Dokter Ungkap Gejala COVID-19 Varian Baru Paling Dominan, Bukan Demam!

Dokter Ungkap Gejala COVID-19 Varian Baru Paling Dominan, Bukan Demam!
Foto: Rifkianto Nugroho
Editor: Admin Teras Viral —Kamis, 1 Juli 2021 10:05 WIB

Terasjabar -Beragam varian virus Corona terus bermunculan. Di antaranya, varian Delta atau yang sebelumnya disebut varian B1617.2 dan pertama kali ditemukan di India. Sejumlah pihak khawatir, varian Delta menular lebih cepat sehingga gejala COVID-19 varian baru ini penting untuk dikenali. Mengingat, Indonesia kini tengah menghadapi lonjakan kasus COVID-19.

LIHAT JUGA:







View this post on Instagram

A post shared by Teras Jabar (@terasjabar.id)



Dokter spesialis penyakit dalam, dr Andi Khomeini Takdir, SpPD menyebut, varian Delta memunculkan sejumlah gejala yang sedikit berbeda dari varian-varian yang sudah ada sebelumnya.

Di awal pandemi, gejala paling dominan adalah demam. Namun seiring ditemukannya varian-varian baru termasuk Delta, gejala pada pasien COVID-19 cenderung mengalami perubahan.

TONTON JUGA:

"Varian Delta memunculkan gejala-gejala yang sedikit berbeda. Benar, di tahun lalu sampai awal tahun ini lebih identik dengan demam. Tapi sekarang ini lebih identik dengan sakit tenggorokan di awal (infeksi), kemudian hilang penciuman (atau) pembau. Kemampuan itu beberapa hari akan terganggu," terangnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (29/6/2021).

Menurutnya, gejala COVID varian baru yang perlu diwaspadai adalah nafas menjadi berat. Pada kondisi seperti ini, pasien membutuhkan tenaga besar untuk menarik nafas.

"Nafas itu menjadi berat, maka itu salah satu parameter yang paling sederhana yang kita bisa (simpulkan) oh ini kayaknya perlu di-rontgen. Tapi terutama, perlu pertolongan dari tenaga kesehatan. Sebisa mungkin teman-teman yang isolasi mandiri jangan isolasi tanpa pengawasan," ujar dr Andi.

BACA JUGA:Fakta-fakta Vaksin Pfizer yang Bakal Masuk RI Agustus 2021

Ia menekankan, cara paling efektif untuk menghadapi munculnya varian-varian baru Corona adalah menggunakan masker. Menurutnya, masker adalah kunci untuk meminimalkan kebutuhan akan pertolongan dokter dan layanan rumah sakit akibat gejala COVID varian baru, terlebih yang sedang hingga berat.

"Varian apa pun yang kemudian nanti dirilis, kuncinya sebenarnya sederhana, masker. PR-nya kita sudah tahu, itu masker 2 lapis punya proteksi 90 persen which is lebih bagus, lebih tinggi daripada hanya 1 (lapis masker)," tegasnya.

(sumber:detik.news)


covid dokter indonesia


Loading...