Fakta-fakta Pengamanan 119 Remaja di Tangsel, Kode "Rumah Nenek" hingga Alasan Polisi

Fakta-fakta Pengamanan 119 Remaja di Tangsel, Kode
Tribunjakarta
Editor: Malda Teras Viral —Rabu, 14 Oktober 2020 12:48 WIB

Terasjabar.id - Selasa (13/10/2020), menjadi hari berlanjutnya gelombang unjuk rasa penolakan Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja, di area Istana Negara, Jakarta.

Kali itu, elemen masyarakat yang ramai mengumumkan aksinya adalah dari kalangan organisasi masyarakat Islam.

Pukul 13.00 WIB, titik kumpul patung kuda, dekat kantor Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kabar tersebut pun menyebar melalui media sosial maupun aplikasi pesan singkat.

Hari H, sejak pukul 08.00 WIB, aparat kepolisian dan pasukan TNI berjaga di sejumlah titik perbatasan Tangerang Selatan (Tangsel) menuju Jakarta.

Satu di antaranya di Jalan Raya Ir Juanda, Ciputat Timur, dekat persimpangan Sandratex.

Sampai pukul 11.00 WIB, jalan tersebut terlihat landai tanpa adanya massa aksi yang melintas.

Memasuki pukul 12.00 WIB, aparat mulai menghentikan angkot dan truk yang melintas.

Ketika di dalamnya terdapat gerombolan remaja, maka akan langsung diminta turun.

Tim gabungan itu memang seperti mengincar remaja yang ikut bergerak ke Jakarta menuju titik kumpul unjuk rasa.

Satu angkot, bisa berisi lima sampai tujuh remaja.

Setelah diturunkan, aparat menginterogasi tujuan para remaja naik angkot tersebut. Hendak ke mana? Kenapa naik angkot? dan lain-lain.

Ponsel dan isi tas bagi yang membawa pun diperiksa.

Kode "Rumah Nenek"

Ada 30 lebih remaja yang diamankan aparat kepolisian dari angkot maupun yang menumpang truk.

Dari puluhan itu, memang mayoritas memberikan jawaban yang sama saat ditanya tujuaannya: "Ke rumah nenek".

"Ke rumah nenek di Palmerah," ujar salah seorang remaja.

"Mau ke rumah nenek di Pejompongan," ujar remaja lainnya.

Dua nama wilayah itupun disebutkan beberapa remaja, Palmerah dan Pejompongan.

Saat aparat menanyakan nama neneknya, ada yang mengaku lupa.

Beberapa lainnya ada yang mengaku ingin main ke rumah teman, pulang ngaji, hingga ingin pacaran.

tribunnews
Remaja diamankan aparat Polsek Ciputat Timur, Tangsel, Selasa (13/10/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/JAISY RAHMAN TOHIR)

"Masa nenek sendiri enggak tahu. Lagian semuanya ke rumah nenek, memangnya neneknya sama apa ya," ujar Kanit Reskrim Polsek Ciputat Timur, Iptu Hitler Napitupulu, yang memimpin penyekatan remaja tersebut.

Memang ada juga remaja yang mengatakan ingin berunjuk rasa ke Jakarta. Ia mengaku hanya mengikuti panggilan hati saat melihat poster seruan aksi di Facebook.

"Mau ke Jakrta, tahu dari FB," ujar salah seorang remaja.

Alasan Mau Pacaran di Pinggir Kebun Binatang

Ada juga alasan remaja yang cukup menggelitik.

Seorang remaja perempuan mengaku bernama Karin (18) dan sejumlah temannya dihadang aparat kepolisian saat menumpang truk dari arah Pasar Ciputat menuju Jakarta.

Sontak teman-tema Karin, yang merupakan remaja laki-laki langsung loncat dari bak truk dan kabur berhamburan.

Sedangkan Karin pasrah dan memilih ikut aparat yang menggiringnya ke pinggir jalan.

Saat ditanya aparat, Karin mengaku ingin pergi ke kebun binatang Ragunan untuk menemui kekasihnya.

Namun, bukan di dalam taman margasatwa itu, Karin mengaku berencana untuk bertemu sang kekasih di samping Ragunan.

"Mau ke Ragunan pacaran. Ya di pinggir ragunan kalau tutup," ujar Karin dengan percaya dirinya.

tribunnews
Karin (18), remaja putri yang diamankan aparat Polsek Ciputat Timur, di Jalan Ir Juanda, Ciputat Timur, Tangsel, Selasa (13/10/2020). (Tribun Jakarta/Jaisy Rahman Tohir)

Karin sama sekali tidak panik saat dibawa aparat ke dalam mobil untuk selanjutnya dimintai keterangan di Mapolsek Ciputat Timur.

Bahkan saat awak media ingin memotretnya, ia tidak berkeberatan dan justru berpose memasang senyuman yang terhalang masker hitamnya.

"Di luar saja ya, fotonya," ujar Karin sambil keluar dari mobil polisi dan berpose di tengah jalan.

Beberapa teman Karin yang menumpang satu truk pun berhasil ditangkap. Namun beberapa lainnya berhasil kabur.

Alasan Polisi Amankan Remaja

Kapolsek Ciputat Timur, Kompol Endy Mahandika, mengatakan, alasan pihak kepolisian mengamankan para remaja itu karena hanya ingin memintai keterangan saja.

Para remaja diangkut dari angkot dan dibawa ke Mapolsek Ciputat Timur mengunakan mobil hanya untuk ditanyakan tujuannya.

"Ya sekarang kita sudah ketahuilah para pelajar itu kan lagi daring mereka, zoom, tujuan mereka mau apa kita belum paham. Makanya kita mengamankan tapi meminta keterangan saja. Terkait apa, mereka mau ke mana, dan mau ngapain lah gitu saja," ujar Endy.

Selain itu, Endy juga menganggap remaja yang menaiki kendaraan umum itu sedang berkerumun sehingga melanggar protokol kesehatan.

"Sementara lagi PSBB juga kita wanti-wanti untuk protokol kesehatan, tapi mereka malah berkerumun dalam satu minibus atau angkot gitu. Mau tidak mau kita hentikan dulu," ujarnya.

119 Remaja Diamankan

Data terbaru, dari penyekatan kemarin, total sebanyak 119 remaja diamankan aparat kepolisian dari wilayah hukum Tangsel.

Hal itu diungkapkan Kasat Reskrim Polres Tangsel, AKP Angga Surya Saputra, melalui aplikasi pesan singkat.

Setelah diamankan, para remaja itu juga menjalankan rapid test.

"119 orang, sudah di-rapiddan seluruhnya non reaktif," ujar Angga, Rabu (14/10/2020).(Tribunjakarta.com)




Tangsel Rumah Nenek Polisi Fakta


Loading...