Pasien Berstatus OTG Kota Bogor Bisa Dirawat di Pusdiklatwas BPKP Ciawi

Pasien Berstatus OTG Kota Bogor Bisa Dirawat di Pusdiklatwas BPKP Ciawi
(Poskota.co : Google)
Editor: Epenz Hot News —Jumat, 5 Maret 2021 09:20 WIB

Terasjabar.id -- Pemkot Bogor menjadikan Pusdiklatwas Kampus 2 Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Ciawi, sebagai pusat isolasi pasien Covid-19, berstatus orang tanpa gejala (OTG) dan gejala ringan. Pusat isolasi non rumah sakit ini berkapasitas 128 bed.

Sebelum melaksanakan penandatanganan kerja sama, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto sempat meninjau kondisi fasilitas dari pusat isolasi tersebut. Menurutnya, fasilitas yang disediakan lebih dari layak serta sangat ideal. Baik dari segi jarak, maupun kesiapan fasilitas.

“Kondisinya siap, artinya Jumat (5/3) pun sudah bisa menerima pasien,” kata Bima Arya, di Pusdiklatwas Kampus 2 BPKP, Kamis (4/3).

Sebelumnya, Pemkot Bogor pernah menjalin kerja sama serupa dengan BNN Lido. Namun, fasilitas BNN Lido akan segera digunakan kembali sehingga Pemkot Bogor harus mencari alternatif lain.

Bima Arya mengatakan, selama di Lido, sudah ada 1.010 pasien Covid-19 Kota Bogor yang telah dirawat. Suasana yang disajikan sebagai tempat isolasi pun nyaman dan memiliki udara yang sejuk. Namun, jarak yang cukup jauh menjadi salah satu kendala selain kendala kepadatan lalu lintas.

“Saat ini di Lido tinggal tersisa 16 pasien. Jadi tidak dipindahkan, namun menunggu hingga pasien yang dirawat habis,” ujar Bima Arya.

FOLLOW JUGA : 

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno memaparkan, kapasitas yang ada di Kampus 2 Pusdiklatwas BPKP Ciawi untuk isolasi ada 64 kamar, dengan 128 tempat tidur yang diprioritaskan bagi pasien OTG dan gejala ringan. Berdasarkan kesepakatan, durasi kerja sama antara Pemkot Bogor dan BPKP yakni selama tiga bulan. Selanjutnya, akan ada penyesuaian selama gedung tersebut belum digunakan kembali menjadi pusat pendidikan dan pelatihan.

Selain mempersiapkan gedungnya, lanjut Retno, Pemkot Bogor melalui Dinkes Kota Bogor juga sudah menyiapkan SDM, baik tenaga kesehatan (nakes), maupun non nakes. Seperti dokter, perawat, tenaga administrasi, customer service, dan sopir. Tak hanya itu, akan ada satu mobil ambulans yang siaga 24 jam.

“Kalau mekanisme penjemputan pasien tetap sama seperti sebelumnya, penjemputan dan penghantaran pasien melalui layanan 119, jadi tidak datang atau pulang sendiri, tetapi akan dikoordinir Dinkes,” kata Retno.

Saat ini, berdasarkan data dari Dinkes Kota Bogor, bed occupancy rate (BOR) Kota Bogor berada di angka 41 persen dan BOR di RS Lapangan Kota Bogor sebesar 30 persen. Kondisinya berbeda beberapa waktu lalu yang sempat di angka 82 persen, atau diatas standar WHO yakni 60 persen.

Sementara itu, Kepala BPKP, Muhammad Yusuf Ateh menyatakan, melalui kerja sama ini menjadi langkah nyata dan kontribusi BPKP dalam membantu Kota Bogor dalam menghadapi dan menangani Covid-19.

Untuk itu, dirinya juga memerintahkan, BPKP di seluruh Indonesia untuk turut berkontribusi dalam membantu masyarakat. Agar bermanfaat bagi orang lain.

"Inilah wujud kita sebagai unsur aparatur negara dan menjadi suatu kebanggan bagi kami. Atas nama BPKP silahkan digunakan, tentunya kami senang bisa berkontribusi dan bisa memberi manfaat, khususnya bagi masyarakat Kota Bogor," ucapnya.

Disadur dari Republika.co.id

Pemkot Bogor BPKP Ciawi OTG Pandemi Covid-19 Pusat Isolasi


Loading...