Marah-marah Jelang Azan Magrib, Anak Pak RT Tewas Kena Sobekan Pisau Beracun

Marah-marah Jelang Azan Magrib, Anak Pak RT Tewas Kena Sobekan Pisau Beracun
Tribunjakarta
Editor: Malda Hot News —Rabu, 19 Agustus 2020 09:53 WIB

Terasjabar.id - Datang bertamu jelang azan Magrib sambil marah-marah hingga pecahkan kaca, anak pak RT tewas kena sobekan pisau beracun.

Sempat Arief Setiawan dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Palembang, Sumatera Selatan.

Namun, nyawanya tak tertolong karena betis kirinya banyak mengeluarkan darah.

Beredar kabar, Arief datang untuk menagih utang motor senilai Rp 7 juta yang sudah digadaikan oleh Yulius Saputra (27).

Sekira delapan jam setelah kematian pria 28 tahun itu, polisi menangkap Yulius di mobil travel tujuan Baturaja dari kawasan 7 Ulu Palembang.

"Tapi, karena tersangka ini melawan terpaksa kita lakukan tindakan tegas," ungkap Kapolsek Kemuning AKP Alfredo Hidayat, Selasa (18/8/2020).

Menurut Alfredo, penyidik menduga senjata tajam yang dipakai Yulius untuk menghabisi Arief beracun.

"Diduga sajam yang digunakan tersangka sudah ada racunnya. Tapi itu akan kami selidiki lebih lanjut," ujarnya.

Ia menjelaskan, Yulius masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) di wilayah Polsek Kemuning.

"Dari hasil pemeriksaan percakapan di handphone miliknya, tersangka ini juga diduga terlibat dalam pengedaran narkoba"

"Untuk itu akan kami tindaklanjuti dengan tes urine terhadap tersangka," ujarnya.

Pembelaan Yulius

Yulius perlahan menceritakan duduk perkara sampai ia mengibaskan pisau dan menusuk karibnya itu.

Rumah Arief dan Yulius di Jalan Rimba Kemuning berdekatan, terpisah sekitar 200 meter.

Ia mengaku sangat terkejut Arief datang pada Senin petang dan langsung emosi saat menggedor pintu rumahnya.

"Dia mengamuk datang ke rumah aku. Aku tidak tahu masalahnya apa," cerita Yulius sambil menahan perih karena luka tembak di kakinya.

"Kuteriaki maling langsung marah dia. Dipecahkannya kaca rumahku," sambung Yulius.

Seketika itu dari dalam rumah Yulius mengambil pisau dan keluar menusuk Arief.

"Saya kesal karena dia seperti itu," begitu katanya.

Residivis kasus penggelapan motor dan handphone ini sempat menelepon pamannya.

Sang paman menyarankan keponakannya itu segera kabur untuk menghindari kejaran pihak kepolisian.

Yulius memilih kabur ke Baturaja, ibu kota Kabupaten Ogan Komering Ulu, tempat kerabatnya tinggal.

"Paman saya sarankan supaya saya langsung lari sudah membunuh semalam."

"Jadi saya pikirannya mau ke OKU saja, ke tempat keluarga," ujarnya.

Ia membantah punya utang dengan Arief.

Motor yang disebut-sebut sebagai pangkal masalah sudah tak ada lagi padanya.

tribunnews
Jenazah Arief Setiawan selesai disalatkan di Masjid Nur Iman, Jalan Rimba Kemuning, Palembang, Selasa (18/8/2020). (Tribun Sumsel/Shinta Dwi Anggraini)

"Saya tidak ada utang dengan dia. Motornya juga ada sama dia, bukan sama saya."

"Tapi tiba-tiba dia datang ke rumah sambil teriak dan marah-marah," aku Yulius.

Ahmad Suhandi tampak sedih anaknya meninggal dibunuh Yulius.

Ketua RT 005/RW 003 itu tak tahu menahu apakah utang menjadi penyebab keributan hingga berujung sang putra tewas.

"Saya tidak tahu apa masalah mereka. Tapi mereka memang sudah berteman sejak dulu," ungkap Suhandi.

Ia menyerahkan kasus ini ke pihak kepolisian.

Harapan Suhandi, polisi memberikan hukuman setimpal kepada pembunuh Areif.

Suhandi segera berlalu dari Masjid Nur Iman setelah mensalatkan jenazah Arief untuk kemudian memakamkannya.

tribunnews
Yulius Saputra (27 tahun), warga Kemuning Palembang ditangkap polisi karena membunuh temannya diduga menggunakan pisau beracun, Selasa (18/8/2020). (Tribun Sumsel/Shinta Dwi Anggraini)

Penyidik Polsek Kemuning menjerat Yulius Pasal 351 ayat (3) KUHPidana dengan ancaman pidana paling lama tujuh tahun penjara.

Dengan kasus ini, Yulius kembali masuk penjara kali kelima.

(Tribunjakarta.com)


Azan Magrib RT Tewas Sobekan Pisau Beracun


Loading...