Suster Mia Meninggal Setelah Selamatkan Bayi saat Gempa Majene, Terjebak di Reruntuhan RS Mitra

Suster Mia Meninggal Setelah Selamatkan Bayi saat Gempa Majene, Terjebak di Reruntuhan RS Mitra
Editor: Malda Hot News —Senin, 18 Januari 2021 09:35 WIB

Terasjabar.id - Seorang suster menjadi korban tewas dalam gempa Majene, Jumat (15/1/2021) dini hari lalu.

Gempa susulan di Majene itu memang besar, 6,2 skala magnitudo.

Suster Mia dari Rumah Sakit Mitra Mamuju atau RS Mitra Mamuju yang diketahui bernama lengkap Natsyelia Paulus Ake asal Palipu, Kecamatan Mengkendek, Tana Toraja itu meninggal setelah menyelamatkan seorang bayi.

Mia saat menjalani perawatan di RS Bhayangkara Mamuju, Sulawesi Barat setelah tertimpa reruntuhan bangunan. Suster RS Mitra bernama Natsyelia Paulus Ake asal Palipu, Kecamatan Mengkendek, Tana Toraja itu tewas setelah menyelamatkan bayi.
Mia saat menjalani perawatan di RS Bhayangkara Mamuju, Sulawesi Barat setelah tertimpa reruntuhan bangunan. Suster RS Mitra bernama Natsyelia Paulus Ake asal Palipu, Kecamatan Mengkendek, Tana Toraja itu tewas setelah menyelamatkan bayi. (ist)

Peristiwa itu bermula ketika gempa susulan mengguncang Mamuju.

Natsyelia atau biasa disapa Suster Mia lantas masuk rumah sakit menyelamatkan seorang bayi yang masih dalam inkubator.

Saat akan membawa bayi itu keluar, bangunan RS Mitra Mamuju runtuh dan menimpa mereka.

Keduanya memang bisa dievakuasi, namun harus mendapat perawatan karena luka-luka mereka.

Setelah mendapat perawatan, sang suster meninggal.

Kisah Heroik Sang Suster

Gempa bumi susulan berkekuatan 6,2 magnitudo memporakporandakan sejumlah bangunan di Kabupaten Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat, Jumat (15/1/2021) dini hari.

Pusat gempa terletak di 6 km Timur Laut Majene-Sulbar.

Namun getarannya terasa di Polewali, Pinrang hingga Kabupaten Toraja, Sulawesi Selatan.

Akibat gempa, sejumlah rumah warga dan gedung bertingkat ambruk bahkan rata dengan tanah.

Salah satunya Rumah Sakit (RS) Mitra Mamuju.

Saat gempa terjadi seluruh ruangan rumah sakit bergoyang dan alat-alat medis berjatuhan.

Seisi rumah sakit panik dan lari berhamburan menyelamatkan diri.

Namun, saat gempa salah satu suster RS Mitra bernama Natsyelia Paulus Ake asal Palipu, Kecamatan Mengkendek, Tana Toraja melakukan aksi heroik.

Mia--sapaan Natsyelia--menyempatkan diri menyelamatkan seorang pasien dan satu bayi yang sedang berada di dalam inkubator.

Dari keterangan keluarga Mia bernama Manashe, setelah berhasil menyelamatkan satu pasien, Mia kembali ke dalam rumah sakit untuk menyelamatkan bayi.

Namun naas, belum sempat keluar, gedung rumah sakit ambruk sehingga Mia dan si bayi terjebak.

"Saat menyelamatkan bayi ini, Mia terjebak dan tertimpa bahan bangunan yang jatuh," kata Manashe, Sabtu (16/1/2021) malam.

Suster Mia dan si bayi dilaporkan terjebak di reruntuhan gedung rumah sakit selama berjam-jam.

Keduanya baru berhasil dievakuasi sekitar pukul 12.00 Wita, Jumat (15/1/2021).

Saat berhasil dievakuasi Mia dan bayi langsung dilarikan ke RS Bhayangkara Mamuju.

Namun beberapa saat setelah mendapat perawatan di RS Bhayangkara, Mia menghembuskan napas terakhirnya.

"Saat kami mendampingi ia sempat menyampaikan keluhannya dan badannya terasa dingin hingga meninggal dunia," ungkap Manashe.

Sedangkan bayi yang diselamatkan Mia saat ini masih dalam perawatan di RS Bhayangkara.

Menurut Manshe, jenazah Mia rencananya akan dimakamkan pada Senin (18/1/2021) mendatang di Kabupaten Mamuju.

Bantuan Dijarah

Menteri Sosial Tri Rismaharini alias Risma berkomentar soal video viral aksi penjarahan truk pembawa logistik untuk korban bencana gempa bumi di Majene, Sulawesi Barat.

Risma justru meminta aksi tersebut tidak dianggap penjarahan.

"Sekali lagi itu bukan penjarahan, jangan dianggap penjarahan. Mereka kelaparan," kata Risma di Surabaya, Sabtu (16/1/2021).

Risma menganggap wajar aksi tersebut karena kondisi di sana memang tidak ada toko yang buka.

"Tidak ada toko makanan buka, mereka semua mengungsi di ketinggian untuk antisipasi gempa susulan," kata Risma.

Bantuan logistik dari pemerintah kata dia memang relatif terlambat karena untuk menuju ke lokasi bencana di jalur utama Makasar - Mamuju terputus akibat tertutup material longsor.

"Jadi yang seharusnya 9 jam harus nambah 6 jam lagi karena harus memutar. Semoga hari ini material longsor di jalur itu bisa dibersihkan," jelasnya.

Sebelumnya 3 potongan video beredar di media sosial yang memperlihatkan warga yang diduga pengungsi korban gempa di Sulawesi Barat mencegat mobil pembawa bantuan logistik di Jalan Poros Majene Mamuju, Sabtu (16/1/2021).

Video pertama yang berdurasi 30 detik, terlihat seorang warga mengelilingi pengendara mobil yang berseragam oranye.

Pria berseragam oranye itu hendak dikeroyok oleh beberapa orang di jalan itu.

Salah satu dari mereka terlihat membawa kardus mi instan. Ketegangan sempat terjadi antara pria berbaju oranye itu dengan beberapa orang di jalan.

Setelah itu, pria berseragam oranye itu lari karena hendak diburu massa. Bahkan salah satu dari warga membawa senjata tajam berupa parang.

Sementara di video lain yang berdurasi sama, sebuah truk yang membawa bantuan logistik berhenti di tengah jalan.

Truk berwarna hijau itu dikerumuni warga. Mereka mengambil satu per satu mi instan serta beberapa bantuan lain yang ada di mobil itu.

"Secukupnya... Ini orang-orang, aduh," ujar suara dalam video itu.  

Sementara di video ketiga yang berdurasi 21 detik, terdapat mobil yang singgah. Kemudian, terlihat warga saling berdesakan untuk mengambil barang-barang isi mobil itu.

Kebanyakan warga mengambil kardus mi instan. Dalam video yang beredar di Instagram, tertulis pesan agar berhati-hati mambawa bantuan logistik melalui jalur darat, karena maraknya aksi perampasan tersebut

Kepala Bidang Humas Polda Sulbar Kombes Syamsu Ridwan mengatakan, polisi masih menyelidiki video yang diduga terjadi di Tappalang itu.

Namun, dia mengimbau bagi instansi swasta maupun warga yang hendak memberi bantuan logistik terhadap korban gempa untuk terlebih dahulu melapor ke Polres terdekat. Dengan begitu, polisi dapat memberikan pengawalan dalam distribusi bantuan korban gempa.

"Terkait video yang beredar itu kami masih penyelidikan. Bahwa diharapkan semua bantuan dikoordinasikan dengan posko, melalui kepolisian dan TNI, agar setiap bantuan dikawal," kata Ridwan kepada  Kompas.com  melalui telepon, Sabtu.(Trbunjabar.id)


Suster Mia Bayi Rs Mitra


Loading...