Blunder Istana Gandeng Raffi Ahmad Jadi Influencer Vaksin

Blunder Istana Gandeng Raffi Ahmad Jadi Influencer Vaksin
Editor: Malda Hot News —Kamis, 14 Januari 2021 09:37 WIB

Terasjabar.id -- 

Langkah Presiden Jokowi mengajak artis atau influencer seperti Raffi Ahmad untuk ikut divaksin rentan berujung gimik tanpa ada tindak lanjut konkret.

Raffi Ahmad tak sampai 24 jam mendapat sorotan netizen karena kedapatan kumpul/ hang out bersama artis lainnya usai divaksin covid bersama Jokowi. Raffi dicap mengecewakan karena keterlaluan dan tidak menghargai keistimewaan yang ia dapatkan dari Istana.

Istana pun akhirnya menegur Raffi. "Sudah diingatkan kembali oleh tim komunikasi covid-19 untuk tetap pakai masker, cuci tangan, jaga jarak," ujar Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono kepada CNNIndonesia.com.




Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra menyatakan upaya lanjutan yang dibutuhkan saat ini adalah langkah edukasi yang konkret sehingga usaha pemerintah tak sia-sia. Hermawan menyarankan pemerintah mempertimbangkan masak segmentasi followers atau pengikut para influencer di media sosial mereka masing-masing.

"Memang kehadiran artis seperti Raffi Ahmad dan lain-lain memang ini pencitraan, gimik untuk kalangan tertentu ya. Usaha ini bisa positif dan negatif, bila ingin membuahkan hasil mereka harus concern untuk edukasi," kata Hermawan saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (13/1).

Presiden Joko Widodo  menerima suntikan dosis pertama vaksin virus corona (Covid-19) Sinovac, Rabu (13/1). Proses penyuntikan vaksin bakal dilakukan di Istana Kepresidenan, Jakarta.Presiden Joko Widodo menerima suntikan dosis pertama vaksin virus corona (Covid-19) Sinovac, Rabu (13/1). Proses penyuntikan vaksin bakal dilakukan di Istana Kepresidenan, Jakarta. Foto: Muchlis - Biro Setpres

Meski mengapresiasi, Hermawan menilai upaya itu terkesan sia-sia bila tidak ada kelanjutan edukasi kepada masyarakat oleh tokoh-tokoh atau influencer yang dipilih tersebut. Alih-alih menggaet influencer, Hermawan menilai perwakilan organisasi kesehatan dan organisasi masyarakat menurutnya telah cukup bila dimaksimalkan dengan matang.

"Ya seharusnya yang lebih penting adalah melihat pakar kesehatan yang diikutsertakan, ahli kesehatan masyarakat, sehingga masyarakat lebih percaya karena mereka concern di dunia medis," jelasnya.



Analis Media Sosial Drone Emprit and Kernels Indonesia, Ismail Fahmi pun mengapresiasi langkah pemerintah menggandeng influencer, namun tetap mengingatkan ada upaya yang mesti dilakukan terhadap para influencer tersebut pascavaksinasi.



Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiolog Indonesia (PAEI) Masdalina Pane menilai kehadiran influencer seperti Raffi Ahmad bisa memberikan dampak positif hanya bila segmentasi pengikut Raffi Ahmad memang pas, salah satunya seperti usia dan latar belakang followers yang sesuai dengan prasyarat vaksinasi 18-59 tahun.

Terlebih bila influencer tersebut mampu memberikan edukasi yang substantif secara berkala kepada followersnya. Namun bila sebaliknya, maka upaya pemerintah kali ini hanyalah modal gimik yang tidak akan memberikan pengaruh besar di masyarakat, melainkan hanya dikenang sebagai sebuah momen seremonial semata.

"Sejak awal saya melihat kita ini lebih banyak seremonial, jadi untuk hal-hal substansial kita lupakan. Oke, bila mengundang influencer, tapi harus dipastikan followers mereka memang real dan sesuai target atau segmentasi vaksinasi itu sendiri, ya seharusnya jangan influencer yang agak 'alay' ya," kata Masdaline kepada CNNIndonesia.com, Rabu (13/1).

CNNIndonesia.com telah menghubungi manajer Raffi, Prio, untuk mengonfirmasi peristiwa Raffi Ahmad nongkrong usai disuntik vaksin bersama Jokowi. hingga berita ini diturunkan, redaksi belum mendapatkan jawaban.

(khr/ain/CNN)

Jokowi Raffi ahmad Influencer


Loading...