Poin Penting Debat Terakhir Capres AS Trump dan Joe Biden

Poin Penting Debat Terakhir Capres AS Trump dan Joe Biden
CNN Indonesia
Editor: Malda Teras Techno —Jumat, 23 Oktober 2020 12:42 WIB

Terasjabar.id -- 

Debat terakhir calon presiden Amerika Serikat antara Presiden Donald Trump dan Joe Biden telah usai digelar pada Kamis (22/10) malam di Nashville, Tennessee.

Trump dan Biden membahas mengenai pandemi virus corona, campur tangan asing dalam pemilihan umum AS, imigrasi, dan topik lain.
 
Berikut poin-poin penting dalam debat presiden AS putaran terakhir.
 
Hidup di bawah pandemi Covid-19
 
Trump mengaku optimistis virus corona akan segera lenyap dari AS.
 
"(Virus) ini akan pergi dan seperti yang saya katakan, kita berada di belokan, kita di tikungan. (Virus) itu akan pergi," kata Trump.
 
Tapi Biden menolak klaim tersebut. Sebaliknya, Biden beranggapan bahwa warga AS sedang belajar untuk mati di bawah pengendalian Covid-19 ala pemerintahan Trump.

"(Trump) berkata, kita belajar hidup dengannya (virus). Orang-orang belajar untuk mati dengan itu," kata Biden.
 
Kesehatan
 
Biden menekankan bahwa warga AS berhak mendapatkan akses perawatan yang terjangkau, hal itu diungkapkan untuk merespons pernyataan Trump yang berencana ingin mengganti Obamacare.
 
"Orang berhak mendapatkan perawatan kesehatan yang terjangkau, titik. Dan proposal Bidencare akan mengaturnya," kata Biden.
 
Trump sudah sejak lama mengatakan bahwa dia akan mengungkap rencana untuk menggantikan Obamacare, tapi hingga kini dia belum melakukannya.
 
Campur tangan asing
 
Ketika moderator Kristen Welker bertanya mengenai upaya yang akan dilakukan kandidat untuk menangani campur tangan asing dalam pemilu AS, Biden menyatakan bakal memastikan negara-negara itu membayar atas tindakannya.
 
"Mereka akan membayar harga jika saya terpilih," kata Biden, yang secara khusus mengacu pada campur tangan China, Rusia, dan Iran.
 
"Mereka mengganggu kedaulatan Amerika. Itulah yang sedang terjadi," ujarnya.
 
Sementara itu, Trump mengatakan dia baru-baru ini telah diberitahu tentang upaya campur tangan asing dalam pemilu. Dia menggarisbawahi penilaian Direktur Intelijen Nasional, John Ratcliffe atas upaya Iran dan Rusia dalam merongrong pencalonan Trump.
 
"Saya tahu semua tentang itu," jawab Trump.
 
Pemisahan anak-anak dari orangtua di perbatasan Meksiko
 
Trump mengaku pemerintahannya memiliki rencana dan sedang mengupayakan menyatukan kembali anak-anak dengan keluarga mereka di perbatasan Meksiko.
 
"Anak-anak dibawa ke sini oleh anjing hutan dan banyak orang jahat, kartel, dan mereka dibawa ke sini. Mereka biasa menggunakannya untuk masuk ke negara kami," kata Trump.

"Sekarang kami memiliki perbatasan yang kuat. Kami punya lebih dari 400 mil tembok baru, Anda lihat jumlahnya. Kami membiarkan orang masuk, tapi mereka harus masuk secara legal," ujar Trump.
 
Tapi Biden menepis klaim Trump dengan mengatakan bahwa anak-anak tersebut tidak dibawa oleh kartel, tapi para orangtua datang bersama anak-anak mereka.
 
"500 lebih anak datang bersama orangtuanya. Orangtua itu ada bersama mereka. Anak-anak itu dipisahkan dari orangtua mereka. Dan itu membuat kita menjadi bahan tertawaan dan melanggar setiap anggapan tentang siapa kita sebagai bangsa," kata Biden.
 
"Anak-anak dicabut dari lengan mereka dan dipisahkan. Dan sekarang mereka tidak dapat menemukan lebih dari 500 pasang orangtua, anak-anak itu sendirian. Tidak ada tempat untuk pergi. Itu kriminal," ujar Biden.
 
Trump diketahui lewat kebijakannya sempat memperbolehkan pihak berwenang mendakwa imigran yang tertangkap menyeberangi perbatasan Meksiko secara ilegal. Sementara orang dewasa di penjara, anak-anak mereka dikirim ke tempat penampungan pemerintah. Mereka dipisah dengan ketidakpastian akan kemungkinan kembali bertemu.
 
Hubungan dengan Kim Jong-un
 
Trump mengaku memiliki hubungan yang sangat baik dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un dan mengatakan bahwa tidak ada perang

"Saya memiliki hubungan yang sangat baik dengannya. Jenis pria yang berbeda, tapi dia mungkin berpikiran sama tentang saya. Kami memiliki jenis hubungan yang berbeda. Kami memiliki hubungan yang sangat baik. Dan tidak ada perang," kata Trump.
 
Tapi Biden menyebut Kim sebagai preman. Biden meyakini hanya akan bertemu dengan syarat Kim setuju untuk menarik kapasitas nuklirnya.
 
Pandemi di New York

Trump menyebut Kota New York sebagai "kota hantu", restoran sekarat akibat penutupan di bawah pemerintahan yang dipimpin oleh Demokrat.
 
"Jika Anda pergi dan melihat apa yang terjadi di New York, itu adalah kota hantu. Dan ketika Anda berbicara tentang plexiglass, ini adalah restoran yang sekarat. Ini adalah bisnis tanpa uang," kata Presiden.
 
Sementara Biden membela upaya yang dilakukan New York untuk membendung jumlah infeksi dan kematian akibat Covid-19.
 
"Lihatlah apa yang telah dilakukan New York menurunkan kurva dan jumlah orang yang meninggal. Saya tidak melihat hal ini dalam istilah yang digunakannya, negara bagian biru dan negara bagian merah. Keduanya adalah bagian dari seluruh Amerika Serikat," kata Biden.

(ans/dea/CNN)

Donald Trump Debat Capres Amerika Serikat


Loading...