Viral Perjuangan Zahra, Siswi SMP yang Bekerja Jadi Kuli Bangunan untuk Bantu Keluarga

Viral Perjuangan Zahra, Siswi SMP yang Bekerja Jadi Kuli Bangunan untuk Bantu Keluarga
Tribunjabar.id
Editor: Malda Teras Viral —Sabtu, 6 Februari 2021 12:30 WIB

Terasjabar.id - Meski usianya masih belasan tahun, namun seorang siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) ini tak malu bekerja membanting tulang untuk membantu keluarga.

Seorang siswi SMP di Kota Lhokseumawe, Zahra, berjuang untuk meringankan beban keluarga dengan bekerja sebagai kuli bangunan.

Bila anak-anak sebayanya menghabiskan waktu dengan bermain dan berenda gurau, maka berbeda dengan Zahra. Gadis remaja itu lebih sering mengikat besi bangunan.


Pekerjaan berat ini Zahra lakoni demi membantu sang ibu, Lela, agar keluarga mereka bisa tetap melanjutkan hidup.

Sang ibu, Lela, merupakan orang tua tunggal. Zahra sendiri merupakan empat bersaudara.

Anak sulung Lela, Ilham Hidayat, kini telah tamat SMA.

Sedangkan tiga anak lainnya masih bersekolah.

Mereka adalah Zahra (kelas 3 SMP), Sucila Iqomah (kelas 1 SMP) dan Wahyuda (kelas 1 SD).

Sehari-hari Lela bekerja sebagai buruh cuci pakaian agar anak-anaknya bisa makan dan mengenyam pendidikan.

Keluarganya kini tinggal di gubuk reyot tanpa penerangan dan berukuran 3x2 meter di Desa Uteun Kot, Muara Dua, Lhokseumawe.


Zahra jadi buruh bangunan: uangnya bisa bantu orangtua

Akibat beban hidup itu, Zahra pun berupaya meringankan kesusahan ibunya.

Ia terpaksa bekerja menjadi kuli bangunan di Kota Lhokseumawe.


Zahra tak merasa malu, sebab ia dan keluarganya harus bertahan menghadapi kerasnya hidup.

"Saya sering tidak masuk sekolah. Maka saya bekerja, ikat besi bangunan rumah dan lain sebagainya," kata dia.

Menurutnya, hasil keringatnya bisa dipergunakan untuk membantu sang ibunda mencukupi kebutuhan hidup.

"Terpenting uang harian saya bisa bantu orangtua, sebagain buat sekolah saya dan dua adik," kata dia.


Belum dapat bantuan dari pemerintah

Kisah pilu Zahra dan keluarganya akhirnya viral di media sosial. 

Buntutnya, pihak sekolah merasa iba dan membantu memperbaiki rumah Zahra dan ibunya. Uang perbaikan tersebut merupakan hasil patungan dari guru-guru di sekolah Zahra.

Meski demikian, sang ibu mengaku belum pernah menerima bantuan dari pemerintah.

"Sampai sekarang kami belum terima bantuan pemerintah," ujar dia.(Tribunjabar.id)

Zahra Kuli bangunan Lhokseumawe


Loading...