Reka Ulang Ungkap Detik-detik Pembunuhan Satu Keluarga, Jeritan Terakhir Istri Ditusuk 3 Kali

Reka Ulang Ungkap Detik-detik Pembunuhan Satu Keluarga, Jeritan Terakhir Istri Ditusuk 3 Kali
Tribunjakarta
Editor: Malda Hot News —Kamis, 27 Agustus 2020 14:48 WIB

Terasjabar.id - Polisi menggelar reka ulang adegan pembunuhan satu keluarga di Sukoharjo.

Reka ulang adegan itu mengungkap detik-detik pembunuhan keji satu keluarga oleh pelaku bernama Henry Taryatmo (41) di Dukuh Slemben RT 01 RW 05, Desa Duwet, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.

Reka ulang pembunuhan satu keluarga yakni suami, istri dan dua anaknya digelar di Mapolres Sukoharjo, Kamis (27/8/2020).

Henry Taryatmo awalnya membunuh Sri Handayani (36) yang juga istri korban Suranto (43) di rumahnya.

Insiden memilukan itu berawal saat Henry Taryatmo (41) datang ke rumah Suranto pada Rabu (19/8/2020) pukul 01.00 WIB.

Istri Suranto, Sri Handayani pun membukakan pintu rumah pada malam itu.

Saat sampai di rumah korban dini hari itu, Henry berdalih ingin mengembalikan mobil dan memberi setoran.

Namun, saat hendak pamit, Henry yang mengaku ingin menggunakan ojek online itu tidak mendapatkan kendaraan.

"Mulihmu piye, arep numpak opo (pulangmu gimana, mau naik apa?)," tanya korban Sri Handayani yang membukakan pintu untuk pelaku saat malam kejadian dalam rekonstruksi yang diungkapkan tersangka.

"Ngojek ae, tapi durung nyantol (ngojek aja, tapi belum nyangkut)," jawab tersangka.

tribunnews
Pelaku pembunuhan satu keluarga Henry Taryatmo (41) memperagakan aksi keji saat saat reka ulang di Mapolres Sukoharjo, Kamis (27/8/2020). (TribunSolo.com/Ryantono Puji Santoso)

Lantaran masih menunggu ojek online, Sri Handayani mempersilahkan tersangka menunggu di ruang tamu rumahnya.

Kemudian Sri Handayani kembali ke kamar karena suami dan dua anaknya RRI (10) yang masih duduk di bangku Kelas 5 SD dan DAH (6) yang masih TK sudah tidur.

Saat menunggu ini, tersangka sempat bermain game online.

Di tengah bermain game online ini, tersangka teringat utang dan jatuh tempo pembayarannya.

Pada momen itu, muncul niat tersangka untuk memiliki mobil korban, dan niat membunuh korban.

Tersangka kemudian menuju ke dapur rumah korban dan mengambil pisau dapur.

Setelah itu kembali membangunkan korban.

Saat memanggil korban "Mas...mbak," belum ada yang merespon.

Kemudian, tersangka memanggil ulang korban dan ternyata istri korban Sri Handayani yang terbangun.

Saat Sri Handayani terbangun, tersangka menyerahkan uang Rp 250 ribu untuk setoran.

Sri Dibunuh Tepat di Ulu Hati

tribunnews
Pelaku pembunuhan satu keluarga Henry Taryatmo (41) memperagakan aksi keji saat saat reka ulang di Mapolres Sukoharjo, Kamis (27/8/2020). (TribunSolo.com/Ryantono Puji Santoso)

Sewaktu Sri Handayani menghitung uang setoran, tiba- tiba korban menusukkan pisau dapur tepat di uluhhati.

Totalnya ada tiga tusukan yang diberikan pelaku.

"Ya Allah," teriak Sri Handayani yang tertusuk di bagian dada sambil memegangi lukanya.

Setelah itu Suranto terbangun mendengar teriakannya istrinya.

Melihat istrinya bersimbah darah, Suranto shock dan berteriak "heeee...hee," seperti yang terlihat dalam adegan rekonstruksi.

Tersangka yang panik kemudian mendatangi Suranto dan menusukkan pisau di dadanya sebanyak lima kali.

Giliran anak pertama, RF (10) yang bangun dan menangis melihat ayah dan ibunya bersimbah darah.

Tersangka yang melihat anak tersebut menangis mendatanginya di depan kamar tidur korban dan memberikan 7 tusukan.

Setelah itu, anak kedua korban DI (6) juga ikut terbangun dan sekalian dihabisi oleh korban.

Kapolres Sukoharjo AKBP Bambang Yugo Pamungkas mengatakan, ada sebanyak 51 adegan dalam rekonstruksi ulang yang tidak dilakukan di rumah korban.

"Iya kami melakukan rekonstruksi ini agar lebih jelas kronologinya," jelas dia.

Anak Korban Ditusuk Hingga Bersimbah Darah

Setelah menghabisi Suranto (43) dan Sri Handayani (36) menggunakan pisau dapur dengan tusukan berkali-kali hingga darah membanjiri lantai, Henry tega menghabisi kedua anak korban yang masih kecil.

Keduanya yakni RRI (10) yang masih duduk di bangku Kelas 5 SD dan DAH (6) yang masih TK.

Anak korban begitu mengetahui kedua orang tuanya tewas bersimbah darah, langsung menangis dan merintih.

Setelah itu, tanpa basa -basi tersangka langsung menghampiri RRI dan DAH kemudian menusuk di bagian dada.

Anak pertama yang dibunuh yakni RRI kemudian selanjutnya DAH yang baru bangun di dini hari.

Jerit Tangis Keluarga Korban

Polisi ungkap fakta baru di kasus pembunuhan keluarga Suranto di Dukuh Slemben RT 01/RW 05, Desa Duwet, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.

Pelaku Henry Taryatmo (41) membunuh Suranto, istri dan dua anaknya pada Rabu (19/8/2020).

Pembunuhan sadis ini bertepatan dengan hari jatuh tempo di mana Henry Taryatmo harus membayar utangnya.

Polisi telah melepas garis polisi di rumah Suranto di Dukuh Slemben RT 01 RW 05, Desa Duwet, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.

Terdengar jerit tangis perwakilan keluarga korban saat akan memasuki rumah.

Kapolres Sukoharjo, AKBP Bambang Yugo Pamungkas mencopot langsung garis polisi itu sekira pukul 09.32 WIB.

Adapun acara penyerahan simbolis kunci rumah juga dilakukan pascapencopotan garis polisi.

Keluarga korban kemudian dipersilakan untuk membersihkan rumah korban.

"Silahkan untuk dibersihkan rumah ini," papar Yugo seperti dilansir Tribun Solo, Rabu (26/8/2020).

Saat masuk dalam rumah, ada perwakilan keluarga korban berjenis kelamin perempuan tidak kuat dan menangis.

Ia juga berteriak histeris sebelum akhirnya pingsan dan dibawa keluar rumah.

Poster Minta Pelaku Dihukum Mati

Suparno, pengacara keluarga korban, mengatakan kehadirannya dan keluarga untuk menyaksikan pelepasan garis polisi di rumah Suranto.

Perwakilan keluarga yang hadir di antaranya ayah korban Harto Mulyono (80), kakak korban Marno, dan adik istri korban Tri Sutrisno.

"Benar ini ada pelepasan police line, kita nunggu dulu polisi datang," kata Suparno, Rabu (26/8/2020).

Selain perwakilan keluarga dan pengacara, warga juga turut menyaksikan pelepasan garis polisi.

Mereka tampak membawa poster bertulisan 'hukum mati pelaku!'.

Tri Sutrisno mengaku memiliki kenangan yang tak terlupakan bersama kakaknya, Sri Handayani atau akrab disapa Handa.

Kenangan itu tak lain makan bersama saat menghadiri perayaan ulang tahun Handa.

“Momen terakhir kami itu makan bersama. Makan-makan perayaan ulang tahun mbak Handa,” urai Sutrisno.

Perayaan ulang tahun korban terjadi pada Senin (17/8/2020) di Janti, Kabupaten Klaten.

Lebih lanjut, Sutrisno menjelaskan Handa memiliki tiga saudara dan dirinya sebagai anak bungsu.

"Terakhir kenangannya itu," papar dia.(Tribunjakarta.com)




Reka Ulang keluarga Pembunuhan


Loading...