Membuat Masyarakat Panik, BMKG Minta Akhiri Kepanikan Terkait Potensi Gempa Megathrust di Selatan Jawa

Membuat Masyarakat Panik, BMKG Minta Akhiri Kepanikan Terkait Potensi Gempa Megathrust di Selatan Jawa
Ilustrasi (Twitter BMKG Via Tribunjabar.id)
Editor: Epenz Hot News —Minggu, 27 September 2020 14:53 WIB

Terasjabar.id - Isu tsunami setinggi 20 meter di selatan Jawa, nampaknya membuat masyarakat panik.

Walaupun tidak sedikit masyarakat yang masih menganggap hoaks soal isu tersebut.

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Dr. Daryono mengatakan, kecemasan dan kepanikan publik yang sering muncul akibat adanya informasi potensi gempa megathrust itu terjadi karena adanya kesalahpahaman.

"Para ahli dalam menciptakan model potensi bencana sebenarnya ditujukan untuk acuan upaya mitigasi. Tetapi sebagian masyarakat memahaminya kurang tepat, seolah bencana akan terjadi dalam waktu dekat," ujar Daryono, Minggu (27/9/2020).

"Ini masalah sains komunikasi yang masih terus saja terjadi, karena hingga saat ini masih ada gap atau jurang pemisah antara kalangan para ahli dengan konsep ilmiahnya, dan masyarakat yang memiliki latar belakang dan tingkat pengetahuan yang sangat beragam. Kasus semacam ini tampaknya masih akan terus berulang, dan pastinya harus kita perbaiki dan akhiri," lanjut dia.

Ia mengakui, kepanikan masyarakat akibat informasi potensi gempa megathrust sering terjadi.

Bahkan terus berulang setelah tsunami Aceh 2004 lalu. Untuk mengakhiri kepanikan tersbeut, Daryono berharap agar masyarakat meningkatkan literasi.

Serta tidak mudah kaget setiap kali mendengar informasi potensi bencana. Ia juga meminta warga tidak terpancing dengan judul berita yang bombastis dalam memberikan judul pemberitaan potensi bencana.

"Kita akui, bahwa kepanikan masyarakat akibat informasi potensi gempa megathrust sudah sering kali terjadi, dan terus berulang sejak pasca peristiwa tsunami Aceh 2004. Gaduh akibat potensi gempa megathrust dan tsunaminya selalu muncul, setiap para ahli mengemukaan pandangan mengenai potensi gempa dan tsunami," katanya.

"Untuk mengakhirinya, kami berharap masyarakat terus meningkatkan literasi, selanjutnya tidak mudah kagetan setiap ada informasi potensi bencana. Masyarakat juga jangan mudah terpancing dengan judul berita dari media yang dengan bombastis memberitakan potensi bencana," ujarnya.

Terkadang, kata dia, ada media yang menyajikan berita yang tidak utuh dalam mengutip narasumber.

"Sehingga muncul berita sepotong-sepotong yang akhirnya menimbulkan salah persepsi ditengah-tengah masyarakat," tuturnya.

"Mari bersama kita akhiri kepanikan ini dan kini saatnya bersama-sama menata mitigasi," kata Daryono.



Disadur dari Tribunjabar.id

Isu Tsunami Selatan Jawa BMKG


Loading...