Menkes Teken Aturan Vaksinasi Mandiri, Berapa Tarif Vaksin Covid-19? Simak Poin Lengkapnya

Menkes Teken Aturan Vaksinasi Mandiri, Berapa Tarif Vaksin Covid-19? Simak Poin Lengkapnya
Tribunjakarta
Editor: Malda Teras Viral —Jumat, 26 Februari 2021 14:37 WIB

Terasjabar.id - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin telah menandatangani Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) No.10 tahun 2021 yang ditetapkan di Jakarta pada Rabu 24 Februari 2021.

Aturan tersebut berisi pelaksanaan vaksinasi Covid-19 yang dibebankan kepada pihak swasta atau sebelumnya dikenal vaksinasi mandiri.

Dikutip dari Tribunnews.com, Jumat (26/2/2021) program tersebut dinamai program Vaksinasi Gotong Royong.

Dituliskan bahwa pelaksanaan vaksinasi kepada karyawan/karyawati, keluarga dan individu lain terkait dalam keluarga yang pendanaannya ditanggung atau dibebankan pada badan hukum/badan usaha.

"Karyawan/karyawati, keluarga dan individu lain terkait dalam keluarga sebagai penerima Vaksin COVID-19 dalam pelayanan Vaksinasi Gotong Royong sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dipungut bayaran/gratis," tertulis pada pasal 3 ayat 5.

Disampaikan Vaksinasi Gotong Royong ini bertujuan untuk mengurangi transmisi/penularan COVID-19, menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat COVID-19, mencapai kekebalan kelompok di masyarakat (herd immunity); dan melindungi masyarakat dari COVID-19 agar tetap produktif secara sosial dan ekonomi.

Nantinya berdasarkan pasal 6, dalam rangka penyusunan rencana kebutuhan Vaksinasi

COVID-19 badan hukum/badan usaha harus melaporkan jumlah karyawan/karyawati, keluarga dan individu lain terkait dalam keluarga yang akan dilakukan Vaksinasi Gotong Royong.

"Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit harus memuat jumlah, nama, dan alamat (by name and by address), serta nomor induk kependudukan," dikutip dari pasal 6 ayat 3.

Tim Vaksinator Puskesmas Kecamatan Kramat Jati saat menunjukkan vial vaksin Covid-19 di Jakarta Timur, Rabu (24/2/2021).
Tim Vaksinator Puskesmas Kecamatan Kramat Jati saat menunjukkan vial vaksin Covid-19 di Jakarta Timur, Rabu (24/2/2021). (TribunJakarta.com/Bima Putra)

2 Juta Vaksin Sinopharm

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memastikan 2 juta vaksin Sinopharm, China, masuk ke Indonesia pada Maret 2021. Vaksin ini direncanakan untuk vaksinasi mandiri.

“Pasti 2 juta, tapi 3 juta harapan kita, kemudian pada bulan April, Mei, Juni, Juli itu total 15 sampai 20 juta, pasti kita dapat,” ucap Luhut dalam acara Economic Outlook 2021, Kamis (25/2/2021).

Soal angka tersebut, kata dia bermula ketika dirinya bertemu Menteri Luar Negeri China yang juga Ketua Dewan Keamanan China, Wang Yi.

Kepada Wang Yi, Luhut menyampaikan bahwa Indonesia sudah mengikutsertakan vaksin dari Sinopharm untuk program vaksinasi Indonesia.

“Salah satu yang saya dekat adalah China, saya sampaikan, kami sudah mengikutsertakan Sinopharm karena Sinopharm tidak masuk vaksin yang gratis. Jadi ini kita mau alokasikan untuk vaksin mandiri,” ucap Luhut.

“Tadinya dia janjikan kita hanya dapat tahap pertama 100 ribu, 5 juta dan kemudian 15 juta, terus saya bilang sama dia, bisa enggak kalo kamu itu jangan kasih 5 juta, tapi 15 juta dan 30 juta dan harus selesai sampai Juli gitu,” lanjut dia.

Atas permintaan tersebut, Menteri Luar Negeri China, kata Luhut, akan mengusahakan untuk meningkatkan jumlah permintaan dari Indonesia.

Meskipun nantinya tidak sampai 30 juta, tetapi Luhut yakin jumlahnya lebih dari 15 juta.

“Jadi saya pikir, basis ekonomi pasti bisa kita selesaikan, karena presiden sudah perintah betul itu,” ujarnya.

Ia menegaskan, pemerintah sangat memperhatikan adanya kebutuhan vaksin mandiri untuk mencapai target kekebalan kelompok atau herd immunity.

Presiden Joko Widodo, kata Luhut, memahami kebutuhan itu dan memerintahkan jajarannya untuk mempersiapkan vaksin tersebut.

“Presiden sangat cepat merespons itu, saya diperintahkan presiden untuk cari juga,” kata Luhut.

Luhut yakin target pemerintah untuk mencapai herd immunity terhadap virus Covid-19 bisa tercapai.

Pemerintah menargetkan akan melakukan vaksinasi Covid-19 terhadap total 181.554.465 orang penduduk Indonesia atau sekitar 70 persen dari total populasi.

"Tapi angka itu bukan hal yang terlalu aneh, karena kesiapan vaksin cukup," ucap Luhut.

Kendati demikian, Luhut menyebut ada beberapa hal yang membutuhkan proses misalnya jadwal pendatangan vaksin dan orang yang akan memberikan vaksinasi.

 

"Kita kan belum biasa melakukannya, kita butuh satu atau dua bulan, lah," ucap dia.

Menurut Luhut, cara kerja Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sudah sangat baik. Sebab, saat ini sudah ratusan ribu orang divaksin setiap hari.

"Kita berharap ini bisa 500.000 akhir Maret per hari, kalau angka ini kita pelihara ditargetkan 700.000 pada bulan April per hari," ujar Luhut. "Saya sih melihat dengan tim, kita confidence, Juli kita bisa 70 juta," ucap dia.

Luhut menyatakan, 70 juta orang yang divaksin adalah orang-orang yang betul-betul menjadi sasaran penting.

Seperti halnya operasi militer, kata Luhut, target herd immunity harus tercapai agar bisa menjalankan ekonomi.

“Apa itu yang kita mau? Misalnya target-target seperti Tanah Abang, kemudian nanti pasar-pasar mana lagi yang banyak masyarakatnya, dan yang tua sekarang sudah mulai divaksin,” ucap Luhut.

"Karena kita paham betul tanpa (penanganan) Covid-19 ini, ekonomi tidak akan bisa berjalan dengan baik," katanya. (kps)

(Tribunjakarta.com)


Menkes Viral Vaksinasi Mandiri Covid 19 Tarif


Loading...