Inilah Lagu Menyayat Hati Gugur Bunga Soundtrack Film Pengkhiatan G30S/PKI, Kenang Para Pahlawan

Inilah Lagu Menyayat Hati Gugur Bunga Soundtrack Film Pengkhiatan G30S/PKI, Kenang Para Pahlawan
Tribunjabar.id
Editor: Malda Teras Viral —Senin, 28 September 2020 12:13 WIB

Terasjabar.id - Setiap tanggal 30 September bangsa Indonesia mengenang peristiwa memilukan.

Para perwira TNI dan Jenderal ditawan hingga dibantai gerakan yang disebut PKI.

Momentum tersebut film Penumpasan Pengkhiatan G30S/PKI diputar ulang setiap akhir September.

Jika Anda pernah menonton film Pengkhianatan G30S/PKI tersebut, saat pemakaman para korban dikumandangkan lagu Gugur Bunga.

Lagu Gugur Bunga menjadi satu di antara musik atau lagu soundtrack film Pengkhianatan G30S/PKI tersebut.

Lagu ini merupakan satu di antara banyak lagu nasional atau lagu wajib Indonesia.

Dilansir dari berbagai sumber, lagu ini berjudul lengkap Gugur Bunga di Taman Bakti namun lebih dikenal sebagai Gugur Bunga.

Gugur Bunga merupakan lagu perjuangan Indonesia yang ditulis oleh Ismail Marzuki pada tahun 1945.

FOLLOW JUGA : 







Lihat postingan ini di Instagram











Sebuah kiriman dibagikan oleh Teras Jabar (@terasjabar.id) pada

Lagu ini diciptakan untuk menghormati tentara Indonesia yang tewas selama Revolusi Nasional Indonesia.

Dalam lirik lagunya menceritakan tentang kematian seorang prajurit dan perasaan penyanyinya.

Sejak saat itu lagu Ismail Marzuki itu menjadi sebuah lagu umum untuk protes G30S/PKI.

Lagu Gugur Bunga juga kerap dikumdangkan ketika proses pemakaman para pahlawan.

tribunnews
Pahlawan revolusi korban G30S/PKI. (Intisari)

Instrumen denting piano yang mengalun, diiringi suara cello yang mengguncang perasaan membuat lagu ini terdengar menyayat hati.

Seakan-akan pendengar merasakan rintihan suara cello atas kematian para pahlawan yang gugur.

Terkadang lagu ini juga samar terdengar seperti musik yang memiliki jiwa.

Suara derita para pahlawan dibantai yang horor membangun kesan kengerian kekejian pembataian.

Namun suara cello menyeleraskan pada paduan suara denting piano sehingga memberikan kesan rasa kemanusiaan.

Rasa pilu, sedih, terhanyut dalam emosi dan rasa iba untuk para pahlawan.

Pernasaran seperti apa lirik lagunya?

Berikut lirik lagu Gugur Bunga - Ismail Marzuki

Betapa hatiku takkan pilu
Telah gugur pahlawanku
Betapa hatiku takkan sedih
Hamba ditinggal sendiri

Siapakah kini plipur lara
Nan setia dan perwira
Siapakah kini pahlawan hati
Pembela bangsa sejati

Reff :
Telah gugur pahlawanku
Tunai sudah janji bakti
Gugur satu tumbuh seribu
Tanah air jaya sakti

Gugur bungaku di taman bakti
Di haribaan pertiwi
Harum semerbak menambahkan sari
Tanah air jaya sakti

Berikut inilah 10 Sosok Pahlawan Revolusi korban G30S/PKI

Tragedi berdarah oleh PKI dikenal dengan G30SPKI, menewaskan 7 jenderal.

Dalam tragedi kelam tersebut, ada 10 nama yang menjadi korban termasuk tujuh jenderal TNI.

Dalam artikel 'Mengulas Sejarah Korban Kebiadaban G30S/PKI, Inilah Sosok 10 Pahlawan Revolusi', berikut tujuh jenderal TNI yang menjadi korban pemberontakan PKI atau G30S/PKI.

1. Jenderal Ahmad Yani

Beliau merupakan komandan TNI AD yang lahir pada tahun 19 Juni 1922 di Purworejo.

Ia menjadi sasaran PKI lantaran sangat menentang keberadaan faham komunis di tanah air.

Jenderal TNI Ahmad Yani sempat berdebat sengit saat rumahnya dikepung tentara antek PKI.

Namun, perdebatan itu justru membuat sang jenderal bersimbah darah karena ditembak oleh para tentara tersebut

Jasadnya pun dibawa dan dikubur di Lubang Buaya

2. Letnan Jenderal Anumerta Suprapto

Letnan Jenderal Anumerta Suprapto adalah salah satu pahlawan nasional yang lahir di Purwokerto, 20 Juni 1920.

Belia juga diculik dari rumahnya dan dibantai di Lubang Buaya.

Sebelum akhirnya tewas di tangan PKI, beliau pernah meredam beberapa pemberontakan PKI di berbagai wilayah seperti Semarang dan Medan.

3. Letnan Jenderal Haryono

Letnan Jenderal TNI Anumerta atau Mas Tirtodarmo Haryono (MT Haryono) lahir di Surabaya, 20 Januari 1924.

Letjend yang mengerti 3 bahasa asing ini juga diculik pada saat hari kejadian.

Kemudian dibantai di Lubang Buaya.

4. Letnan Jenderal Siswondo Parman

Siswondo Parman atau lebih dikenal dengan nama S. Parman adalah salah satu pahlawan revolusi Indonesia dan tokoh militer Indonesia.

Lahir di Wonosobo, 4 Agustus 1918.

Beliau merupakan perwira intelijen yang dekat dengan PKI serta mengetahui kegiatan rahasia mereka.

Namun saat ditawari bergabung dengan PKI, S Parman menolak.

Karena itulah beliau meninggal dibunuh pada persitiwa Gerakan 30 September dan mendapatkan gelar Letnan Jenderal Anumerta.

Otak pembantaiannya yakni kakaknya sendiri Ir. Sakirman yang merupakan petinggi PKI saat itu.

5. Mayor Jenderal Pandjaitan

Brigadir Jenderal TNI Anumerta Donald Isaac Panjaitan lahir di Sumatera Utara, 19 Juni 1925.

Beliau dan bersama para pemuda anak bangsa lain yang dulunya merintis pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang merupakan cikal bakal TNI saat ini.

Saat itu beliau menggunakan seragam militer lengkap ketika tahu bahwa sekelompok anggota OKI datang ke rumahnya dan telah membunuh pelayan serta ajudannya.

Segera setelah beliau menantang para pemberontak itu, peluru langsung menghujam tubuhnya dan mayatnya dibawa ke Lubang Buaya.

6. Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo

Mayor Jenderal TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo lahir di Kebumen, 23 Agustus 1922.

Beliau juga diculik di rumahnya dan dibantai di Lubang Buaya.

Para penculik mengatakan Mayjen Sutoyo dipanggil oleh Presiden Republik Indonesia pertama Ir. Soekarno, tapi ternyata itu bohong.

7. Brigadir Jenderal Katamso Darmokusumo

Brigjen Anumerta Katamso Darmokusumo lahir di Sragen, 5 Februari 1923.

Tak seperti pahlawan revolusi sebelumnya, Brigjen Katamso pada hari terjadi pemberontakan sedang bertugas di Yogyakarta.

Beliau kemudian diculik, dipukuli tubuhnya dengan mortar motor.

Kemudian dimasukkan ke lubang yang sudah disiapkan anggota PKI.

TONTON DAN SUBSCRIBE JUGA CHANNEL KAMI : 


Peristiwa ini terjadi di wilayah Kentungan.

Selain tujuh jenderal TNI di atas, PKI juga menghabisi sejumlah anggota TNI dan Polri lain seperti AIP Karel Satsuit Tubun, Kapten Pierre Tendean dan Kolonel Sugiono.

Bahkan, Putri jenderal TNI AH Nasution, Ade Irma Suryani Nasution juga harus bersimbah darah karena ditembak PKI saat malam G30S/PKI

Gugurnya tujuh jenderal TNI saat gerakan 30 September alias G30S/PKI membuat presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno menjadi bersedih.

Kesedihan Presiden Soekarno atas gugurnya tujuh jenderal TNI korban G30S/PKI diungkap dalam buku bertajuk 'Maulwi Saelan Penjaga Terakhir Soekarno', Penerbit Buku Kompas 2014.

Maulwi yang merupakan pengawal pribadi Bung Karno, mengatakan kalau presiden Soekarno sangat sedih sekali atas nasib yang menimpa para jenderal TNI yang diculik.

“Presiden sedih sekali atas nasib para jenderal yang diculik, khususnya Jenderal Ahmad Yani, jenderal yang amat disayanginya. Karena nasib para jenderal dan seorang perwira pertama belum diketahui, Presiden memerintahkan saya untuk mencari tahu nasib mereka." tulis Maulwi dalam bukunya.

Pada 2 Oktober 1965, Presiden Soekarno telah memanggil semua Panglima Angkatan Bersenjata bersama Waperdam II Leimena dan para pejabat penting lainnya dengan maksud segera menyelesaikan persoalan apa yang disebut Gerakan 30 September.

Tindakan Bung Karno itu merupakan langkah standar karena dirinya adalah selaku Panglima Tertinggi ABRI.(Tribunjabar.id)


G30S/PKI Pierre Tendean AH Nasution Jendral Semarang Cerita Pierre Tendean Kesetiaan Jenderal AH Nasution


Loading...