Ratusan Santri Di Salah Satu Pesantren Kota Tasikmalaya Positif Covid-19 Harus Jalani Isolasi

Ratusan Santri Di Salah Satu Pesantren Kota Tasikmalaya Positif Covid-19 Harus Jalani Isolasi
(ist/Republika.co.id : Google)
Editor: Epenz Hot News —Selasa, 16 Februari 2021 10:00 WIB

Terasjabar.id — Ratusan santri di salah satu pesantren wilayah Kelurahan Nagarasari, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, mesti menjalani isolasi. Mereka dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan hasil tes swab PCR, termasuk puluhan guru di pesantren itu.

Di pesantren itu sebelumnya diketahui ada salah satu santri yang merasa kehilangan kemampuan indra penciuman. Berdasarkan hasil tes, santri tersebut dinyatakan positif Covid-19. Kemudian dilakukan tes terhadap sejumlah santri yang merupakan kontak erat. Hasilnya, ada tambahan, sehingga total ada tiga santri yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Lalu Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya melakukan tes swab massal terhadap santri dan guru di pesantren tersebut pada 8 Februari lalu. Sampel swab dikirimkan ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat. 

Berdasarkan hasil tes yang diterima Dinkes pada Ahad (14/2), dari 832 sampel swab yang diperiksa, 45 persen hasilnya positif Covid-19. “Sebanyak 375 orang hasilnya positif atau 45 persen dari yang di-swab,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Tasikmalaya Asep Hendra, Senin (15/2).

Sementara 457 orang lainnya dinyatakan negatif, terdiri atas 400 orang santri dan 57 guru. Adapun yang positif terdiri atas 152 orang santri putra, 171 santri putri, dan 52 orang pengajar. Asep mengatakan, Dinkes menyiapkan sejumlah tempat untuk isolasi, di antaranya Hotel Crown, Rumah Sakit (RS) Dewi Sartika, dan di lingkungan pondok pesantren bersangkutan.

FOLLOW JUGA :

Asep menjelaskan, di Hotel Crown terdapat sekitar 90 tempat tidur yang dapat digunakan untuk isolasi santri putri. Sementara di RS Dewi Sartika terdapat 50 tempat tidur untuk santri putra. “Hari ini (Senin) kita akan evakuasi santri untuk diisolasi di Hotel Crown dan Rumah Sakit Dewi Sartika,” kata dia.

Ihwal RS Dewi Sartika, menurut Asep, statusnya saat ini masih sebagai tempat isolasi terpusat milik pemerintah, bukan RS darurat Covid-19. Karenanya, RS Dewi Sartika belum dapat digunakan untuk isolasi pasien positif dengan gejala. Ia mengatakan, pihaknya telah menempuh berbagai cara untuk menjadikan RS Dewi Sartika sebagai rumah sakit darurat. Namun, hingga saat ini masih ada syarat yang belum terpenuhi. “Rumah sakit darurat itu tahapannya masih panjang, jadi kita gunakan yang ada dulu,” ujarnya.

Sementara santri bergejala atau pengajar yang sudah berusia di atas 50 tahun rencananya ditempatkan di RSUD dr Soekardjo. Menurut Asep, di RS tersebut setidaknya tersedia 15 tempat tidur untuk menampung pasien positif. 

Adapun santri yang tidak dipindahkan ke tempat isolasi terpusat akan menjalani karantina di lingkungan pesantren. Satu kamar isolasi disebut hanya akan diisi maksimal 4-5 santri yang positif. Tempat isolasi santri positif ini dipisahkan dengan yang negatif. “Sisanya yang negatif akan dipulangkan besok secara bertahap. Jadi, nanti potensi berkerumunnya rendah,” kata Asep.

Pelaksana Tugas Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf mengatakan, kegiatan di pesantren tersebut akan dihentikan sementara waktu. Menurut dia, aktivitas keluar-masuk lingkungan pesantren juga tidak diperbolehkan. “Jadi, kita lockdown pesantren itu, tak (ada aktivitas) keluar-masuk. Kita akan berikan kebutuhan selama karantina mikro,” ujar dia.

Disadur dari Republika.co.id (repjabar)

Pesantren Kelurahan NAgasari Kota Tasikmalaya Tes Swab PCR Pandemi Covid-19


Loading...