Negara-Negara yang Sempat Dinyatakan Bangkrut Karena Utang, Ada Yunani Sampai Zimbabwe

Negara-Negara yang Sempat Dinyatakan Bangkrut Karena Utang, Ada Yunani Sampai  Zimbabwe
Ekbis Sindonews.com
Editor: Malda Hot News —Sabtu, 26 Juni 2021 09:21 WIB

Terasjabar.id -- 

Sejumlah negara tercatat sempat dinyatakan bangkrut karena tak bisa membayar utang. Rata-rata terjadi di era 2000-an.

Utang melonjak, kelaparan di mana-mana, hingga jumlah orang miskin meningkat di negara tersebut. Lantas negara mana saja yang sempat dinyatakan bangkrut?

Berikut rangkuman CNNIndonesia.com:

1. Yunani

Mengutip dari berbagai sumber, Yunani tercatat memiliki utang hingga US$138 miliar atau Rp1.987 triliun (kurs Rp14.400 per dolar AS). Jumlah utang terus meningkat hingga US$360 miliar atau Rp5.184 triliun pada 2015.

Yunani pun menyandang status bangkrut pada 2015 lalu. Hal ini membuat jumlah pengangguran melonjak dari 10,6 persen pada 2004 menjadi 26,5 persen pada 2014.

Yunani pun tak lagi menerbitkan obligasi semenjak dinyatakan bangkrut. Namun, pada 2017, negara itu mulai kembali ke pasar obligasi internasional.

Yunani menerbitkan obligasi bertenor tujuh tahun, 10 tahun, dan 15 tahun pada tahun lalu. Negara itu meraih dana segar sebesar 12 miliar euro dari obligasi tersebut.

2. Argentina

Argentina dinyatakan gagal bayar (default) karena tak bisa melunasi utang ke kreditur. Situasi ini berawal dari kebijakan pemerintah Argentina yang mematok US$1 sama dengan 1 peso Argentina.

Namun, kebijakan ini disebut tak akurat. Masyarakat pun panik dan ramai-ramai menarik uang di bank.

Argentina mulai mengumpulkan kreditur pada 2005 dan 2010. Negara itu mengajukan restrukturisasi utang sebesar US$100 miliar atau RP1.440 triliun.

Kreditur menyetujui permintaan Argentina. Tak lama setelah itu, Argentina kembali mengajukan pinjaman US$50 miliar atau Rp720 triliun ke Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) pada 2018.

Dana itu dibutuhkan Argentina untuk menangani krisis ekonomi. Krisis itu dipicu lonjakan inflasi dan mata uang peso Argentina anjlok hingga 40 persen sepanjang 2018.

Tahun ini, Argentina menyatakan tak bisa membayar utang ke IMF sebesar US$45 miliar atau Rp648 triliun. Pemerintah mengaku tak memiliki dana untuk membayarnya.

3. Zimbabwe

Zimbabwe tercatat sempat memiliki utang hingga US$4,5 miliar atau Rp64,8 triliun pada 2008. Hal ini sejalan dengan jumlah pengangguran di Zimbabwe yang naik hingga 80 persen.

Negara ini mengalami hiperinflasi. Harga semua barang melonjak, sehingga tak lagi terjangkau oleh masyarakat.

Hal ini membuat uang menjadi tak berarti bagi masyarakat. Mereka lebih memilih sistem barter dalam membeli barang.

4. Venezuela

Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan pemerintahannya tak bisa membayar seluruh utang pada 2017. Pemerintah dan perusahaan minyak negara itu meminta restrukturisasi terhadap pembayaran utang.

Venezuela tercatat memiliki utang kepada sejumlah negara. Beberapa negara tersebut, antara lain China dan Rusia.

Menurut Maduro, perusahaan minyak negara telah membayar utang sebesar US$1,1 miliar atau Rp1584 triliun. Jumlah itu disebut-sebut cukup besar untuk untuk sebuah negara yang saat ini hanya memiliki dana US$10 miliar atau Rp144 triliun di bank.

5. Ekuador

Pada 2008 lalu, Ekuador menyatakan tak mau membayar utang negara. Hal ini bukan karena tak mampu, tapi karena pemerintah saat itu tak ingin membayar utang dengan sengaja.

Pemerintah saat itu menilai utang dari hedge fund asal AS tak bermoral.

Ekuador sebenarnya mampu untuk membayar utang yang mencapai US$10 miliar atau Rp144 triliun. Negara itu memiliki sumber daya alam cukup banyak.

Hanya saja, pemerintah Ekuador pada 2008 lalu mengklaim utang negara di masa lalu disebabkan aksi korupsi di pemerintahan sebelumnya.

Sementara, Ekuador mendapatkan pinjaman sebesar US$643 juta atau Rp9,25 triliun dari IMF pada 2020. Dana itu digunakan untuk pembiayaan darurat menangani pandemi covid-19.(CNNIndoensia)

Negara Hutang Kelaparan Bangkrut


Loading...