Semua Kecamatan di Kota Bandung Warnanya Menjadi Merah Dalam Kasus Covid-19, Harus Senantiasa Waspada Guyss !!

Semua Kecamatan di Kota Bandung Warnanya Menjadi Merah Dalam Kasus Covid-19, Harus Senantiasa Waspada Guyss !!
(ery chandra/tribun jabar : Goog;e)
Editor: Epenz Teras Bandung —Rabu, 16 September 2020 07:56 WIB

Terasjabar.id - Warga Kota Bandung wajib waspada.

Karena kini semua kecamatan di Kota Bandung warnanya menjadi merah dalam kasus Covid-19.

Berdasarkan pusat Informasi Covid-19 (Pusicov) Kota Bandung, saat ini 30 kecamatan di Kota Bandung kembali berwarna merah.

Koordinator Bidang Perencanaan, Data, Kajian dan Analisa Gugus Tugas Covid-19 Kota Bandung, Ahyani Raksanagara mengatakan di 30 kecamatan itu terdapat kasus positif aktif Covid-19, sehingga warnanya kembali merah.

"Kasus tersebar di semua kecamatan. Akan tetapi lebih penting penanganan berskala mikro di kelurahan dan rukun warga dengan mengaktifkan kampung tangguh yang sudah ada di 151 kelurahan," ujar Ahyani, saat dihubungi, Selasa (15/9/2020).

Sebelumnya, pada Juli 2020 sudah ada 14 kecamatan di Kota Bandung yang bebas dari kasus positif aktif Covid-19.

Saat itu, kasus positif aktif Covid-19 di Kota Bandung sempat tersisa hanya 33 kasus.

Kini, tren penyebaran virus corona kembali tinggi. Hingga 13 September 2020, ada sebanyak 210 kasus positif aktif Covid-19 di Kota Bandung, jumlah tersebut terus bertambah seiring dengan masifnya pengetesan yang dilakukan Dinas Kesehatan.

Menurut Ahyani, kenaikan kasus itu memang terjadi karena pemeriksaan cukup masif dengan melacak orang tanpa gejala.

Dinkes Kota Bandung juga sejauh ini sudah melakukan swab test sebanyak 22.928 pengetesan, atau 0,92 persen dari jumlah penduduk.

Ahyani mengimbau kepada masyarakat agar konsisten menerapkan protokol kesehatan dengan menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak serta tidak berkerumun.

"Pencarian kasus, pengetesan, dan penanganan akan berhasil menahan laju bila ada partisipasi masyarakat dalam disiplin dan pengawasan," katanya.

Tak Lakukan PSBB

Pemerintah Kota Bandung memilih meneruskan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) yang diperketat, ketimbang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), meski tren penularan Covid-19 di Kota Bandung terus meninggi. 

Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengatakan, para prinsipnya pelaksanaan PSBB ataupun AKB hampir mirip, yang berbeda hanya soal lokasi titik pengawasannya saja. 

"PSBB itu ada titik pemeriksaan di perbatasan, yang diperiksa, kan, enggak jauh dari masker dan suhu. Kami sepakat (AKB) untuk memperketat pemeriksaan masker dan suhu, yang biasa kami lakukan cek poin (saat PSBB), kini jadi langsung di periksa di tempat-tempat yang direlaksasi," ujar Yana, saat ditemui di BIP, Kota Badung, Selasa (15/9/2020).

Selain itu, menurutnya ada konsekuensi yang perlu dipenuhi jika mengambil langkah kembali menerapkan PSBB, salah satunya harus menyiapkan jaring pengaman sosial (JPS) untuk masyarakat yang terdampak karena mobilitasnya terhambat.

"Kan PSBB itu banyak konsekuensi, kami harus izin juga, menyiapkan jaring pengaman sosial, itu kan memerlukan sumber daya juga," katanya. 

Saat ini tren penularan Covid-19 di Kota Bandung terus meningkat seiring diberlakukannya AKB.

Pada 23 Agustus 2020, di Kota Bandung tercatat ada 71 kasus positif aktif Covid-19 dan 48 kasus kematian akibat Covid-19.

Kini, berdasarkan Pusat Informasi Covid-19 Kota Bandung (Pusicov), pada 14 September 2020, tercatat ada 222 kasus positif aktif Covid-19, dengan jumlah kumulatif hampir menyentuh 1.000 kasus.

Menurutnya, langkah Pemkot Bandung untuk memperketat AKB diharapkan dapat menekan kasus Covid-19.

Sebab, kata dia, kunci paling utama meredam penyebaran adalah penggunaan masker dan disiplin menerapkan protokol kesehatan. 

"Karena salah satu kunci menekan penyebaran itu lewat penggunaan masker, insya Allah tidak menularkan dan tidak tertular, kalau itu dilakukan mah seharusnya insya Alah (menurun)," ucapnya.



Disadur dari Tribunjabar.id

Pandemi Virus Corona Kota Bandung Zona Merah pusat Informasi Covid-19 AKB


Loading...