Viral Video KTP WNI di Markas ISIS Yaman, Begini Pengakuan Kepala Desa di Mojokerto

Viral Video KTP WNI di Markas ISIS Yaman, Begini Pengakuan Kepala Desa di Mojokerto
Tribunjakarta
Editor: Malda Hot News —Selasa, 1 September 2020 10:48 WIB

Terasjabar.id - Media sosial diramaikan viral video penggerebekan markas ISIS di Yaman.

Video yang viral itu memperlihatkan milisi Houthi menemukan sebuah KTP Warga Negara Indonesia (WNI) tepatnya Mojokerto, Jawa Timur.

Juga telihat uang rupiah pecahan Rp 10 ribu, Rp 5 ribu dan Rp 2 ribu yang ditemukan saat markas ISIS di Yaman itu.

Di dalam KTP WNA itu tertulis nama Syamsul Hadi Anwar dengan tempat tinggal di Jalan Basket Blok NN, Perumahan Japan Raya, Desa Japan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.

Diketahui, terdapat empat video diunggah akun Twitter FJ @Natsecjeff.

Dari penelusuran TribunMadura.com, akun ini memposting empat video tersebut pada pukul 12.51 Wib, Sabtu (29/8/2020).

Hingga pukul 19.00 Wib, Minggu (30/8/2020), postingan itu telah diretweet sebanyak 129 kali dan disukai 167 kali.

Terkait identitas KTP WNI, warga perumahanJapan Raya yakin tak ada yang mengenal Syamsul Hadi Anwar.

Kepala Desa Japan, Salimudin (58) mengatakan pihaknya telah memastikan bahwa tidak ada warganya yang bernama Syamsul Hadi Anwar seperti yang tertulis dalam KTP tersebut.

"Kami sudah mencari informasi memang warga tidak ada yang mengenal pria yang dimaksud dalam KTP itu," ujarnya, di Perum Japan Raya, Senin (31/8/2020).

Dari informasi sesuai KTP yang viral di media sosial itu, Salimudin berupaya menelusuri untuk menggali informasi dari developer yang notabene masih tercatat sebagai penanggung jawab di Perumahan Japan Raya.

Berdasarkan histori rumah di Jalan Basket seperti dalam KTP Syamsul Hadi Anwar ini merupakan kediaman milik M Subekhan yang telah pindah kerja ke Kalimantan Tengah.

"Kita melacak sesuai Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan (SPPT-PBB) rumah masih atas nama Agung asal Sidoarjo yang sampai sekarang belum berubah," ucap dia.

Dikatakannya, rumah ini pernah dihuni oleh Aan panggilan akrab M Subekhan yang merupakan karyawan Srikandi Mitshubishi di Mojokerto.

Namun, Aan bersama keluarganya sudah pindah ke Pangkalanbun, Kalimantan Tengah.

"Selama ini tidak ada aktivitas masyarakat di lingkungan Perum Japan Raya yang mencurigakan," terangnya.

Hariono pengurus Rukun Tetangga (RT) setempat menjelaskan rumah itu dalam kosong semenjak Aan pindah ke luar kota dan dikontrak oleh Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Sumber Jaya kurang lebih sekitar tahun 2015.

Saat itu, ada lima karyawan koperasi yang tinggal dan bermalam di rumah tersebut.

"Iya memang ada lima karyawan koperasi yang tinggal di rumah itu selama dua tahun yang mereka sudah melapor dan melampirkan fotokopi KTP-nya," ungkapnya sembari mengangkat tangannya menunjuk berkas.

Masih kata Hariono, adapun lima orang yang mengontrak di rumah tersebut yaitu Rudi Hartono warga Madiun sebagai pimpinan cabang, Aris Dwi Sampurna warga Trenggalek sebagai kasi pengawas.

Sedangkan, tiga orang merupakan agen operasional, bernama Sutikno warga Jombang, Dedy Cahyono warga Sidoarjo dan Harisma Yunianto Abadi warga Lampung Utara.

Semenjak menjadi pengurus RT pada 2001, lanjut dia, tidak ada nama Syamsul Hadi Anwar dalam daftar nama warga yang mengontrak rumah di lingkungannya.

"Setahu saya di sini tidak ada aktivitas yang mencurigakan ya biasa saja," pungkasnya.(Tribunjakarta.com)



KTP WNI ISIS Mojokerto


Loading...