Melakukan Berbagai Persiapan, Terapkan Protokol Kesehatan Ketat, Pondok Pesantren Al Hamidiyah Targetkan Belajar Tatap Muka Awal Tahun Mendatang

Melakukan Berbagai Persiapan, Terapkan Protokol Kesehatan Ketat, Pondok Pesantren Al Hamidiyah Targetkan Belajar Tatap Muka Awal Tahun Mendatang
(Kemenkes Via iNews.id)
Editor: Epenz Hot News —Jumat, 23 Oktober 2020 09:26 WIB

Terasjabar.id - Sejak diterapkannya kegiatan belajar tatap muka secara berangsur, seluruh pondok pesantren di Indonesia mulai melakukan berbagai persiapan. Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran Covid-19 di lingkungan pondok pesantren.

Salah satunya, pondok Pesantren Al Hamidiyah, Depok. Sebagai tuan rumah acara Puncak Kampanye 3M di Lingkungan Pesantren, Al Hamidiyah menunjukkan beragam upayanya demi menyambut kegiatan belajar mengajar secara tatap muka yang akan segera dilaksanakan pihaknya beberapa waktu ke depan.

Direktur Utama Yayasan Islam Al Hamidiyah, Imam Susanto, mengaku telah membuat secara khusus Satgas Covid-19 di lingkungan yayasannya. Tak tanggung-tanggung, pihaknya bahkan mengucurkan anggaran mandiri yayasan hingga bantuan Kementerian Agama dan DPRD Kota Depok demi menopang pelaksanaan protokol kesehatan di masa pandemi.

"Kita membuat Satgas Covid-19, ada jobdesknya ada SOPKnya, ada prokernya. Kita malah mengalokasikan anggaran sendiri untuk hal ini, kita juga memakai anggaran bantuan dari Kementerian Agama dan DPRD Kota Depok," ujar Imam dalam Puncak Kampanye 3M di Lingkungan Pesantren, Kamis (22/10/2020).

Menanggapi hal tersebut, Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Riskiyana Sukandhi Putra menyambut baik upaya yang dilakukan pihak Al Hamidiyah. Dirinya menyatakan, keputusan pondok pesantren untuk memulai pembelajaran tatap muka adalah karena pesantren memiliki keistimewaan sebagai salah satu lembaga pendidikan di Tanah Air.

“Pesantren itu adalah kelompok khusus, seperti gelombang yang daya loncatnya tinggi. Karena pesantren adalah tempat untuk mendidik spiritual  tempat mendidik kognitif dan jasmani. Pemilihan pesantren Al Hamidiyah sebagai tuan rumah kali ini supaya pesantren lain bisa belajar dari sini, sehingga dengan kita ada di sini, yang lain juga belajar,” ujar Riskiyana.

Karena belum diperbolehkan untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka, Pondok Pesantren Al Hamidiyah tetap menjalankan secara maksimal pembelajaran secara daring. Dengan kata lain, santri masih melaksanakan kegiatan belajar dari rumah masing-masing.

"Kalau dari Diknas, kita belum dibolehkan untuk tatap muka bagi santri. Jadi kita masih menggunakan daring, yaitu belajar dari rumah. Sementara, kami menerapkan guru-guru 50 persen bergantian bekerja di kantor dan dari rumah," kata Imam.

Namun begitu, Imam memperkirakan bahwa pihaknya akan segera melakukan kegiatan belajar tatap muka pada awal tahun 2021 mendatang. Yayasan akan terlebih dahulu dibuka bagi para siswa kelas 10 dan kelas 12 yang dirasa membutuhkan perhatian lebih dalam kegiatan belajarnya.

"Rencana, kalau tidak ada halangan, bulan Januari kita mulai dengan kelas 10 dan kelas 12. Kenapa kelas 10? Karena selama ini belajar dari rumah tidak tahu gimana rasanya tinggal di pesantren. Kalau kelas 12 itu karena mau menghadapi ujian, jadi harus (belajar tatap muka)," katanya.

Imam mengaku, telah menjalankan protokol kesehatan sebaik mungkin sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan penyebaran Covid-19. Pihaknya juga tetap memberikan edukasi perilaku 3M, yaitu Memakai masker, Menjaga jarak, dan Mencuci tangan sesering mungkin.

"Kami beserta Tim Satgas Covid-19 Al Hamidiyah senantiasa akan mengikuti dan menerapkan protokol yang ditetapkan pemerintah dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan, khususnya bagi santri, pada masa pandemi Covid-19," ujar Imam.

Selain itu, pihaknya telah menyiapkan berbagai sarana penunjang penerapan protokol kesehatan, seperti halnya thermogun, tempat cuci tangan pakai sabun (CPTS) dengan teknologi sensor, dan lain-lain. Imam juga menuturkan bahwa Al Hamidiyah rutin melakukan disinfeksi di lingkungan pondok pesantren.

"Prinsip kami memprioritaskan persiapan lembaga secara disiplin dan komprehensif guna memenuhi aspek kesehatan dan keselamatan dan kenyamanan peserta didik, khususnya santri," kata Imam.

"Keberhasilan mengendalikan penyebab Covid-19 karena apa yang kita lakukan secara berulang-ulang dan disiplin menerapkan 3M. Kita sukses bukan hanya tindakan sekali dua kali, tapi karena kebiasaan terus-menerus," ujarnya menambahkan.

Segala upaya yang dilakukan pondok pesantren Al Hamidiyah beserta pondok pesantren lainnya di seluruh Indonesia tentunya mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Tak terkecuali Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama RI, Waryono.

"Ya diharapkan Al Hamidiyah bisa menjadi role model bahwa pesantren yang lain bisa melakukan hal yang sama. Terbukti keunggulan pesantren dengan mudah beradaptasi. Modernitas dihadapi dengan adaptasi yang nyaman, mereka bisa mengikuti," ujar Waryono.

FOLLOW JUGA :

Menurutnya, pesantren dapat dengan mudah beradaptasi dengan kebiasaan baru melalui berbagai fasilitas yang disediakan. Dirinya berharap agar pihak Pondok Pesantren Al Hamidiyah dapat menjadi landasan bagi pondok pesantren lainnya untuk terus menerapkan protokol kesehatan demi keselamatan santri.

"Kalau tadi harus ada tempat cuci tangan, pesantren sudah ada tempat wudhu, tinggal ditambah. Yang agak sulit mungkin social distancing, tapi alhamdulillah kita lihat sendiri tadi sudah ada jarak di tempat salat, itu berarti pesantren taat," kata Waryono.

Seluruh langkah pencegahan dan penanggulangan yang dilakukan ketiga pondok pesantren tersebut jelas mendapat apresiasi dari seluruh pihak. Terutama Kirana yang merasa bahwa tiap pondok pesantren telah bisa membaca situasi lingkungannya dan menerapkan solusi yang tepat demi mengikuti protokol kesehatan.

"Keputusan untuk mengubah kurikulum dan memberi kegiatan yang cukup untuk olahraga, istirahat, dan pola konsumsi sangat penting. Kemudian, membatasi pertemuan santri dengan masyarakat luar itu keputusan yang sangat baik, karena kita ingin melindungi jumlah santri yang sangat besar," ujar Kirana.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama RI, Waryono menyampaikan rasa terima kasihnya kepada berbagai pihak. Dirinya berharap ke depannya pondok pesantren dapat benar-benar menjadi agen perubahan bagi masyarakat.

"Kami sampaikan terima kasih kepada Kementerian Kesehatan yang selalu mengingatkan kami untuk selalu menerapkan pola hidup sehat, terutama perilaku 3M," kata Waryono.

"Mudah-mudahan karena praktiknya baik, dapat menjadi role model bagi pesantren lain yang menyaksikan acara ini. Saya juga berterima kasih kepada pengasuh dan pengelola pondok pesantren yang telah menerapkan protokol kesehatan," ujarnya.

Disadur dari iNews.id

Pandemi Covid-19 KBM Tatap Muka Pondok Pesantren Indonesia


Loading...