Elang Tomy : Jangan Terlibat Urusan Internal Kesultanan Cirebon

Elang Tomy : Jangan Terlibat Urusan Internal Kesultanan Cirebon
Suasana Syawalan keluarga Keraton Kasepuhan Cirebon di Astana Gunung Jati Cirebon
Editor: Epenz Hot News —Kamis, 27 Agustus 2020 10:18 WIB

Terasjabar.id - Keluarga Kesultanan Cirebon menyatakan sikap menolak penobatan Sultan Kasepuhan ke XV di Astana Gunung Jati. Pernyataan itu ditegaskan oleh Pangeran Tomy Iplaludin Dendabrata yang lebih kental disapa Elang Tomy selaku juru bicara, saat jumpa Pers di komplek Astana Gunung Jati Cirebon Senin malam (25/08-2020).

Penobatan PRA Luqman Zulkaedin sebagai Sultan Kasepuhan ke XV yang diagendakan hari Minggu 30 Agustus 2020 itu, rencananya, akan dilaksanakan berbarengan dengan 40 hari wafatnya almarhum PRA Arief Natadiningrat Sultan Kasepuhan ke XlV.

(Inilah komplek Keraton Kasepuhan Cirebon, yang saat ini diperebutkan oleh 3 pihak yang saling klaim)

Namun, sebelum acara penobatan yang tinggal menghitung hari lagi, ternyata mendapat penolakan dari Keluarga Besar Kesultanan Cirebon.

Keluarga besar Kesultanan Cirebon yang berasal dari Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan dan Mertasinga, menyatakan sikap menolak penobatan anak ke dua almarhum Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat.

Penolakan didasari bahwa keturunan Almarhum Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat, bukan keturunan langsung Syech Syarief Hidayatullah Sunan Gunung Jati. Sehingga keluarga besar Kesultanan Cirebon sepakat menolak penobatan PRA Luqman Zulkaedin sebagai Sultan Keraton Kasepuhan ke XV.

Juru bicara Keluarga Besar Kesultanan Cirebon Pangeran Patih Tomy Iplaludin Dendabrata yang biasa disapa Elang Tomy menjelaskan, sejarah Cirebon Peteng sudah dibuka, maka sudah menjadi kewajiban anak cucu Sunan Gunung Jati, untuk meluruskan garis keturunan langsung.

"Sudah menjadi kewajiban kami, untuk meluruskan sejarah keturunan Sunan Gunung Jati dan saat ini waktunya sejarah Cirebon Peteng kami buka," ungkapnya.

Pangeran Patih Keraton Kacirebonan Pangeran H. Tomy Iplaludin Dendabrata melanjutkan, Keluarga Besar Kesultanan Cirebon, tidak bertanggung jawab atas penobatan Luqman Zulakaedin sebagai Sultan Kasepuhan.

"Kami keluarga Kesultanan Cirebon menyatakan bahwa kami keturunan Kesultanan Cirebon yang garis keturunan langsung dari Syech Syarief Hidayatullah Sunan Gunung Jati Cirebon berkewajiban meluruskan nasab Syech Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati", Ujarnya.

Keluarga Besar Kesultanan Cirebon meminta kepada Pemerintah RI, untuk tidak terlibat dan tidak berpihak dalam urusan internal keluarga besar Kesultanan Cirebon, tegasnya.

(Suasana Syawalan keluarga Keraton Kasepuhan Cirebon di Astana Gunung Jati Cirebon)

Sementara itu, Walikota Cirebon Nasrudin Azis melakukan mediasi mempertemukan tiga pihak yang saling klaim, atas hak menduduki tahta Keraton Kasepuhan. Hal ini guna meredam konflik kepentingan jelang penobatan Putra Mahkota Pangeran Raja Luqman Zulkaedin menjadi Sultan Sepuh XV. Mediasi berlangsung tertutup di makodim Cirebon dihadiri Dandim 0614 Cirebon Letkol Inf Herry Indiyanto dan Kapolres Cirebon AKBP Syamsul Huda.

Ketiga pihak yang memenuhi undangan yaitu, 1.Pangeran Luqman Zulkaedin, 2. Kelompok Raharjo Djali keturunan Sultan Sepuh XI Aluda Tajul Arifin yang mengankat dirinya sendiri sebagi 'Polmak' (pejabat sementara) dan 3. Jelompok Santana Kadultanan Cirebon (SKC) yang dimotori Raden Heru Nursyamsi alias Pangeran Kuda Putih (PKP). Para santana/ turunan sinuwun Sunan Gunung Jati (SGJ) didukung oleh sejumlah Ulama Pesantren dan tokoh masyarakat keturunan Sunan Gunung Jati.

(H WAWAN JR)

Keluarga Kesultanan Cirebon Sultan Kasepuhan ke XV Astana Gunung Jati Elang Tomy


Loading...