Pembunuhan Sadis, Ibu dan Anak Gadisnya Ditemukan Tewas Mengenaskan, Pelaku Coba Bunuh Diri

Pembunuhan Sadis, Ibu dan Anak Gadisnya Ditemukan Tewas Mengenaskan, Pelaku Coba Bunuh Diri
Tribunjabar.id
Editor: Malda Teras Viral —Sabtu, 3 Oktober 2020 08:17 WIB

Terasjabar.id - Kasus pembunuhan sadis terjadi di Pontianak.

Seorang ibu dan anak gadisnya ditemukan tewas di rumahnya di Jalan Tanjung Harapan Kelurahan Banjar Serasan, Pontianak, Rabu (23/9/2020) silam.

Polisi menemukan sejumlah tanda kekerasan dari jasad keduanya.

Korban tersebut adalah Sumiati (39) dan putrinya, Geby (19).

Seminggu berselang, polisi akhirnya berhasil menangkap suami kedua Sumiati (39), pria brinisial A ini diduga membunuh istri dan anak tirinya, Geby (19).

Hasilnya, Jumat 2 Oktober 2020 dini hari WIB Tim Jatanras Satreskrim Polresta Pontianak mengamankan pria inisial A yang tak lain adalah suami baru korban Sumiati (39).

A diamankan di Desa Sukalanting, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya (KKR), Kalimantan Barat.

Kapolresta Pontianak Kombespol Komarudin mengungkapkan, A merupakan terduga pelaku dari kasus dugaan pembunuhan tersebut namun statusnya masih belum ditetapkan sebagai tersangka.

Kapolresta mengatakan, saat hendak diamankan petugas di Desa Sukalanting, A sempat coba meminum racun rumput.

Beruntung petugas kepolisian dengan sigap meraih botol berisi racun tersebut sehingga tidak banyak masuk dalam tubuh A.

Setelah itu, A pun langsung dilarikan ke RS Angkatan Udara kemudian dirujuk ke RS Bhayangkara Anton Sujarwo Pontianak.

Walaupun sempat menenggak cairan yang diduga racun, kondisi A sudah berangsur membaik untuk kemudian menjalani pemeriksaan di Polresta Pontianak.

"Masih kami dalami motif dari terduga ini, karena kondisinya masih sangat labil. Mungkin karena efek racun yang diminumnya.

Insya Allah malam ini bisa kita tetapkan status A terkait keterlibatannya dalam kejadian tersebut, jadi masih tahap interograsi," kata Kapolres Jumat (2/10/2020) petang WIB.

A sendiri ditangkap berdasarkan informasi serta barang bukti yang diamankan polisi dari berbagai lokasi.

"Petunjuk awal kami dapatkan pada isi komunikasi yang tertinggal di handphone milik korban. Dari sanalah kami bisa menjurus ke arah terduga dan akhirnya mengamankan terduga si A ini," kata Kapolres.

Pengakuan suami kedua

Kendati pihak kepolisian belum menetapkan A sebagai tersangka, kepada penyidik Satreskrim Polresta Pontianak, A mengaku menghabisi nyawa istri dan anak tirinya itu.

A mengaku telah menghabisi nyawa istri dan anaknya pada, Minggu (20/9/2020) malam.

"Betul, saya melakukan pembunuhan, yang saya bunuh istri dan anak saya,"

"Itu saya lakukan malam Senin, sekitar pukul 23.00 lewat lah," kata A kepada penyidik.

A menggunakan sebatang besi dari mesin speed yang diambilnya dari depan rumah.

Dalam waktu tidak terlalu lama, A lantas menghabisi nyawa istrinya kemudian sang putri.

"Saya melakukan itu sendiri. Saya pukul pakai besi. Pertama kali yang saya pukul si Sumi (istrinya, Red), lalu si Geby ikut karena dia teriak dari dapur bawa batu ulekan," katanya.

A mengaku sebelum kejadian malam itu ia dan istrinya terlibat pertengkaran hebat.

Ia curiga sang istri memiliki pria idaman lain, dan sudah meminta cerai kepada A.

Lalu pertengkaran antara keduanya pun terjadi yang kemudian membuat A menghabisi istri dan putri tirinya.

"Dia ada orang ketiga, dia mau berpisah sama saya, sudah 20 harianlah dia minta pisah itu," kata A.

Hasil Otopsi

Jasad ibu dan putri yang merupakan warga Kecamatan Pontianak Timur, diotopsi di RSUD dr Soedarso Pontianak, Kamis 24 September 2020 lalu.

Ahli Forensik Kalbar, dr. Monang Siahaan M. Ked (for) SpF, menemukan sejumlah kejanggalan pada tubuh ibu dan anak ini.

"Pada jasad ibu ditemui kejanggalan dalam rongga kepala, lalu rongga dada sebelah kanan. Untuk si anak, didapati kejanggalan di kepala, dan rongga rahang kiri, di tubuh korban juga ditemui memar-memar," kata Dokter Monang ditemui di Kamar Jenazah RSUD dr Soedarso Pontianak.

Kejanggalan di bagian kepala diduga membuat kedua korban meninggal dunia.

Menurut Monang, berbagai kejanggalan yang ditemuinya saat otopsi tersebut disebabkan hantaman benda tumpul dan juga benda tajam.

"Kalau untuk jasad si ibu, itu dominannya senjata tajam. Kalau si anak lebih dominan ke senjata tumpul, walaupun ada tanda dari senjata tajam," katanya.

Dari hasil otopsi tersebut, ahli forensik Kalbar itu mengatakan kedua korban telah meninggal lebih dari 18 jam dihitung mundur dari waktu ditemukan.

"Darah pada rambut korban sudah beku, mengikat menjadi anyaman yang susah dipisahkan. Jadi bukan baru meninggal, dan pada permukaan tubuhnya itu darah sudah mengering dan beraroma khas,".

"Intinya dari hasil otopsi, efek dari penganiayaan tersebut lebih banyak dijumpai pada sang ibu," pungkas Monang.

Bapak Tiri Geby ke Mana?

Kapolresta Pontianak Kombespol Komarudin mengatakan, kedua korban diduga korban pembunuhan, di mana pada kedua korban terdapat luka pada bagian kepala.

Korban SS tergeletak di ruang tamu, sedangkan sang putri berada di ruang tengah rumahnya.

"Pertama kali yang menemukan adalah keluarga. Karena selama beberapa hari dihubungi tidak ada respons, padahal handphone putrinya aktif. Lalu keluarga datang ke sini, dan sampai di lokasi lampu dalam keadaan mati. Saat dihidupkan, diintip dari luar, korban sudah tergeletak, di ruang tamu," kata Komarudin.

Dari hasil olah tempat kejadian perkara atau TKP, kedua korban diperkirakan sudah meninggal lebih dari satu hari.

"Kalau dilihat dari kondisi jasad korban, dan bekas di TKP, diperkirakan satu atau dua hari korban sudah meninggal dunia," ujarnya.

Keluarga korban, Yogi menceritakan kronologi penemuan dua keluarganya tersebut.

Yogi mengatakan, sang ibu bernama Sumiati alias Umi (40). Sedangkan, anak bernama, Geby berusia 19 tahun.

Diceritakan Yogi, pihak keluaga memang mulai merasa curiga karena Bu Sumi dan Geby sudah tiga hari tak dapat dihubungi.

Kemudian, keluarga besar sepakat untuk berkumpul dan mendatangi rumah korban.

Rabu 23 September 2020 sekitar pukul 21.00 WIB, dirinya bersama keluarga yang lain tiba di lokasi dan menemui sejumlah kejanggalan.

"Pas ngintip dari jendela lihat ada yang tergeletak,” kata Yogi kepada Tribunpontianak.co.id, di lokasi kejadian.

“Langsung bilang, dobrak saja. Pas didobrak sudah melihat Umi sudah meninggal. Posisinya si Geby di dalam kamar, Umi di luar, darahnya sudah kering. Sepertinya sudah lebih sehari," kata Yogi.

Yogi mengungkapkan bahwa korban tinggal di rumah itu bersama anak dan suami barunya yang biasa disapa Alau.

Namun, suami baru Umi tidak ada di tempat dan belum diketahui keberadaannya.

Setelah itu, iapun langsung segera menghubungi petugas kepolisian.

Saat ini, sejumlah anggota keluarga korban yang berada di lokasi terlihat histeris mengetahui keluarganya meninggal tak wajar.

Mengetahui peristiwa ini, sontak ratusan warga pun memadati lokasi kejadian di tepi Jalan Harapan Kelurahan Banjar Serasan Kecamatan Pontianak Timur. (Ferryanto)

Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul POPULER Amarah Suami Baru Berujung Maut Mahasiswi dan Ibu Kandung, Terduga A Curiga Pria Idaman Lain

(Tribunjabar.id)


Pembunuhan Sadis Tewas Bunuh Diri


Loading...