Rumah-rumah Korban Banjir di Kalsel Disatroni Maling, Pemilik Memilih Kembali untuk Berjaga-jaga

Rumah-rumah Korban Banjir di Kalsel Disatroni Maling, Pemilik Memilih Kembali untuk Berjaga-jaga
Editor: Malda Hot News —Senin, 18 Januari 2021 10:58 WIB

Terasjabar.id - Sejumlah pengungsi korban banjir Kalimantan Selatan (Kalsel) nekat meninggalkan pengungsian dan pulang meski kampung halamannya masih terendam air.

Pengungsi banjir di Kalsel memilih pulang karena mereka khawatir adanya aksi pencurian di kampung halaman mereka, Minggu (17/1/2021).

Seperti Jumhari (50), pengungsi asal Desa Sungai Batang, Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar.

Ia dan sejumlah tetangganya memilih pulang ke desa dari kantung pengungsian di wilayah Guntung Manggis, Kota Banjarbaru.

Jumhari, pengungsi korban banjir Kalimantan Selatan (Kalsel)
Jumhari, pengungsi korban banjir Kalimantan Selatan (Kalsel) ( banjarmasinpost.co.id/rahmadhani)

Ia menuturkan, kondisi kampung halamannya yang kosong ditinggal warganya mengungsi, dimanfaatkan oleh para pencuri untuk bersaksi.

"Kami yang laki-laki pulang biar ibu-ibu dan anak-anak saja yang di pengungsian. Soalnya kampung sunyi (sepi), infonya banyak maling keliaran jadi kami pulang untuk berjaga," kata bapak dua anak ini.

Ia mengatakan, dari informasi yang diterima dari para tetangganya, di desa-desa sebelah sejumlah barang berharga warga yang mengungsi seperti sepeda motor, televisi dll ada yang hilang dicuri.

"Katanya ada pencuri yang pakai kelotok (perahu bermotor), pura-pura menjemput keluarga di desa, tapi mengambil barang di rumah yang kosong," katanya.

Jumhari mengatakan, saat ini di desanya air masih menggenang setinggi perut orang dewasa.

"Kami tidur di atas-atas loteng. Ya tidak papa daripada barang-barang pada hilang," pungkasnya.

Korban banjir dari Kabupaten Banjar diketahui mulai mengungsi ke wilayah Kota Banjarbaru.

Per hari ini, di Kelurahan Guntung Manggis Kecamatan Landasan Ulin Kota Banjarbaru, tercatat ada sekitar 1700 pengungsi asal Kabupaten Banjar.

Mereka mengungsi di sejumlah pemukiman warga serta sekolahan yang ada di Guntung Manggis.

Trans Kalimantan Belum Bisa Dilewati

Petugas Satlantas Polres Tala saat melakukan pemantauan di jalan raya di perbatasan Pandahan-Pengayuan, beberapa hari lalu. Hingga saat ini genangan setenpat masih dalam.
Petugas Satlantas Polres Tala saat melakukan pemantauan di jalan raya di perbatasan Pandahan-Pengayuan, beberapa hari lalu. Hingga saat ini genangan setenpat masih dalam. (M TAUFIQ QURAHMAN UNTUK BPOST GROUP)

Meski cuaca mulai membaik ditandai menurunnya intensitas curah hujan sejak dua hari terakhir, namun genangan banjir di wilayah Kecamatan Batibati, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), hingga saat ini masih cukup dalam.

Ruas jalan raya Trans Kalimantan di perbatasan Desa Gunungraja Kecamatan Tambangulang dan Desa Benuaraya Kecamatan Batibati juga masih belum memungkinkan dilintasi.

Karena itu jalur vital akses utama penghubung Kota Pelaihari-Banjarmasin tersebut masih ditutup total.

"Belum bisa dibuka karena kondisi genangan di atas badan jalan masih cukup tinggi," sebut Kapolres Tala AKBP Cuncun Kurniadi melalui Kasat Lantas AKP M Taufiq Qurahman, Senin (18/1/2021).

Ia menyebutkan genangan terdalam masih mencapai 1,5 meter.

Sedangkan genangan terendah setengah meter.

Rata-rata kedalaman genangan antara setengah meter hingga satu meter.

Bentang panjang genangan juga cukup panjang sekitar satu kilometer.

Karenanya, kondisi tersebut belum memungkinkan dilewati kendaraan bermotor.

Jalur banjir di jalan nasional di perbatasan Gunungraja-Benuaraya tersebut ditutup sejak 10 Januari 2021 lalu dan terus berlanjut hingga sekarang.

Lalu lintas kedialihkan ke jalur alternatif yakni Banyuirang-Tambangulang.

Pengendara/pengemudi dari arah Banjarmasin yang hendak menuju Pelaihari, dari arah bundaran Lianganggang bisa menapaki jalan tol Trikora lalu belok kanan ke arah Palm yang tembus ke jalur poros Cempaka.

Selanjutnya belok kanan ke arah simpang Banyuirang.

Hingga sekarang jalan utama dari bundaran Lianggang (Banjarbaru)-simpang Bentok (Batibati, Tala) juga belum bisa dilintasi.

Genangan air di jalan raya setempat di wilayah Desa Pandahan Kecamatan Batibati hingga Pengayuan (Banjarbaru) masih dalam.

Selain itu ada satu lagi jalur poros yang juga masih tenggelam yakni di jalur Desa Banyuirang-Nusaindah.

Jalur aternatif Tambangulang-Banyuirang pun saat hujan deras Jumat kemarin juga sempat tak bisa dilewati karena ruas jalan setempat di wilayah Desa Martadah terluapi air cukup dalam dan berarus deras.

Namun itu tak berlangsung lama.

"Alhamdulillah jalur alternatif Tambangulang-Banyuirang ke arah Cempaka aman lancar," sebut Taufiq.

Ruas jalan poros penghubung antardesa di Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), tepatnya jalur menuju Pagatanbesar/Tabanio terus terkikis banjir.

Kerusakan Jalan Mulai Mengkhawatirkan
Kini muncul lagi titik retak baru yang kondisinya cukup merisaukan.

Pasalnya keretakan melintang badan jalan dan terus berlangsung dan kian membesar.

"Ada lagi (jalan) yang mau putus. Keadaannya sudah mengkhawatirkan," ucap Hamberan, kepala Desa Pagatanbesar, Senin (18/1/2021).

Ruas jalan poros penghubung antardesa di Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), tepatnya jalur menuju Pagatanbesar/Tabanio terus terkikis banjir
Ruas jalan poros penghubung antardesa di Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), tepatnya jalur menuju Pagatanbesar/Tabanio terus terkikis banjir ()

Ia menuturkan titik retak baru tersebut berjarak sekitar 700 meter dari lokasi jalan yang saat ini telah terputus di wilayah RT 1.

Dikatakannya, titik retak baru tersebut bahkan tampak lebih sporadis.

Bentang panjang keretakannya lebih panjang lagi.

"Kalau titik jalan putus yang ada sekarang kan panjangnya sekitar 20 meter. Nah, ini yang mau putus lagi sekitar 30 meter," sebut Hamberan.

Ia mengatakan genangan banjir di kampungnya memang mulai surut namun belum seberapa.

Arus banjir masih cukup kuat.

Karena itu pihaknya juga belum bisa berswadaya melakukan penanganan sementara di lokasi jalan yang telah putus.

"Jalan belum bisa diperbaiki dulu karena airnya deras lagi di lokasi yang putus. Tapi kalau Pemkab turun tangan bisa saja," tandas Hamberan.

Putusnya jalan menuju Pagatanbesar pada Sabtu dinihari lalu secara langsung juga menyebabkan akses ke Desa Tabanio terhenti.

Kondisi ini menyulitkan pendistribusan sembako kepada korban banjir di dua kampung nelayan tersebut.

(Banjarmasin Post/Rahmadhani/Idda Royani/Tribunjabar.id)



Banjir Maling Rumah


Loading...