Gatot Tolak Ajakan Kudeta Demokrat karena Moral, Prof. Salim Said: Alasannya Bagus

Gatot Tolak Ajakan Kudeta Demokrat karena Moral, Prof. Salim Said: Alasannya Bagus
Gelora.co
Editor: Malda Hot News —Sabtu, 13 Maret 2021 10:43 WIB
Terasjabar.id - Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pertahanan Indonesia, Prof. Salim Haji Said ikut memberikan pandangannya terkait prahara yang terjadi di Partai Demokrat.

Sebelumnya, prahara di Partai Demokrat yang kini terus memanas awalnya muncul ke permukaan sekira bulan Februari 2021 lalu.

Saat itu, Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sempat menyampaikan langsung ke publik bahwa ada dugaan pihak-pihak yang berencana melakukan kudeta di Partai Demokrat termasuk keterlibatan eksternal.

Seperti membuktikan bahwa kudeta itu nyata, beberapa pekan kemudian KLB Demokrat pun dilaksakan di Deli Serdang, tepatnya pada Jumat, 5 Maret 2021 lalu.

Dalam KLB Demokrat yang disebut-sebut digagas politisi senior dan mantan kader menetapkan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko sebagai Ketua Umum (Ketum).

Selain Moeldoko, dalam KLB Demokrat itu diputuskan pula Mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Marzuki Alie sebagai Ketua Dewan Pembina Partai.

Prof. Salim Said (begitu sapaannya) menyebut dari pengamatannya ada beberapa hal yang menarik dari kisruh ini, salah satunya pernyataan Mantan Panglima Gatot Nurmantyo.

"Dalam keterangan Gatot Nurmantyo mengatakan dia yang dihubungi untuk mengkudeta Partai Demokrat. Awalnya dia. Gatot menolak dengan alasan moral. Alasannya bagus,” kata Prof. Salim Said dikutip Pikiran-Rakyat.com dari kanal YouTube Karni Ilyas Club.

Menurut Prof. Salim Said, penolakan ajakan untuk mengkudeta Partai Demokrat dengan alasan moral merupakan hal bagus.

“Kemudian muncul Moeldoko. Jadi dugaan saya yang mula mula didekati itu Gatot Nurmantyo, (setelah menolak) mereka mencari figur lain dapatlah Pak Moeldoko,” ucapnya.

Lebih lanjut Prof. Salim Said pun sempat melakukan upaya penyelidikan dan menghubungi orang-orang (yang memilih Moeldoko) itu.

“Jawaban mereka itu yang melakukan kudeta pertama itu adalah Pak SBY. Terhadap orang Demokrat dan menjadikan anaknya ketua partai. Ada persoalan di sini,” tuturnya.

Selain itu, tambah Prof. Salim Said, banyak orang di internal Demokrat yang menyampaikan bila SBY bukan pendiri partai karena partai sudah ada sebelum dia datang.

“Menariknya lagi Pak SBY berkali-kali mengkritik menyerang orang orang yang nepotisme namun mengangkat anaknya menjadi ketua partai menggantikan dirinya,” kata Prof. Salim.

Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pertahanan Indonesia itu menduga kekesalan dari penggagas Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat lantaran merasa kesal.

“Mengapa mereka kesal kok dipaksakan AHY menjadi ketua. Persoalannya ada orang-orang partai, senior-senior yang bekerja menyukseskan Demokrat turut memenangkan SBY,” ujar Prof. Salim Said.***(Gelora.co)

Viral KLB Demokrat Deli Serdang


Loading...