Kusir Delman Terpinggirkan Terdampak Covid-19

Kusir Delman Terpinggirkan Terdampak Covid-19
Jl Syekh Maulana Akbar Kuningan, sementara dijadikan 'terminal' Delman
Editor: Malda Teras Kuningan —Sabtu, 24 Oktober 2020 14:44 WIB

Terasjabar.id, Kuningan - Angkutan tradisional Delman di Kota Kuda Kuningan sejak zaman Kemerdekaan RI hingga sekarang masih lestari dan tetap bertahan, meski harus bersaing dengan tukang ojeg motor atau pun grab mobil.

Kamar (60) salah seorang Kusir Delman asal Lebakardin Cijoho Landeuh Kuningan menuturkan, profesi ini ditekuninya sejak usia Sekolah Rakyat (SR), dan bertahan sampai sekarang, tuturnya saat ngobrol santai seraya menunggu penumpang bersama cucunya di Alun-alun Kuningan, Sabtu (24/10-2020).

Gambar

Puluhan Delman berhias diwarnai lampu pijar berderet di Jl Siliwangi Kuningan menunggu penumpang.

Menekuni Kusir Delman ini memang tidak sekedar hobi, tetapi tuntutan kebutuhan sehari-hari, untuk menghidupi keluarga. Tidak ada mata pencaharian lain, kecuali sepetak sawah warisan orang tua, ungkap Abah dari 7 anak dan 5 Cucu ini.

Puluhan Kusir Delman di Kuningan saat ini masih sebut Abah Kamar, tetap eksis dan tetap kompak dalam kebersamaan. Rasa solidaritas sesama cukup tinggi, seperti ketika 'ngetem' menunggu penumpang. Mereka dengan sabar berjajar antre menunggu giliran, ujarnya.

Kami puluhan Kusir Delman yang ada di Kota Kuningan, sejak enam bulan terakhir ini terdampak pandemi Covid-19. Bahkan semakin terpinggirkan ketika Taman Kota di Alun-alun Kuningan direvitalisasi sejak awal Oktober 2020. Menyusul penutupan kawasan alun-alun, sehingga praktis kami harus pindah mangkal di blok Citamba Jl Syeh Maulana Akbar dan depan kantor Pos Jl. A Yani Kumingan.

Gambar

Jl Syekh Maulana Akbar Kuningan, sementara dijadikan 'terminal' Delman

Penghasilan Kusir Delman menurut Abah Kamar, saat ini rata-rata menurun drastis diperparah lagi dengan mewabahnya Covid -19, sehingga praktis sangat jarang yang naik Delman. Biasanya jika malam Minggu suka ramai, tapi sekarang sepi, imbuhnya. Bahkan lebih parah, kini terpinggirkan dan harus bersaing dengan 'grab' atau tukang Ojeg, keluhnya.

Biasanya saya dapat Rp 100 ribu lebih/hari terkadang kalau lagi rame bisa mencapai Rp 150 ribu bahkan bisa lebih, tuturnya. Alhamdulillah, saya bersyukur masih bisa bertahan menyambung hidup,yang penting 'dapur ngebul', dan bisa makan seadanya bersama keluarga, punkasnya.(H WAWAN JR)

Viral Covid 19 Kuningan Kusir Delman


Loading...