Hal Mengerikan Dilihat Syekh Ali Jaber Sebelum Penusukan: Dia Tangan di Atas, Bukan Menusuk Perut

Hal Mengerikan Dilihat Syekh Ali Jaber Sebelum Penusukan: Dia Tangan di Atas, Bukan Menusuk Perut
Tribunjabar.id
Editor: Malda Teras Viral —Senin, 14 September 2020 14:50 WIB

Terasjabar.id - Sebelum penusukan, Syekh Ali Jaber sempat menengok ke arah pelaku yang datang dari kanannya.

Kejadian mengerikan itu terjadi saat pendakwah tersebut mengisi pengajian dan wisuda Tahfidz Al Quran di Masjid Falahudin yang berada di Jalan Tamin, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Minggu (13/9/2020).

Saat penusukan terjadi, Syekh Ali Jaber sedang fokus pada jemaah yang berada di sisi kiri panggung.

Tusukan itu mengenai bahunya hingga ia harus mendapat jahitan.

Dikuti dari Kompas.com, Syekh Ali Jaber bersyukur menengok sekilas pada pelaku bila tidak hal yang lebih mengerikan akan terjadi.

Ali menduga pelaku bukan mengincar perutnya bila dilihat dari arah menusuknya.

“Mungkin jika saya masih fokus dengan jemaah di sebelah kiri, mungkin sangat mudah dia menusuk bagian dada atau di leher. Karena dia tangan di atas, bukan menusuk ke perut,” kata Syekh Ali Jaber saat ditemui seusai kejadian di Rumah Hijrah Annaba, Sukarame, Minggu (13/9/2020) malam.

Dalam peristiwa penusukan ini, Syekh Ali Jaber merasa ada hal yang ganjal.

Ia mempertanyakan motif pelaku yang belakangan diketahui berinisial AA.

“(Pelaku) bukan orang yang, maaf, gila sembarangan. Pertama, dari segi kekuatan, badannya kurus, kecil. Tidak mungkin jika melihat tubuhnya bisa ada kekuatan sampai separuh pisau menusuk,” kata Ali Jaber.

Akibat penusukan itu, Syekh Ali Jaber menderita luka tusuk di bahu dan harus menerima enam jahitan di bagian dalam dan empat jahitan di bagian luar.

Pelaku sudah ditangkap oleh jemaah setela penusukan dan diserahkan ke pihak berwajib.

Adapun status pelaku sudah sebagai tersangka.

Kronologi Penusukan

Pendakwah, Syekh Ali Jaber menjadi korban penusukan saat mengisi acara keagamaan di Bandar Lampung.

Kini, Syekh Ali Jaber pun muncul dan mengungkapkan kronologi kejadian penusukan tersebut.

Diolah Tribunjabar.id dari Kompas.com dan tayangan Kompas TV, awal mula kejadian ketika ada seorang pemuda yang menghampiri ke atas panggung.

Kala itu, Minggu (13/9/2020), Syekh Ali Jaber sedang berbincang bersama jemaah di atas panggung.

Namun, pemuda yang tak dikenal tiba-tiba lari dan menusukkan pisau.

Berdasarkan pengakuan Syekh Ali Jaber dalam tayangan Kompas TV, tusukannya cukup keras dan kuat.

Hal itu membuat sebagian pisau menancap ke dalam tubuhnya.

"Tusukan cukup keras cukup kuat sampai separuh pisau masuk ke dalam, cukup dalam," ujarnya.

Ia mengaku, pisau yang menancapnya itu sampai patah. Pendakwah itu langsung melepas pisau yang menancap dibagian tubuhnya

"Saya sendiri lepas pisaunya yang sudah patah di dalam saya keluarkan," katanya.

Fakta lain yang diceritakan adalah pelaku sempat akan melakukan penusukan yang kedua kalinya.

Pelaku disebut akan menusuk lagi menggunakan pisau yang menancap di tubuh Syekh Ali Jaber.

Namun, pelaku tak bisa melakukan itu karena diadang oleh para jemaah. Diketahui pelaku tersebut berinisial AA.

Akibat penusukan itu, Syekh Ali Jaber langsung dilarikan ke puskesmas terdekat.

Kini, kondisi Syekh Ali Jaber sudah mendapatkan penanganan dari tim medis.

Ia mendapatkan enam jahitan dalam, dan empat jahitan luar akibat kejadian itu.

"Tapi saya tahan. Alhamdulillah masih dijaga oleh Allah," ujarnya.

Kini diberitakan, Syekh Ali Jaber sedang dalam pemulihan.

Biodata Syekh Ali Jaber

Tentu warga Indonesia khususnya muslim telah mengetahui pendakwah asal Madinah ini.

Syekh Ali Jaber adalah satu di antara pendakwah yang berpengaruh di Indonesia.

Syekh Ali Jaber yang juga merupakan ulama asal Madinah ini menjadi pendakwah di Indonesia.

Berikut ini tribunjabar.id rangkum profil Syekh Ali Jaber, dilansir dari Tribunnewswiki.

Syekh Ali Jaber memiliki nama lengkap Ali Saleh Muhammad Ali Jaber.

Ia lahir di Madinah, Arab Saudi pada 3 Februari 1976.

Syekh Ali Jaber menyelesaikan pendidikan formal dari ibtidaiyah hingga Aliyah di Madinah.

Setelah lulus sekolah menengah, ia melanjutkan pendidikan khusus pendalaman Al Quran pada tokoh dan ulama ternama di Arab Saudi.

Pada tahun 2008, Syekh Ali Jaber mulai berdakwah di Indonesia dan resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada tahun 2012.

Ali Saleh Muhammad Ali Jaber merupakan sulung dari 12 bersaudara yang lahir di Madinah, Arab Saudi.

Syekh Ali Jaber sejak kecil telah mendapat bimbingan agama dari sang Ayah.

Ayahnya adalah seorang penceramah agama yang mengharapkan Ali Jaber sebagai anak pertama, bisa seperti dirinya.

Sejak kecil, Syekh Ali Jaber telah belajar Alquran dan merasa punya tanggung jawab atas cita-cita ayahnya.

Syekh Ali Jaber telah menghapal 30 juz Alquran di usianya 10 tahun, bahkan di umur 13 tahun ia diamanahi untuk menjadi imam Masjid di salah satu Masjid Kota Madinah.

Syekh Ali Jaber mengenyam pendidikan formal dari ibtidaiyah hingga aliyah di Madinah.

Setelah lulus sekolah menengah, ia melanjutkan pendidikan khusus pendalaman Alquran pada tokohdan ulama ternama Arab Saudi.

Selama perjalannnannya dalam belajar agama, ia rutin mengajar dan berdakwah di mana-mana, khususnya di tempat ia tinggal, di Masjid tempat ayahnya mensyiarkan Islam dan ilmu Alquran.

Selama di Madinah ia juga aktif sebagai guru hafalan Alquran di Masjid Nabawi dan menjadi imam salat di salah satu Masjid di Kota Madinah.

Guru-guru yang mengajar Syekh Ali Jaber tentang pendalaman Al Quran antara lain:

- Syekh Muhammad Husein Al Qari’ - Ketua Ulama Qira’at di Pakistan

- Syekh Said Adam - Ketua Pengurus Makam Rasulullah

- Syekh Khalilul Rahman - Ulama Alquran di Madinah dan Ahli Qiraat

- Syekh Khalil Abdurahman - seorang ulama ahlul Quran di Kota Madinah

- Syekh Abdul Bari’as Subaity - Imam Masjid Nabawi dan Masjidil Haram

- Syekh Prof. Dr. Abdul Azis Al Qari’ - Ketua Majelis Ulama Percetakan Al-Qur’an Madinah dan Imam Masjid Quba

- Syekh Muhammad Ramadhan - Ketua Majelis Tahfidzul Qur’an di Masjid Nabawi

Pada tahun 2008, Syekh Ali Jaber menikah dengan Umi Nadia, wanita asal Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Keduanya, hingga tahun 2020 telah dikaruniai seorang anak yang diberi nama Hasan.

Selama penggemblengan dirinya, Syekh Ali Jaber rutin mengajar dan berdakwah khususnya di tempat tinggalnya dan Masjid tempat ayahnya mensyiarkan Islam dan Ilmu Alquran.

Selama di Madinah, ia juga aktif sebagai guru hapalan Alquran di Masjid Nabawi dan menjadi imam salat di salah satu Masjid Kota Madinah.

Pada tahun 2008, Syekh Ali Jabir terbang ke Indonesia menuju Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), asal istrinya tinggal.

Di sini ia menjadi guru hafalan Alquran, Imam salat, dan khatib di Masjid Agung Al-Muttaqin Cakranegara Lombok, Indonesia.

Kariernya berlanjut saat ia diminta menjadi Imam salat tarawih di Masjid Sudan Kelapa, Menteng, Jakarta.

Selain itu, ia juga menjadi pembimbing tadarus Alquran dan imam salat Ied di Masjid Sunda kelapa, Menteng, Jakarta.

Kehadiran Syekh Ali Jaber mendapat sambutan baik oleh masyarakat Indonesia karena dakwahnya yang menyejukkan, penyampaiannya sangat rinci dilengkapi dengan ayat-ayat Alquran dan hadits.

Sejak saat itu, Syekh Ali Jaber mulai sering dipanggil keliling Indonesia untuk syiar Islam.

Pada tahun 2012, ketulusannya dalam berdakwah, membuatnya dianugerahi kewarganegaraan Indonesia oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Sejak itu pula ia rutin mengisi acara Damai Indonesiaku di TvOne dan menjadi juri Hafizh Indonesia di stasiun televisi RCTI.

Untuk menyiarkan Islam lebih efektif dan melahirkan para penghafal Alquran di Indonesia, ia mendirikan Yayasan Syekh Ali Jaber yang berkantor di Jatinegara, Jakarta.

Karier Syekh Ali Jaber terus mengalir, ia mulai tampil di berbagai program telivisi, bahkan ia juga mulai menjadi aktor dalam film “Surga Menanti” (2016).

Popularitas Syekh Jaber tak kalah dengan penceramah ternama Indonesia lainnya.

Meski sudah tenar lewat media, ia tetap berendah hati dan masih berkeliling menjadi khatib Jumat di masjid-masjid kecil di pelosok kota dan daerah.(Tribunjabar.id)



Syekh Ali Jaber Penusukan Puskesmas Pendakwah Gila Lampung Alfin Andrian


Loading...