Pimpinan Pusdiklat Dai Bandung Ngaku Nabi ke-28, Polisi Turun Tangan

Pimpinan Pusdiklat Dai Bandung Ngaku Nabi ke-28, Polisi Turun Tangan
Editor: Malda Teras Bandung —Jumat, 25 Juni 2021 08:44 WIB

Terasjabar.id - 

Seorang pria pemimpin Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Dai membuat heboh Kota Bandung. Dia mengaku sebagai nabi ke 28.

Pengakuan pria tersebut membuat sejumlah orang marah, karena dianggap mengada-ngada dan juga sesat. Akhirnya warga mendatangi tempat Pusdiklat Dai yang berada di Keluraan Cijawura, Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung, Rabu (23/6) lalu.

Camat Buahbatu Edi Juhendi membenarkan informasi tersebut. Menurut dia, pihak polisi dan MUI tingkat kecamatan sudah menggelar pertemuan. Meski belum keluar fatwa secara resmi, kata Edi, MUI menyatakan lembaga yang dipimpin lelaki itu diduga kuat mengajarkan aliran sesat.

"Fatwanya belum. Jadi kemarin hasil pertemuan, ya sesat," kata Edi dikonfirmasi via sambungan telepon, Kamis (24/6/2021).

Guna menghindari hal-hal yang tak diinginkan, menurut Edi, pemimpin yayasan yang diketahui berinisial R itu diamankan polisi. Edi memastikan situasi di sekitar tempat Pusdiklat Dai itu sudah kondusif. Adapun sejumlah warga yang mendatangi lembaga pendidikan itu karena risih atas aktivitas yang dilakukan di sana.

"Karena khawatir ada kejadian yang tidak diinginkan akhirnya diamankan dan dibawa oleh Polrestabes. Iya (diamankan polisi) pak R," ucap Edi

Sementara itu, Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia Jawa Barat (MUI Jabar) Rafani Achyar mengatakan aliran sesat ini sudah terendus sejak tahun 2016 lalu.

"MUI Pusat pernah memberi perhatian (karena menyimpang) untuk aliran Baiti Jannati itu, pimpinan Abdul Rosyid, sekitar Tahun 2016-2017," kata Rafani via sambungan telepon, Kamis (24/6/2021).

Rafani mengungkapkan, ada warga atau mantan jemaah aliran ini merasa tertipu materi oleh pimpinan aliran sesaat ini.

"Waktu itu ada masyarakat yang lapor dan datang merasa korban oleh Baiti Jannati ini, dia memberikan infak kalau enggak salah habis Rp 600 juta dalam dua tahun," ungkapnya.

Ia menyebut, pada waktu tahun 2016 sempat ramai. Namun belum mengaku rasul.

"Jadi waktu itu, belum muncul pengakuan sebagai rasul, tapi kami lihat ada indikasi semacam baiat. Banyak islam yang mendasar pada baiat, seperti di Garut dan beberapa tempat, di Bandung itu yang kami lihat," ujarnya.

Rafani menegaskan, ketika sudah ada orang yang mengaku rasul setelah Nabi Muhammad itu dipastikan sesat.

"Iya, sesat itu ada kriteria, kriteria sesat itu di antaranya meyakini ada rasul sesudah Nabi Muhammad," tegasnya.

Pihaknya mengimbau agar warga tetap waspada dan jangan terpengaruh dengan aliran sesat. Jika terjadi penyimpangan laporkan kepada polisi.

"Kepada warga sekitar jangan mudah terpengaruh dengan aliran seperti itu, kalau mau belajar agama belajarlah kepada guru, kepada kyai, kepada ustad yang sudah teruji, dia enggak tahu apakah doa kyai atau apa, kalau memang ada indikasi betul penyimpanan laporkan saja ke polisi," ujarnya.

Terpisah, pihak kepolisian telah mengamankan 8 orang pengurus yayasan tersebut. Saat ini para pengurus tersebut tengah menjalani pemeriksaan.

"Pimpinan pondok pesantren Cijawura Rancasari untuk sementara kita mengamankan delapan orang pengurus yayasan tersebut dalam arti kita untuk mengantisipasi jangan sampai terjadi friksi atau gesekan antara warga dengan pengurus yayasan," ucap Kasat Reskrim Polrestabes Bandung AKBP Adanan Mangopang kepada wartawan, Kamis (24/6/2021).

Adanan menuturkan yayasan tempat bernaung pimpinan mengaku nabi itu diketahui bernama Baiti Janati. Yayasan tersebut sempat digerudug warga sekitar.

"Karena memang tuntutan warga Cijawura menuntut supaya kelompok ini tidak melakukan aktivitas apapun di sekitar lokasi dan segera pindah ke tempat lain," kata Adanan.

(mso/mso/Detik)

Bandung Pusdiklat Dai Nabi ke 28


Loading...