Program Petani Milenial, Komoditas Ini Menjajikan Disaat Pandemi Covid-19, Penjualan Online Naik

Program Petani Milenial, Komoditas Ini Menjajikan Disaat Pandemi Covid-19, Penjualan Online Naik
Tribunjabar.id
Editor: Malda Hot News —Sabtu, 13 Maret 2021 11:02 WIB

Terasjabar.id - Jatinangor Research Institute (JRI) menggelar diskusi daring atau webinar bersama Staf Khusus Presiden RI Billy Mambrasar, membahas 

Tren Sayuran Organik di Era Digital dan Masa Depan Petani. 

Selain Billy Mambrasar, hadir pula Direktur of Supply Chain TaniHub Sariyo, Founder Duta Farm dan Petani Milenial Sakir Nugraha, Spesialis Gizi Klinik dr. Diana F. Suganda, M. Kes, SpGK, serta health & lifestyle enthusiast Meliza Gilbert. 

Kegiatan diskusi tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap UMKM dalam bidang pertanian, serta menumbuhkan kesadaran peluang bisnis sebagai petani dengan memanfaatkan teknologi digital.

Billy Mambrasar selaku Stafsus Milenial Presiden RI menyebut bahwa pemerintah sangat memprioritaskan pertanian di Indonesia,melalui program Milenial Agrikultur Project.

"Ketahanan pangan masih menjadi prioritas pemerintah terutama dalam bidang pertanian. Pemerintah bersama Kemeterian Pertanian membuat gerakan Milenial Agricultur Project dalam lima tahun kedepan," ujar Billy Mambrasar, Sabtu (13/3/2021).

Dalam program Milenial Agricultur Project, terdapat empat kelompok yang bakal di targetkan oleh pemerintah dan Kementerian Pertanian yakni, From Zero to Farmer, From Farmer To Agro Preneur, From Farmer To Technofarmer dan From Agro Preneur To Exporter.

Menurutnya, pemerintah menargetkan pertumbuhan sekitar 2,5 juta petani milenial baru di seluruh Indonesia untuk meregenerasi petani yang kebanyakan berusia tua. 

Namun, kata dia, saat ini pemerintah masih fokus pada cluster From Zero To Farmer.

Sasarannya adalah mengumpulkan para milenial yang ingin bergelut dibidang pertanian, memberikan edukasi dan mindset agar milenial tertarik untuk bertani serta mengumpulkan 100 ribu petani milenial. 

Direktur of Supply Chain TaniHub, Sariyo menambahkan, tren sayuran organik sejak pandemi beralih ke online. 

Sebab, sejak tahun lalu petani organik sangat panik karena harga sayuran organik yang mahal dan menyebabkan tak ada yang membeli.

"Semua jenis sayuran organik sangat bagus, trend di online juga sangat baik, karena saat ini banyak juga orang-orang yang menginginkan sayuran organik," ujar Sariyo.

Agar sayuran organik kualitasnya tetap baik, kata dia, para petani harus memperhatikan bagaimana sistem logistiknya dan apakah pengangkutannya benar atau tidak.

Sakir Nugraha, salah satu petani milenial mengungkapkan bahwa masih ada kekurangan lahan yang dimiliki petani.

"Saat ini kekurangannya adalah lahan untuk membuka pertanian, serta keilmuan dalam bertani, kalau belum 3 bulan bercocok tanam selama 3 musim, jangan coba-coba terjun sebagai petani," ujar Sakir.

Ia juga membocorkan juga kalau peghasilannya sebagai petani milenial mencapai Rp 1,3 Miliar.

"Pada akhir 2020 omset sebagai petani mendapatkan hampir 1,3 Miliar," katanya.

Ia juga menjelaskan tips dan juga presentase resiko yang akan dihadapi seorang petani.

"Dalam bertani kita menanam jangan melihat harga market karena kita adalah produsen. Tingkat kegagalan pasti terjadi, walau kita sudah punya ilmunya saja, masih ada kegagalan sekitar 30 persen," ucapnya. (Tribunjabar.id)



Petani Milenial ridwan Kamil Jawa barat Viral


Loading...