Presiden Prancis Kunjungi Tempat Ledakan Besar di Beirut Lebanon, Serukan Reformasi Pejabat Korup Lebanon

Presiden Prancis Kunjungi Tempat Ledakan Besar di Beirut Lebanon, Serukan Reformasi Pejabat Korup Lebanon
(Reuters Via iNews.id)
Editor: Epenz Hot News —Jumat, 7 Agustus 2020 08:18 WIB

Terasjabar.id - Presiden Prancis, Emmanuel Macron, telah tiba di Beirut, Lebanon, Kamis (6/8/2020) waktu setempat dengan membawa program bantuan setelah ledakan besar mengguncang kota pelabuhan tersebut. Macron memastikan bantuan komunitas internasional tidak akan jatuh ke tangan pejabat korup.

Macron merupakan pemimpin dunia pertama yang mengunjungi Beirut pascaledakan besar di Pelabunan Beirut, Selasa (5/8/2020) kemarin. Dashyatnya ledakan menyebabkan 150 orang meninggal dunia serta lebih dari 3.000 orang mengalami luka-luka.

Banyak warga Lebanon menyatakan kemarahan pada pemerintah atas apa yang mereka sebut sebagai "kelalaian menyebabkan ledakan besar". Mereka juga menuding insiden tersebut sebagai dampak salah urus dan korupsi di pemerintah.

Dalam kunjungannya ke Beirut kali ini, Macron menyerukan perubahan besar dari kepemimpinan Lebanon. Orang nomor satu Prancis itu juga memastikan penyaluran bantuan kemanusiaan tidak akan jatuh ke tangan pejabat korup Lebanon.

"Jika reformasi (pemerintahan) tidak segera dilakukan, Lebanon akan terus tenggelam," kata Macron dikutip dari Reuters, Jumat (7/8/2020).

"Prancis akan mengorganisr bantuan internasional bagi Lebanon. Saya bisa menjamin bantuan rekonstruksi ini tidak akan jatuh ke tangan-tangan korup."

"Saya melihat kemarahan di wajah Anda, kesedihan, rasa sakit. Inilah mengapa saya berada di sini," lanjutnya.

Sebelum ledakan besar terjadi, Lebanon tengah dilanda krisis ekonomi mengkhawatirkan. Guncangan ekonomi terjadi sejak akhir 2019. Masyarakat melakukan aksi demonstrasi karena tidak terima dengan sistem politik yang dianggap korup dan tidak kompeten.

Pada 7 Maret 2020, Libanon yang memiliki beban utang hampir 170 persen dari produk domestik bruto (PDB) mengatakan akan default alias gagal bayar pada obligasi sebesar 1,2 miliar dolar AS. Kemudian, pemerintah mengumumkan akan menghentikan pembayaran untuk semua obligasi dalam mata uang dolar pada 23 Maret 2020.

Disadur dari iNews.id

Ledakan Beirut Lebanon Trending Topic Presiden Prancis


Loading...