Sejumlah Tokoh Oposisi Belarusia Diduga Diculik Intelijen

Sejumlah Tokoh Oposisi Belarusia Diduga Diculik Intelijen
CNN Indonesia
Editor: Malda Hot News —Kamis, 10 September 2020 08:19 WIB

Terasjabar.id -- 

Aparat keamanan dan intelijen Belarusia dilaporkan menculik sejumlah tokoh gerakan oposisi yang menentang hasil pemilihan presiden yang kembali dimenangkan oleh Alexander Lukashenko (66).

Kelompok oposisi mendesak pemerintah Belarusia segera membebaskan seluruh anggota mereka yang diculik.

Melansir CNN, Kamis (10/9), dalam sebuah pernyataan, Dewan Koordinasi Belarusia mengatakan bahwa "orang tak dikenal di pusat kota Minsk" telah menculik Anggota Komite Eksekutif Dewan Maria Kolesnikova, Sekretaris Pers Anton Rodnenkov, Sekretaris Eksekutif Ivan Kravtsov, dan advokat sekaligus anggota Dewan Koordinasi Belarusia, Maxim Znak.


Dewan itu dipimpin oleh kandidat utama oposisi Belarusia, Svetlana Tikhanovskaya, dan merupakan sebuah lembaga yang bertujuan untuk mengoordinasikan transisi kekuasaan yang damai dan tertib setelah pemilihan umum pada Agustus.

Dalam wawancara dengan Christiane Amanpour dari CNN pada Senin lalu, Tikhanovskaya mengatakan dia "yakin" bahwa Kolesnikova telah diculik. Dia mengatakan bahwa anggota Dewan Koordinasi telah "dikejar, diculik, dan dilecehkan".

"Kami yakin (Kolesnikova) diculik di pagi hari, tapi apa yang terjadi setelah itu, kami tidak yakin, karena kami masih belum punya jawaban," ujarnya dari Vilnius, Lituania.

"Mungkin dia kabur ke luar negeri atau mungkin dia masih di penjara. Tidak ada yang tahu," lanjutnya.

Situs berita lokal, Tut.by, melaporkan seorang saksi mata bernama Anastasia mengatakan Kolesnikova diculik pada Senin pagi di ibu kota Belarusia.

"Saat ini, anggota Dewan Koordinasi yang saya buat sedang dikejar, diculik, dan dilecehkan. Dan itu sangat mengkhawatirkan saya, karena saat ini kami masih belum tahu di mana Maria Kolesnikova," tutur Tikhanovskaya kepada CNN.

"Kami telah menerima informasi bahwa dia pergi ke Ukraina. Kami tidak dapat memastikan (kabar) ini, mungkin itu berita palsu. Tidak normal jika seseorang dituntut hanya karena dia mengatur dialog antara pihak berwenang dan negara," tambahnya.

Kolesnikova dilaporkan hendak dibuang ke Ukraina oleh intelijen Belarusia. Namun, ketika berada di perbatasan, dia merobek paspornya sehingga dia tidak bisa diusir.

People with old Belarusian national flags shout during opposition rally in front of the government building of Minsk, Belarus, Sunday, Aug. 16, 2020. Opposition supporters whose protests have convulsed the country for a week aim to hold a major march in the capital of Belarus. Protests began late on Aug. 9 at the closing of presidential elections. (AP Photo/Sergei Grits)Unjukr rasa menolak hasil pilpres di Belarusia. (AP/Sergei Grits)

Kolesnikova saat ini dilaporkan ditahan di wilayah antara perbatasan Belarusia dan Ukraina.

Seperti dilansir Associated Press, menurut seorang anggota Dewan Koordinasi Belarusia, Gleb German, sejumlah orang yang mengenakan masker menangkap Znak di kantor organisasi itu. Znak hanya sempat mengirim pesan singkat bertuliskan "masker", sebelum dibawa pergi.

Sejumlah orang tidak dikenal juga dilaporkan mencoba menerobos rumah aktivis sekaligus pemenang Nobel Sastra pada 2015, Svetlana Alexievich. Beberapa diplomat negara Barat sampai berdatangan dan berhasil mencegah upaya penangkapan terhadap Svetlana.

CNN tidak dapat memverifikasi secara independen bahwa ketiga tokoh oposisi itu benar diculik. Sebelumnya, seorang juru bicara dewan mengatakan kepada CNN bahwa organisasi itu tidak dapat menghubungi salah satu dari ketiga ponsel tokoh tersebut.

Otoritas Belarusia tidak menanggapi komentar CNN dan belum berkomentar secara terbuka atas dugaan penculikan tersebut. Dewan juga tidak menanggapi permintaan CNN mengenai informasi mengapa mereka percaya bahwa ketiga tokoh oposisi itu telah diculik.

Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, mengatakan di Twitter bahwa ia "sangat prihatin" atas keselamatan Kolesnikova dan menyebut keselamatannya sebagai "prioritas tertinggi".

Laporan tentang dugaan penculikan muncul setelah terjadi aksi protes anti-pemerintah selama empat pekan berturut-turut di negara itu. Kerusuhan pecah di Belarusia tak lama setelah pemilihan umum pada 9 Agustus, di mana Lukashenko mengklaim kemenangan mutlak dengan unggul lebih dari 80 persen.

Usai pemilihan, puluhan ribu orang berbaris di Minsk untuk menentang hasil tersebut.

Lukashenko telah memerintah selama 26 tahun dan sering digambarkan sebagai diktator terakhir Eropa.

"Rezim terlibat dalam teror, tidak ada nama lain untuk itu. Penculikan Maria Kolesnikova, Anton Rodnenkov, dan Ivan Kravtsov adalah upaya untuk mengganggu kerja Dewan Koordinasi. Tapi itu tidak akan menghentikan kami," ujar Tikhanovskaya dalam sebuah pernyataan yang dirilis Senin.

Kemudian pada Minggu, Dewan Koordinasi juga mengatakan bahwa aktivis terkemuka lainnya, Olga Kolvakova, ditutup matanya dan dimasukkan ke bagian belakang mobil. Ia dibawa ke kota perbatasan Belarusia di dekat Polandia dan dilepaskan di sebuah lokasi oleh anggota intelijen Belarusia.

Dia lalu menyeberang ke Polandia dan dibawa ke Warsawa dengan menggunakan bus.

Lukashenko menyatakan gelombang unjuk rasa yang terjadi di negaranya saat ini adalah upaya manipulasi oleh pihak asing. Dia menyebut ada campur tangan Amerika Serikat, Lituania, Ukraina dan Republik Ceko yang membuat negaranya bergejolak.

Selain itu, Lukashenko menuduh 60 persen demonstran merupakan pemabuk dan pecandu narkoba.


(ans/ayp/CNN)

Belarusia Penculikan intelejen


Loading...