Ada Aplikasi Greeny untuk Pemulung di Kota Bandung, untuk Hapus Stigma Negatif di Masyarakat

Ada Aplikasi Greeny untuk Pemulung di Kota Bandung, untuk Hapus Stigma Negatif di Masyarakat
Gelora.co
Editor: Malda Hot News —Kamis, 18 Februari 2021 10:56 WIB

Terasjabar.id - Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) bakal membekali pemulung dengan aplikasi agar tidak ada lagi stigma negatif terhadap pemulung

Pris Poly Lengkong, Ketua IPI, mengatakan, selama ini pemulung kerap kali dipandang negatif karena dianggap ilegal dan liar. 

Berangkat dari stigma tersebut, pihaknya kemudian menciptakan sebuah aplikasi digital yang dapat membantu pengolahan sampah agar lebih efektif untuk meningkatkan derjat para pemulung.

"Padahal selama ini pemulung merupakan orang yang mendedikasikan setiap saat waktunya untuk membersihkan sampah orang lain. Pemulung adalah pahlawan 3R (reduce, reuse, dan recycle) yang ironisnya 3R merupakan amanat dari UU Pengolahan Sampah," ujar Pris, di Jalan Setiabudi, Kota Bandung, Rabu (17/2/2021). 

Aplikasi yang disiapkan itu bernama Greeny, hasil kolaborasi IPI dengan kelompok pegiat lingkungan.

Aplikasi tersebut, kata dia, bakal banyak berkontribusi untuk mengatasi persoalan sampah.

Menurutnya pola hubungan pemulung terjadi dalam dua dimensi, yakni horisontal dan vertikal.

Para pemulung itu memiliki relasi langsung dengan pelapak atau bandar, lalu secara vertikal pemulung itu berhubungan tidak langsung juga dengan industri.

Melalui aplikasi itu, kata dia, para pemulung memasuki era teknologi 4.0, di mana mereka bisa bekerja dengan lebih layak.

Mulai dari menggunakan seragam, kendaraan untuk mengambil sampah (bentor), dan gadget yang memadai serta penghasilan yang lebih baik. 

"Selain itu, pemulung 4.0 nantinya akan dibuat lebih beredukasi untuk menjamin kenyamanan masyarakat," katanya.

Founder Greeny yang juga satu di antara pendiri IPI, Boy Tjakra, menambahkan, pihaknya memiliki keinginan untuk menyelesaikan persoalan sampah di Indonesia. 

"Salah satu cara yang menurut kami paling ampuh adalah dengan melakukan perubahan sistem kerja ke arah digitalisasi," ujar Boy. 

Melalui aplikasi Greeny, kata dia, masyarakat bisa menyimpan sampah yang akan didaur ulang untuk kemudian diambil.

Sampah yang diambil kemudian akan ditukar dengan sejumlah uang.

Masing-masing sampah, baik kertas atau plastik dihitung per kilogram dengan nominal tertentu.

Aplikasi Greeny ini baru diluncurkan di Kota Bandung pada Januari 2021.

Meski baru berjalan sebulan, namun sudah ada sekitar 927 warga yang bergabung menggunakan aplikasi ini.

"Di Bandung niat warga untuk memilah sampah memang masih kurang. Makanya kita coba bantu edukasi dan permudah. Setelah di Kelurahan Sadang Sedang kita akan coba ke Sukaluyu, sukahaji, dan beberapa daerah lain di Bandung," ucapnya.

Dia berharap kemudahan yang ditawarkan Greeny bisa membuat volume sampah di TPA kian berkurang, dan sampah yang terdaur ulang makin banyak. (Gelora.co)




Jokowi Viral Pemulung IPI Polisi


Loading...