Dipercaya Bawa Hoki Nomer Ponsel Ini Terjual Dengan Harga Lebih Dari 4,3 Miliar Rupiah

Dipercaya Bawa Hoki Nomer Ponsel Ini Terjual Dengan Harga Lebih Dari 4,3 Miliar Rupiah
Gelora.co
Editor: Malda Hot News —Senin, 17 Agustus 2020 10:46 WIB
Terasjabar.id - Beberapa orang mungkin memerlukan waktu beberapa saat ketika memutuskan untuk membeli sebuah nomor ponsel. Karena sebagian percaya bahwa kombinasi angka yang tepat bisa membawa keberuntungan dalam kehidupan, termasuk kombinasi nomor ponsel.

Hal ini terjadi di negara tirai bambu China. Sebuah nomor ponsel yang dipercaya bisa membawa keberuntungan terjual dengan harga 2,25 juta yuan (300 ribu dolar AS) atau sekitar 4,4 Miliar rupiah lebih dalam sebuah lelang online.

Nomor 'keberuntungan' itu terjual setelah ratusan orang bersaing secara ketat untuk mendapatkan hak menggunakan rangkaian angka yang disebut-sebut bisa membawa keberuntungan, seperti dikutip dari AFP, Minggu (16/8).

Angka tersebut diakhiri dengan 58, sebuah kombinasi yang banyak dicari di China karena kata "delapan" dalam bahasa Mandarin terdengar mirip dengan kata untuk "kemakmuran".

Pengguna telepon di China, terutama perusahaan yang ingin membuat klien dan mitra bisnisnya terkesan sering kali membayar mahal untuk sebuah kombinasi angka yang dianggap beruntung.

Delapan adalah angka yang paling dicari dan sangat berharga di China sehingga upacara pembukaan Olimpiade 2008 di Beijing dimulai secara resmi pada pukul 8 lewat 8 menit pada hari ke-8 bulan Agustus, yakni bulan ke-8 dalam hitungan tahun Masehi.

Sementara itu angka 4, yang dalam bahasa Mandarin terdengar mirip dengan kata 'kematian', paling tidak disukai di China.

Pada lelang tahun 2017, sebuah nomor telepon yang diakhiri dengan angka 87 memegang rekor tertinggi di platform lelang dan terjual dengan harga 3,91 juta yuan.

Angka 7 yang bunyinya 'qi/chi', adalah angka yang melambangkan kebersamaan dan keharmonisan, karena dalam konfusianisme angka teesebut dianggap sebagai persatuan dari yin dan yang.[rmol/Gelora.co]

Nomor Ponsel Hoki China


Loading...