Dilanda Musim Kemarau, Debit Air Bendungan Tilong Kabupaten Kupang NTT Menyusut Drastis

Dilanda Musim Kemarau, Debit Air Bendungan Tilong Kabupaten Kupang NTT Menyusut Drastis
(Merdeka.com : Google)
Editor: Epenz Hot News —Jumat, 4 September 2020 13:59 WIB

Terasjabar.id - Wilayah Nusa Tenggara Timur mulai dilanda musim kemarau. Akibatnya, debit air bendungan Tilong di Desa Oelnasi, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) menyusut drastis.

Simson Bena, petugas di Bendungan Tilong mengatakan, sisa air di bendungan saat ini kurang lebih 4 juta m3, padahal tahun 2019 lalu masih tercatat 5,9 juta m3 dari daya tampung 19,7 juta m3.

"Musim-musim begini musim susut. Tahun sebelumnya tidak sampai begini, dua tahun terakhir hujan kurang jadi debit air hanya naik 90 sampai 95 meter saja," kata Simson Bena, Jumat (4/9).

Menurut Simson, pihaknya telah menutup total pintu air bagi irigasi yang ada di Kabupaten Kupang. Selain karena debit air yang makin menyusut, juga karena sementara dilakukan pengerukan sedimen di pinggir bendungan.

"Dari irigasi pakai banyak jadi menyusut sampai 85 meter. Kami tutup total untuk tunggu musim hujan supaya kita tampung lagi. Sekarang sudah ditutup untuk irigasi, hari Senin kemarin sudah ditutup total. Sedimen juga banyak jadi sekarang lagi pengerukan," ungkapnya.

Kepala BMKG Stasiun Klimatologi, Apolinaris Samsudin Geru menjelaskan, kondisi iklim terkini di wilayah NTT hingga September mendatang masih dalam periode musim kemarau, sehingga diperlukan kewaspadaan terhadap bencana ancaman kekeringan.

"Untuk peluang curah hujan di beberapa daerah akan mengalami turun hujan sangat rendah, yakni kurang dari 20 militer per dasaria dengan peluangnya lebih dari 70 persen, berarti peluang untuk turunnya hujan pada dasaria mendatang sangat kecil. Melihat kondisi diatas maka kami keluarkan peringatan dini kekeringan meteorologi, berdasarkan unsur hujan atau iklim," jelas Apolinaris.

Masih menurut Apolinaris, dampak akibat situasi iklim saat ini adalah ketersediaan air khususnya bagi pertanian tadah hujan, pengurangan ketersediaan air sehingga terjadinya kelangkaan air bersih yang sudah mulai terjadi di beberapa daerah, serta meningkatnya kebakaran lahan, hutan maupun rumah yang diakibatkan oleh suhu udara tinggi, kelembaban udara rendah dan kecepatan angin relatif kencang.

Berikut 14 Kabupaten di Nusa Tenggara Timur yang telah mengalami kekeringan adalah Alor di Kecamatan Kabola, Belu di Kecamatan Atambua Selatan, Kakulukmesak, Kota Atambua, Lasiolat dan Raihat. Kabupaten Kupang di Kecamatan Kupang Barat, Kupang Tengah, Sulamu, Kupang Timur dan Taebenu, sementara Kota Kupang terjadi di Kecamatan Kelapa Lima, Kota Raja, Maulafa dan Oebobo. Kabupaten Lembata terjadi di Kecamatan Ile Ape, Lebatukan, Wulandoni dan Nubatukan, Kabupaten Ngada di Kecamatan Selatan Soa, Kabupaten Rote Ndao di Kecamatan Pantai Baru, Rote Barat Daya, Rote Barat Laut dan Rote Timur.

Sedangkan Kabupaten Sabu Raijua terjadi di Kecamatan Haumehara dan Sabu Barat, Kabupaten Sikka di Kecamatan Alok, Mego dan Waigete, Sumba Timur di Kecamatan Kanatang, Haharu, Kambera, Pinu Pahar dan Pandawai serta di Kabupaten Timor Tengah Selatan di Kecamatan Amanuban Selatan, Timor Tengah Utara terjadi di Kecamatan Biboki Utara, Kabupaten Ende di Kecamatan Maurole dan Kabupaten Nagekeo di Kecamatan Aesesa Selatan.

Disadur dari Merdeka.com 

Musim Kemarau NTT Air Bendungan Tilong Kabupaten Kupang


Loading...