Gegara Lama Tak Masuk Sekolah dan Belajar di Rumah, 7 Siswa SMP dan SMA di Lombok Putuskan Menikah

Gegara Lama Tak Masuk Sekolah dan Belajar di Rumah, 7 Siswa SMP dan SMA di Lombok Putuskan Menikah
Tribunjabar.id
Editor: Malda Hot News —Rabu, 26 Agustus 2020 09:15 WIB

Terasjabar.id - Tak sedikit, siswa mengeluh karena berada di rumah dan terlalu lama tak belajar di sekolah. 

Para siswa merasa bosan dan tak senang dengan program belajar di rumah yang diterapkan pemerintah selama masa pandemi tersebut.

Bahkan sejumlah siswa SMP dan SMA di Lombok Timur memutuskan menikah saja lantaran terlalu lama belajar di rumah.


Hal tersebut dibenarkan Kepala Seksi Pendidikan Madrasah (Penmad) Kementerian Agama (Kemenag) Lombok Timur Arqom.

Menurutnya, bahwa salah satu alasan tujuh siswa menikah karena terlalu lama tidak masuk sekolah.

Adapun para siswa diminta belajar dari rumah sejak Maret karena pandemi Covid-19.

"Ya di samping alasan itu (tidak masuk sekolah), ada faktor lain yang menyebabkan pernikahan dini," kata Arqom saat dihubungi, Selasa (25/8/2020).

Faktor lainnya, kata Arqom karena para siswa suka sama suka.

Sebanyak tujuh siswa yang menikah itu terdiri dari lima siswa MA dan dua siswa MTs.

Mereka berasal dari Kecamatan Aik Mal dan Wanasaba.

Diakui Arqom bahwa di wilayah tersebut memang kerap terjadi pernikahan dini sehingga dua wilayah itu menjadi wilayah binaan Kemenag dalam pencegahan pernikahan usia dini.

Pembinaan yang dilakukan dengan tetap melakukan sosialisasi, penyuluhan tentang pernikahan dini.

Namun, selama Covid-19, kegiatan tersebut tertunda.

Menurut Arqom angka pernikahan dini di sekolah madrasah lebih rendah dari pada sekolah umum yang mencapai belasan kasus.

"Lebih banyak siswa sekolah umum, kalau tidak salah mencapai 18 orang," kata Arqom.

Sementara itu Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3KB) Lombok Timur Asrul Sani mengatakan, tren kasus pernikahan dini meningkat setiap tahunnya.

"Kasus pernikahan anak setiap tahun terjadi, tidak hanya masa Covid-19, tetapi ada peningkatan periode yang sama dibandingkan tahun lalu. Tahun lalu 19 kasus yang dilaporkan ke kami, saat ini sampai Juli sudah 15 kasus," kata Asrul saat dhubungi.

Menurut Asrul ada beberapa faktor yang menyebabkan pernikahan dini, di antaranya ekonomi dan hamil di luar nikah.

"Terlepas ada Covid atau tidak, untuk alasan banyak faktor, ada suka sama suka, accident, alasan ekonomi, dan faktor lainnya," ucap Asrul.

(Tribunjabar.id)


Sekolah Belajar Rumah SMP Lombok Menikah


Loading...