Max Sopacua UNGKAP Penyebab Kader Demokrat Ngotot Gelar KLB, Ternyata Bermula dari KLB 2013

Max Sopacua UNGKAP Penyebab Kader Demokrat Ngotot Gelar KLB, Ternyata Bermula dari KLB 2013
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Max Sopacua, memberikan keterangan terkait pelaksanaan KLB Partai Demokrat, di hotel The Hill Sibolangit, Deliserdang, Jumat (5/3/2021). (nasrul/tribunmedan)
Editor: Malda Teras Viral —Jumat, 5 Maret 2021 13:38 WIB

Terasjabar.id - Aktivitas Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat, di The Hill Hotel & Resort Sibolangit, Kabupaten Deliserdang, Jumat (5/3/2021), hingga siang ini masih belum dimulai.

Dikutip TribunJabar.id dari www.tribun-medan.com, di lokasi tempat perhelatan kongres juga masih terpantau landai.

Di lokasi ini, terlihat salah satu anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Max Sopacua sempat berada di depan aula.


Max mengungkapkan, alasan utama terselenggaranya KLB ini kerana adanya kesumbatan yang terjadi di internal partai dengan lambang mercy ini.

Dirinya mengatakan, kondisi ini bahkan sudah terjadi dalam waktu yang cukup lama. 

"Latar belakang yang mengakibatkan terjadinya KLB ini karena adanya kesumbatan yang terjadi bertahun-tahun," ujar Max. 

Max menjelaskan, kondisi ini dimulai dari terselenggaranya KLB di Bali sekitar tahun 2013 lalu.

Dirinya mengatakan, saat itu Partai Demokrat mengadakan KLB untuk menggusur Anas Urbaningrum dari kepemimpinan sebagai ketua umum karena tersandung kasus korupsi. 

Dirinya mengungkapkan, saat itu pada KLB tersebut terpilihlah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagia ketua umum menggantikan Anas.

Dirinya mengatakan, saat itu pihak Partai Demokrat mendukung penuh SBY untuk menjadi ketua umum. 

"Di situ kita mendukung penuh pak SBY untuk jadi ketua umum, karena ini untuk menyelamatkan partai setelah pak Anas tersandung masalah," katanya. 

Kemudian, pada saat itu SBY berjanji untuk kembali membuka regenerasi kepemimpinan partai.

Namun, saat kongres di Surabaya pada tahun 2015 SBY kembali terpilih menjadi ketua umum secara aklamasi.

"Jadi kami merasa apa yang dijanjikan saat 2013, tidak terlaksana. Malah dulu saat 2015 ada nama Marzuki Ali tersendat juga untuk menjadi calon, sehingga kembali terjadi aklamasi," ucapnya. 

Max menjelaskan, saat itu kondisi masih terbilang cukup kondusif di mana kinerja partai masih bisa terus berlangsung.

Dan mereka percaya nanti saatnya regenerasi, partai ini juga akan berkembang semakin baik. 

Namun, yang kembali menjadi persoalan saat kongres yang digelar pada tahun 2020 lalu, hasil kongres menyatakan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terpilih menjadi ketua umum.

Diketahui, AHY merupakan anak kandung dari SBY yang menggantikan SBY menjadi ketua umum. 

"Tapi ternyata regenerasi ini timpang juga, karena regenerasi malah jatuh ke anak pak SBY yaitu pak AHY," ungkapnya. 

Dengan ini, pihaknya melihat jika regenerasi yang dijalankan oleh SBY tidak sesuai dan tidak sejalan dengan apa yang diinginkan oleh partai. 

Lebih lanjut, dirinya mengatakan yang kurang dirasa pas adalah kongres yang seharusnya dijalankan dengan sistem yang matang, malah dijalankan hanya dengan waktu empat jam.

Di mana hasil kongres tersebut, menetapkan AHY menjadi ketua umum.(cr4/tribun-medan.com) 





Max Sopacua Viral KLB Demokrat Kudeta Sumut


Loading...