Revitalisasi Galian Tambang Batu Cisantana Sebagai Destinasi Wisata

Revitalisasi Galian Tambang Batu Cisantana Sebagai Destinasi Wisata
Putu Ayu Saraswati Putri Indonesia Lingkungan. saat mengapresiasi kawasan wisata di Desa Cisantana Kuningan, Sabtu (26/09-2020)
Editor: Epenz Teras Kuningan —Minggu, 27 September 2020 08:22 WIB

Kuningan, Terasjabar.id - Obyek wisata di kawasan Cisantana Kec Cigugur, Kuningan yang berada di kaki gunung Ciremai ini memiliki potensi yang luar biasa, jika dibanding dengan obyek wisata alam di daerah lain. Alamnya sejuk, ramah keluarga dan anak-anak serta memiliki prospek cerah dimasa depan. Demikian komentar Putu Ayu Satmraswat Putri Lingkungan Hidup Indonesia Tahun 2020 saat diwawancarai disela-sela kegiatan rehabilitasi lahan galian bekas tambang di Desa Cisantana Kecamatan Cigugur Kuningan Sabtu (26/09-2020). Menurut Putu Ayu Saraswati yang kapasitasnya sebagai Duta lingkungan hidup bahwa, pemanfaatan dan penggunaan lahan bebatuan di Desa Cisantana mirip Taman bebatuan di Jepang. Lokasi ini sangat layak sebagai destinasi wisata baru untuk dikembangkan dan tetap terjaga keberadaannya, ujar Ayu sapaan akrabnya.

Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) R.M. Karliansyah dalam sambutanya mengatakan, rehabilitasi lahan yang digagas oleh KLHK RI merupakan rangkaian kegiatan tahun 2019, yaitu rehabilitasi lahan galian bekas tambang telah mengucurkan dana untuk merevitalisasi lahan ini, agar dimanfaatkan oleh Bumdes Cisantana sebagai objek wisata, paparnya..

Bupati Kuningan H Acep Purnama menilai kegiatan ini, sebagai langkah strategis rehabilitasi lingkungan hidup pasca dideklarasikannya Kuningan sebagai Kabupaten Konservasi. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab Kuningan menterjemahkan deklarasi ini dalam bentuk program pembangunan yang berlandaskan pada pemanfaatan berkelanjutan, perlindungan sistem penyangga kehidupan, dan pengawetan keanekaragaman hayati. Di samping itu, pembangunan ekonomi dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat tetap diperhatikan, mengingat pembangunan ekologis sulit terwujud apabila pembangunan ekonomi belum tangguh, sehingga perlu dipersiapkan program yang terintegrasi dalam implementasinya, sebagaimana kegiatan pemulihan lahan bekas tambang Cisantana, ujarnya..

Kepala DLH Kab Kuningan, Wawan Setiawan, S.Hut., MT menjelaskan, lahan kritis merupakan lahan yang telah mengalami kemerosotan kesuburannya atau lahan dalam proses kemunduran kesuburannya, baik secara fisik maupun kimia dan biologi. Sehingga lahan tersebut tidak dapat berfungsi secara baik sesuai dengan peruntukannya, sebagai media produksi maupun sebagai media tata air. “Lahan bekas tambang galian batu seperti ini, adalah lahan kritis yang harus kita pulihkan kembali. Melalui kegiatan penanaman pohon, pembangunan situ (embung-red) dan penataan infrastruktur lainnya diharapkan dapat menjadikan lahan kritis ini menjadi produktif kembali”, papar dia.

Terkait hal itu, Bupati Acep berharap agar program pemulihan lahan seperti ini ke depan diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan mata pencaharian alternatif. Khususnya bagi. Masyarakat sekitar yang hidup dari pemanfaatan dumber data alam (SDA) setelah potensi galian batu tidak diperbolehkan. “Dalam visi Kab Kuningan ditekankan bahwa, poros pembangunan berada di desa sebagai basis ekonomi daerah yang akan terus didorong pembangunan dan pengembangannya sesuai potensi SDA dan karaketristik wilayahnya.

Kedepan potensi SDA pedesaan di Kuningan dapat dikembangkan secara terpadu dan terintegrasi ke sentra-sentra atau kawasan ekonomi baik yang tergabung antar desa maupun antar kecamatan. Sementara itu, Dirjen R.M Karliansyah bersama Putu Ayu Saraswati, pada acara itu menanam 400 pohon diarea eks Galian C Desa Cisabtana, dilanjutkan menebar bibit Ikan dan melepas burung ke alam bebas. (H WAWAN JR)

Obyek Wisata Kawasan Cisantana Kuningan Kaki Gunung Ciremai Revitaslisasi


Loading...