Percepatan Vaksinasi, Indonesia Masih Negosiasi Tambah Vaksin Covid-19

Percepatan Vaksinasi, Indonesia Masih Negosiasi Tambah Vaksin Covid-19
Ilustrasi (Kementerian BUMN Via Republika.co.id)
Editor: Epenz Hot News —Rabu, 20 Januari 2021 10:26 WIB

Terasjabar.id -- Vaksinasi Covid-19 untuk 181,5 juta penduduk Indonesia berusia 18 hingga 59 tahun akan dimulai dalam waktu dekat. Dibutuhkan 426 juta dosis vaksin Covid-19 untuk menyuntik seluruh penduduk rentang usia tersebut, namun ketersediaan vaksin yang dibutuhkan bergantung pada keberhasilan diplomasi dan negosiasi dengan perusahaan vaksin di luar negeri dan prosesnya masih berjalan.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, 181,5 juta jiwa penduduk Indonesia diharapkan bisa mendapatkan vaksin Covid-19 dalam kurun waktu 15 bulan. Bahkan, dia melanjutkan, presiden Joko Widodo menginginkan akselerasi atau percepatan vaksinasi supaya bisa diselesaikan dalam setahun. 

"Indonesia harus memastikan dulu ketersediaan vaksinnya, kalau untuk menyuntik 181,5 juta orang berarti butuh 426 juta dosis. Ketersediaannya sangat tergantung pada negosiasi yang didukung oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan BUMN Penghasil Vaksin Bio Farma, pihak ini yang melakukan diplomasi bilateral dan multilateral untuk segera mendatangkan vaksin," katanya saat dihubungi Republika, Rabu (20/1).

Dia menambahkan, upaya ini penting untuk dilakukan karena negara-negara lain juga tengah berebut vaksin ini dan adu cepat. Sejauh ini, ia menyebutkan Indonesia telah mengamankan 50 juta dosis vaksin dari Astra Zeneca, 125 juta dosis dari Sinovac, Novavax sebanyak 50 juta dosis, kemudian berupaya vaksin gratis lembaga internasional fasilitas Covax/Gavi sebanyak 108 juta dosis.

FOLLOW JUGA :

Artinya, dia melanjutkan, pemerintah Indonesia telah mengamankan lebih dari 300 juta dosis dan masih mencari sekitar 125 juta dosis untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi dalam negeri. Hingga kini, dia melanjutkan, pemerintah Indonesia melalui pemangku kepentingan terkait seperti Kemenlu masih melakukan lobi-lobi pengadaan Vaksin Pfizer dan menambah dosis vaksin Novavax serta Astra Zeneca. 

"(Keberhasilan) ini tergantung pada negosiasi bilateral dan multilateralnya," kata perempuan yang juga menjabat sebagai Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kemenkes ini.

Hingga saat ini, ia menyebutkan diplomasi vaksin belum final dan berjalan. Ia menambahkan, perusahaan valsin masih menghitung kemampuan menambah vaksin yang diberikan untuk Tanah Air. Jika ketersediaan vaksin bisa dipastikan, Nadia optimistis proses vaksinasi Covid-19 bisa diselesaikan dalam 15 bulan. Sebab, periode itu termasuk kurun waktu yang lama dan fasilitas kesehatan bisa menyelesaikannya. 

Terkait vaksin buatan dalam negeri merah putih yang digunakan untuk melengkapi kebutuhan vaksin, Nadia mengaku imunisasi ini masih dikembangkan."Masih lama, Vaksin Merah Putih masih tahap 1. Kemungkinan vaksin ini bisa selesai pada 2022 mendatang," ujarnya.

Disadur dari republika.co.id

Program Vaksinasi Pandemi Covid-19 Prokes Kemenkes Indonesia


Loading...