ekonomi. Inilah yang disebut ada hikmah yang datang setelah musibah," ucapnya.

Dokter Nunung Setyowati yang menangani kasus COVID-19 di ponpes tersebut mengapresiasi kesediaan keluarga besar ponpes yang mau menjadi pendonor darah plasma secara rutin. "Ini bisa ditiru oleh para penyintas lainnya agar mau berbagi kepada sesama," ucapnya

Disadur dari Sindonews.com 

Santri Ustad Ma'Had Tahfizhul Quran As Surkati Saltiga Pandemi Covid-19 Donor Plasma


Loading...