Bahaya Awan Panas Berkurang, Pengungsi di Sleman Terus Berkurang,

Bahaya Awan Panas Berkurang, Pengungsi di Sleman Terus Berkurang,
(Dok.Sindonews.com : Google)
Editor: Epenz Hot News —Senin, 18 Januari 2021 13:39 WIB

Terasjabar.id - Jumlah warga Kalitengah Lor, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman yangmengungsi di barak pengungsian Glagaharjo, Cangkringan, Sleman terus berkurang seiring adanya perubahan potensi bahaya awan panas dan lava pijar .

Pusdalops Sleman mencatat, selama sepekan yaitu Minggu (10/1/2021)-Minggu (17/1/2021), terjadi penuruan hingga 100 orang lebih. Yaitu dari 300 orang per Minggu (10/1/2021) menjadi 187 orang per Minggu (17/1/2021). “Ya hari ini jumlah pengungsi berkurang lagi, pulang ke rumah” kata Panewu Cangkringan, Sleman, Suparmono, Senin (18/1/2021). 
Suparmono menduga berkurangnya pengungsi ini, karena adanya perubahan aktivitas guguran Merapi ke barat daya atau hulu Sungai Krasak. Sementara Glagaharjo berada di lereng sisi tenggara Merapi. Menurut pengalaman mereka, kalau Merapi sudah meleleh secara rutin, masyarakat merasa lebih tenang.

FOLLOW JUGA :


“Selain potensi bahaya, pengungsi yang kembali ke rumah, rata-rata usia dewasa, yang memang sesuai standar opersional (SOP) mereka tidak wajib mengungsi. Sedangkan kelompok rentan yang wajib mengungsi tetap di pengungsian,” paparnya. 

Warga Kalitengah Lor tersebut harus mengungsi, karena jaraknya kurang dari 5 kilometer (km) dari puncak Merapi. Sesuai rekomendasi balai penyelidikan dan pengembangan teknologi kebencanaan geologi (BPPTKG) dengan status Merapi level III (siaga) radius aman pada jarak 5 km. Sehingga warga yang bermukin kurang dari 5 km harus diungsikan, terutama kelompok rentan (lanisa, ibu menyusui, ibu hamil, balita, bayi, anak-anak dan disabilitas).

Mereka mulai mengungsi 7 November 2020, atau dua hari setelah BPPTKG menaikan status Merapi dari level II (waspada) ke level III (siaga) 5 November 2020.

Disadur dari Sindonews.com 

Pusdalops Sleman Sleman Potensi Bahaya Awan Panas Cangkringan


Loading...